BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Christopher Columbus menyebut
Amerika sebagai “The New World” ketika pertama kali menginjakkan kakinya di
benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika
bukanlah sebuah “Dunia Baru”. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu
menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun
peradaban di Amerika. Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai
penemu benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta
bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di
benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus.
Secara historis umat Islam telah
memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di benua
Amerika. ''Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah
memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum
Christopher Columbus menemukannya. Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah
menjalin hubungan dengan penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus
tiba.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas tersebut munculah permasalahan dan kelompok kami
merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini, yang akan diuraikan dalam makalah.
1.
Bagaimana Muslim sebagai Penemu Benua
Amerika sebelum Crhistoper Columbus menurut Sumber-sumber dan Perspektif Muslim?
2.
Bagaimana
Muslim sebagai Penemu Amerika berdasarkan Sumber-sumber dan Perspektif Barat?
3.
Bagaimana
Muslim sebagai Penemu Amerika sebagai Hasil Pengamatan Lapangan dan Perspektif
Suku-Suku Indian di Amerika (CHEROKEE) ?
1.3 Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari dan
membahas makalah ini diharapkan pembaca dapat :
1.
Mengetahui siapa yang melakukan
pelayaran ke Amerika sebelum Crhistoper Columbus
2.
Mengetahui bagaimana Muslim sebagai
penemu Benua Amerikabaik berdasarkan sumber perspektif Muslim, sumber
perspektif Barat, dan hasil pengamatan lapangan Suku-Suku Indian di Amerika
setelah mempelajari dan membahas makalah ini
diharapkan dapat juga membantu pembaca
untuk medapatkan informasi mengenai Pelayaran sebelum Crhistoper Columbus ke
Amerika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penemu Benua Amerika sebelum Cristopher
Columbus
2.1 Muslim Sebagai Penemu Amerika
menurut Sumber-sumber dan Perspektif Muslim
Selama ribuan tahun, selalu dipersepsikan bahwa penemu Benua
Amerika adalah Christopher Colombus pada 12 Oktober 1492. Menurut versi
tersebut, ketika pertama kali menginjakkkan kakinya di daratan, dia menyangka
mendarat di semenanjung Hindia, sehingga penduduk aslinya disebut ”Indian”. Tapi
menurut versi lain, penelitian ulang yang dilakukan oleh beberapa peneliti
Barat, atau penelitian dari sumber-sumber tertulis dari kalangan Muslim, ilmuan
Muslim, ditemukan data-data baru bahwa Benua Amerika telah ditemukan oleh
penjelajah Muslim 603 tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di benua
Amerika.
Literatur yang menerangkan bahwa penjelajah Muslim sudah
datang ke Amerika sebelum Colombus, antara lain pakar sejarah dan geografer
Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain al-Masudi (871-957 M). Dalam bukunya Muruj
Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels /
Hamparan Emas dan tambang Permata), al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas
Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang penjelajah Muslim dari Cordova, Spanyol,
berhasil mencapai benua Amerika pada 889 M.
Al-masudi menjelaskan, semasa pemerintahan Khalifah Abdullah
Ibn Muhammad (888-912M) di Andalusia, Khaskhas berlayar dari Pelabuhan Delbra
(Palos) pada 889, menyeberangi lautan Atlantik hingga mencapai sebuah negeri
yang asing (al-ardh majhul). Sekembalinya dari benua asing tersebut, dia
membawa pulang barang-barang yang menakjubkan, yang diduga berasal dari benua baru
yang kemudian bernama Amerika.
Sejak itulah, pelayaran menembus Samudera Atlantik yang saat
itu dikenal sebagai ”lautan yang gelap dan berkabut”, semakin sering dilakukan
oleh pedagang dan penjelajah Muslim. Literatur yang paling populer adalah essay
Dr. Yossef Mroueh dalam Prepatory Committe for International Festivals to
Celebrate the Millenium of the Muslims Arrival to the America tahun 1996. Dalam
essay berjudul Precolumbian Muslims in America (Muslim di Amerika Pra
Colombus), Dr. Mroueh menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari Anadalusia
dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Colombus.
Pada pertengahan abad ke-10, pada masa pemerintahan Bani
Umayyah Andalusia: Khalifah Abdurrahman III (929-961M), kaum Muslimin dari
Afrika berlayar ke arah barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol menembus
“samudera yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka
kembali dengan sejumlah harLta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Dalam
pelayaran itu, ada sejumlah kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru
itu. Mereka inilah imigran Muslim gelombang pertama yang tiba di Amerika.
Masih menurut Dr. Mroueh, berdasarkan catatan sejarawan Abu
Bakr Ibnu Umar al-Gutiyya, yang hidup pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam II
(976-1009) di Andalusia, penjelajah dari Granada bernama Muhammad Ibnu Farrukh
meninggalkan pelabuhan Kadesh, Februari 999. M.Farrukh melintasi Lautan
Atlantik, mendarat di Gando (Kepulauan canary) dan berkunjung pada Raja
Guanariga. Ia melanjutkan pelayaran ke arah barat, melihat dua pulau dan
menamakannya dengan Cpraria serta Pluitana. Ia kembali ke Andalusia Mei 999 M.
Al-Syarif al-Idrisi (1099-1166), pakar Geografi dan ahli
pembuata peta, dalam bukunya Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Ekskursi
dari yang rindu mengharungi Ufuk) menulis, sekelompok pelaut Muslim dari Afrika
Utara berlayar mengharungi samudera yang gelap dan berkabut. Ekspedisi yang
berangkat dari Lisbon (Portugal) ini, dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban apa
yang ada di balik samudera itu, luasnya dan dimana batasnya, Merekapun
menemukan daratan yang penghuninya bercocok tanam.
Pelayaran melintasi samudera Atlantik dari Maroko juga
dicatat oleh penjelajah Shaikh Sayn-eddin Ali bin Fadhel al-Mazandarani.
Kapalnya melepas jangkar dari pelabuhan Tarfay di Maroko pada masa Sultan Abu
Yacoob Sidi Yossef (1286-1307M), penguasa keenam Kekhalifahan Marinid.
Rombongan ekspedisi ini mendarat di Pulau Green di Laut Karibia pada 1291.
menurut Dr. Mroueh, catatan perjalanan pelaut Maroko ini banyak dijadikan
referensi oleh ilmuan Islam pada era sesudahnya.
Sultan-sultan dari Kerajaan Mali di Afrika Barat yang
beribukota Timbuktu, juga melakukan penjelajahan hingga mendarat di benua
Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl al-Murai
(1300-1384), menulis catatan tentang geografi Timbuktu, yang waktu itu ternyata
telah menjadi kota pusat peradaban dan cukup maju di Afrika Barat.
Ekspedisi laut yang berawal dari Timbuktu, antara lain
dilakukan oleh Sultan Abu Bakari I (1285-1312M) yang merupakan saudara dari
Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337M). Sultan Abu Bakar I melakukan dua kali
ekspedisi menembus Lautan Atlantik dan mendarat di Amerika. Bahkan, penguasa
Afrika Barat ini sempat menyusuri sungai Missisippi, dan mencapai pedalaman
Afrika Tengah antara tahun 1309-1312. Selama berada di benua baru ini, para
eksplorer ini tetap berkomunikasi dengan bahasa Arab dengan penduduk setempat.
Dua abad kemudian tepatnya tahun 1513, penemuan benua Amerika ini diabadikan
dalam peta berwarna yang disebut Piri Re’isi. Peta ini dipersembahkan kepada
Khalifah Ottoman, Sultan Selim I, tahun 1517 di Turki. Peta ini berisi
informasi akurat tentang belahan bumi bahagian barat, Amerika Selatan, dan
pesisir pantai Brasil. Piri sendiri sebenarnya merupakan nama seorang pejabat
laut sekaligus pembuat peta kerajaan Turki Utsmani, yang berbakti pada kerajaan
Turki Utsmanimasa pemerintahan Sultan Salim (1512-1520) sampai pemerintahan
Sultan Sulaiman al-Qanuny (1520-1566). Gelaran ”Reis” (berasal dari bahasa Arab
Raais, yang berarti panglima atau Pimpinan), diberikan pada Piri setelah yang
bersangkutan memenangkan peperangan laut melawan Bendeqia.
2.2 Muslim
sebagai Penemu Amerika berdasarkan Sumber-sumber dan Perspektif Barat
` Pertama, dalam bukunya Saga America
(New York, 1980), Dr. Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa berkebangsaan
Selandia Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti detail bahwa
berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari Afrika Utara
dan Barat di beua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian Pima dan
Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab.
Di negara bahagian Inyo dan
California, Dr. Barry menemukan beberapa kaligrafi Islam yang ditulis dalam
bahasa Arab salah satunya bertuliskan ”Yesus bin Maria” yang artinya ”Isa anak
Maria”. Kaligrafi ini dapat dipastikan datang dari ajaran Islam yang hanya
mengakui nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan. Dr. Barry
menyatakan bahwa usia kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia Negara
Amerika Serikat.
Bahkan lebih lanjut, Dr. Barry menemukan reruntuhan, sisa-sisa peralatan,
tulisan, digram, dan beberapa ilustrasi pada bebatuan untuk keperluan
pendidikan di Sekolah Islam. Tulisan, diagram dan ilustrasi ini merupakan mata
pelajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi dan navigasi laut. Semuanya
ditulis dalam tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara.
Penemuan sisa-sisa sekolah Islam ini ditemukan dibeberapa
lokasi seperti di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon
Washoe, Hickison Summit Pas (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley
(New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana). Sekolah-sekolah Islam ini diperkirakan
berfungsi pada tahun 700-800 M. Keterangan yang sama juga ditulis olh Donald
Cyr dalam bukunya yang berjudul Exploring Rock Art (Satna barbara, 1989).
Kedua, dalam bukunya Africa and the Discovery of America
(1920), pakar sejarah dari Harvard University, Loe Weiner, menulis bahwa
Colombus sendiri sebenarnya juga mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang
tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan, termasuk Canada. Tapi
tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan memperbudak penduduk asli
Amerika, umat Islam datang untuk berdagang, berasimilasi dan melakukan
perkawinan dengan orang-orang India suku Iroquis
dan Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan
Pantai Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri diatas bukit dengan
indahnya. Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba,
Mexico, Texas dan Nevada.
Ketiga, John Boyd Thacher dalam, bukunya Christopher
Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan bahwa Colombus telah
menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat
Cibara, bahagian tenggara pantai Cuba, ia menyaksikan mesjid di atas puncak bukit
yang indah. Sementara itu, dalam rangkaian penelitian antropologis, para
antropolog dan arkeolog memang menemukan reruntuhan beberapa masjid dan
menaranya serta ayat-ayat al-Qur’an di Cuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in Early
North and South America, yang diterbitkan penerbit Al-Ittihad, Juli 1977, halaman
60 menyebutkan, para antropolog yang melakukan penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah
Mississipi dan Arizona. Psasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim
pertama tersebut juga membawa gajah dari Afrika.
Sedangkan Ivan Van Sertima, yang dikenal karena karyanya
They Came Before Colombus, menemukan
kemiripan arsitrektur bangunan penduduk asli Amerika dengan kaum Muslim Afrika.
Sedang dalam bukunya yang lain African Presence in Early America, juga
menegaskan tentang telah adanya pemukiman Muslim Africa sebelum kehadiran
Colombus di Amerika.
Kelima, ahli sejarah Jerman, Alexander Von Wuthenan juga
memberikan bukti bahwa orang-orang Islam sudah berada di Amerika tahun 300-900
M. Artinya, umat Islam sudah ada di Amertika, paling tidak setengah abad
sebelum Colombus lahir. Bukti berupa
ukiran kayu berbentuk kepala manusia yang mirip dengan orang Arab diperkirakan
dipahat tahun 300 dan 900 M. Beberapa ukiran kayu lainnya diambil gambarnya dan
diteliti, ternyata memiliki kemiripan dengan orang Mesir.
Keenam, salah satu buku karya Gavin Menzies, seorang bekas
pelaut yang menerbitkan hasil penelusurannya, menemukan peta empat pulau di
Karibia yang dibuat pada tahun 1424 dan ditandatangani oleh Zuanne Pissigano,
kartografer dari Venezia, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Peta
ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Colombus mendarat di Amerika. Dua pulau
pada peta ini kemudian diidentifikasi sebagai Puertorico dan Guadalupe.
Henry Ford dalam bukunya The Complete International Jew,
terdapat cuplikan yang menjelaskan bagaimana kondisi riil Umat Islam pada akhir
kekuasaan Islam di Spanyol, yang mengalami penyiksaan yang sangat luar biasa,
dan bagaimana dari penyiksaan tersebut akhirnya ada yang melarikan diri bersama
rombongan Colombus ke Amerika. Dalam buku tersebut dapat disarikan sebagai
berikut :
Perjalanan Colombus dimulai 3 Agustus 1492, sehari setelah
jatuhnya Granada, benteng terakhir umat Islam di Spanyol. Dalam pertarungan
hidup-mati itu, 300 ribu orang Yahudi diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand
yang Kristen. Selanjutnya, dalam buku tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan
penggalanagan dana oleh kaum Yaahudi untuk mendukung perjalanan Colombus dan
pada hakekatnya juga pelayaran bagi pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika. Tapi
ada bahagian informasi yang sengaja
tidak dipublikasikan, yakni bahwa Colombus membawa dua kapal, yakni kapal Pinta
dan Nina. Kedua kapal ini dibantu oleh nakhoda Muslim bersaudara. Martin Alonso
Pinzon menakhodai kapal Pinta, dan Vicente Yanex Pinzon menakhodai kapal Nina.
Keduanya menggunakan Spanyol namun keduanya sebenarnya masih keluarga Sultan
Maroko Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang menguasai kekhalifahan Marinid
(1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan dalam buku karya John Boyd
Thacher, Christopher Colombus, New York, 1950.
2.3 Muslim
sebagai Penemu Amerika sebagai Hasil Pengamatan Lapangan dan Perspektif
Suku-Suku Indian di Amerika (CHEROKEE)
Hari ini, kalau kita membuka peta Amerika paling mutakhir
buatan Rand McNally dan mencermati nama-nama tempat. Hampir di semua bagian
benua ini akan ditemukan jejak-jejak umat Islam jauh sebelum Colombus. Di
tengah kota Los Angeles misalnya, terdapat kawasan Alhambra, teluk El-Morro dan
al-Amitos serta nama-nama kawasan seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin,
Albany, Al-Cazar, Alameda, Alomar, al-Mansor, Almar, Alva, Amber, Azuredan La
Habra.
Di bahagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illionis
terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma. Di
negara bagian Washington ada kota Salem. Di Karibia (berasal dari bahasa Arab
Qariiban) dan Amerika Tengah terdapat kawasan bernama Jamaika, Pulau Cuba (dari
kata Quba) dengan ibukotanya Havana (dari La-Habana). Juga nama-nama pulau
Grenada, Barbados, Bahama dan Nassau.
Di Amerika Selatan terdapat nama kota seperti Cordova (di
Argentinma), Al-Cantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina).
Selanjutnya , ada nama-nama pegunungan seperti Appalachian (Afala-che) di pantai
timur dan pegunungan Absarooka (Abshaaruka) di pantai barat. Kota besar di
negara bagian Ohio yang terletak di muara sungai Wabash yang panjang dan
meliuk-liuk bernama Toledo, nama Universitas Islam ternama pada masa kejayaan
Islam di Andalusia.
Menurut Dr. Youssef Mroueh, hari ini di Amerika Utara
terdapat 565 nama tempat, baik nergara bagian, kota, sungai, gunung, danau dan
desa yang diambil dari nama Islamatau nama dengan akar kata dari bahasa Arab.
Selebihnya, sebanyak 484 nama terdapat di Amerika Serikat dan 81 di Kanada.
Nama-nama ini diberikan oleh penduduk asli yang telah ada sebelum Colombus
menginjakkan kaninya di Amerika.
Dr. A. Zahoor juga menulis bahwa nama negara bagaian seperti
Alabama berasal dari kata Allah Bamya. Nama negara bagian Arkansas berasal dari
kata Arkan-Sah dan Tenesse dari Tanasuh. Demikian njuga nama kota besar seperti
Tallahassee di Florida, berasal dari bahasa Arab yang artinya ”Allah akan
menganugerahkan sesuatu dikemudian hari”.
Dr. Mroueh juga menulis, beberapa nama yang dicatatnya
merupakan nama kota suci seperti Mecca di Indiana. Medina merupakan nama paling
populer di Amerika. Medina terdapat di Idaho, Medina di New York, Medina dan
Hazen di North Dakota. Medina di Ohio, Medina di Tenesse. Medina di Texas
dengan penduduk 26 ribu jiwa. Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di
Illionis, Moda di Utah dan Arva di Ontario Canada.
Ketika Colombus mendarat di
kepulauan Bahama, 12 Oktober 1492, pulau itu sudah diberi nama Guanahani oleh
penduduknya. Guanahani berasal dari kata Arab ikhwana (saudara), kemudian
dibawa ke bahasa Mandika (kerajaan Islam di barat Afrika) yang berarti ”tempat
keluarga Hani bersaudara”. Tapi kemudian Colombus secara ”seenaknya” memberinya
nama San Salvador, dan merampas pulau ini dari pemilik awalnya.
Hari ini, seandainya kita mengunjungi Washington, dan sempat
mengunjungi Perpustakaan Kongres (Library of Congress), dan meminta arsip
perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan Suku Indian Cherokee, salah satu
suku terkemuka Indian, tahun 1787. Di arsip tersebut secara fakta akan
ditemukan tandatangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak and
Muhammad Ibn Abdullah. Nama suku Cherokee sendiri diperkirakan berasal dari
bahasa Arab Sharkee. Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee
untuk melangsungkan keberadaannya dalam bidang perdagangan dan pemerintahan
suku yang ternyata didasarkan pada hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan
kebiasaan berpakaian wanita suku Cherokee yang menutrup aurat, sedangkan kaum
lelakinya memakai turban (sorban) dan gamis hingga sebatas lutut.
Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan
suku Cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir
Cherokee sebelum akhirnya secara perlahan punah atau dipunahkan dari daratan
Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadhan Ibn Wati.
Mengenai aksara Cherokee yang kemudian diteliti, digali dan
dihidupkan kembali oleh seorang tokoh Cherokee modern bernama Sequoyah, adalah
terdapatnya kemiripan antara aksara Cherokee yang disebut Syllabari dengan
aksara Arab . Bahkan beberapa pahatan peninggalan lama Cherokee di Nevada,
ternyata mempunyai kemiripan dengan aksara Arab.
Yang lebih mengherankan adalah, ternyata keterkaitan Islam/Arab
tidak hanya dengan Suku Cherokke, tapi juga dengan suku-suku Indian lainnya,
seperti Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa,
Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu dan Zuni. Beberapa kepala suku Indian juga
mengenakkan tutup kepala khas orang Islam. Misalnya kepala suku Chippewa,
Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux,
Winnebago dan Yuchi. Hal ini dibuktikan pada foto-foto antara tahun 1835 hingga
1870.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat
disimpulkan bahwa Christoper Columbus bukanlah orang pertama yang menemukan
benua Amerika, melainkan orang-orang Muslim yang telah telah menginjakkan kaki
dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus.
3.2 Kritik
dan Saran
Penulisan makalah yang
berjudul Pelayaran sebelum Crhistoper Colubus ke Amerika ini masih jauh
dari sempurna. Kami dari kelompok 2 mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar pada penyusunan berikutnya semakin baik. Semoga penyusunan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Daftar
Pustaka
http://www.facebook.com/notes/misteri-keajaiban-alam/islam-sudah-datang-ke-amerika-lama-sebelum-christopher-columbus/251936101494093
http://sejarah.kompasiana.com/2012/11/12/penjelajah-muslin-penemu-benua-amerika-sebelum-colombus-508449.html
Cincotta, Howard. 1950. Garis Besar Sejarah Amerika. Lembaga
Penerangan Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar