Rabu, 28 November 2012

Peristiwa Front Langkan, Banyuasin III

Diposting oleh Unknown di 21.58

Monumen Front Langkan

Lanjut yukss...
  • Terbentuknya Front Langkan sangat erat hubungannya dengan peristiwa Pertempuran lima hari lima malam dikota Palembang tanggal 1 januari – 5 januari 1947. Untuk menghindari jatuh korban yang lebih banyak, maka beberapa kali diadakan perundingan antara pihak Indonesia dan pihak Belanda di Palembang.
  • Tercapai persetujuan penghentian tembak menembak (cease fire).
  • Didalam point kesepakatan bahwa Tentara Republik Indonesia (TRI) harus keluar dari kota Palembang dan Talang Betutu sejauh 20 KM, termasuk juga pasukan Batalyon 30 Resimen 17 di Front Talang Betutu yang dipimpin oleh Kapten Animan Achyat. Pada waktu itu Batalyon 30 Resimen 17 bertugas memutuskan hubungan serta menghambat dan mengganggu konvoi pasukan Belanda yang mensupplay bahan-bahan makanan termasuk air dan BBM dari kota Palembang ke lapangan terbang Talang Betutu.
  • Menurut perhitungan pihak TRI bahwa jarak 20 KM dari Talang Betutu adalah sekitar Musi Landas. Sehingga semua pasukan termasuk Batalyon 30 Resimen 17 dan laskar-laskar diperintahkan mundur dan berkumpul di Musi Landas. Jadi Musi Landas dijadikan garis pertahanan TRI dan Laskar, karena pada waktu itu belum ada badan/komisi Arbitrase yang menentukan jarak 20 KM tersebut.
  • Rupanya pihak Belanda tidak mau menerimanya, akibatnya pada tanggal 15 Januari 1947 sekitar jam 07.00 pagi pihak Belanda melakukan serangan secara mendadak kepada pasukan TRI di Musi Landas, sehingga pertempuran tidak bisa dihindari lagi. Pasukan TRI melakukan perlawanan dengan cara menembak sasaran yang tepat sambil mundur kearah desa Langkan, sedang pihak Belanda dengan menggunakan persenjataan modern dengan amunisi yang tidak terbatas menyerang pasukan TRI dengan tembakan tanpa sasaran, ternyata serangan tersebut adalah untuk mengusir pasukan TRI dari Musi Landas yang menurut mereka kurang dari 20 KM dari lapangan terbang Talang betutu. Dalam pertempuran ini tidak ada yang menjadi korban, hanya kerugian barang-barang infentaris Batalyon 30 Resimen 17 yang tertinggal di Musi Landas.
  • Pada tanggal 15 pebruari 1947 dusun Langkan ditetapkan menjadi front terdepan garis pertahanan Indonesia oleh Komandan Batalyon 30 Resimen 17, dikarenakan letak dusun langkan pada waktu itu menyimpang masuk kedalam sekitar 2 KM dari jalan raya Palembang-Sekayu. Pada waktu itu di dusun Langkan terdiri dari 10 buah rumah limas cagak dari kayu dan semua rumah rakyat itu dipakai oleh pasukan TRI dan sebuah rumah dipakai sebagai dapur umum pasukan.
  • Front Langkan ini dipertahankan oleh pasukan seksi istimewa. Ditunjuk sebagai seksi istimewa Letnan Muda A. Kosim Dahayat dengan wakilnya OM Muksin Syamsuddin.
  • Untuk mempertahankan daerah langkan dari serangan Belanda maka di buatlah 2 kubu pertahanan yang masing-masing :
  1. Pertahanan minyak atau pertahanan palsu, gunanya untuk menghambat pasukan pihak Belanda yang akan maju menyerang Pasukan TRI. Pertahanan ini semua orang yang lalu lalang dan masyarakat sekitar mengetahui bahwa pertahanan pasukan ada disini, terutama sekali pihak mata-mata Belanda. Pertahanan ini letaknya dibelakang garis pertahanan yang sebenarnya, jaraknya sekitar 500 meter, tepatnya berlokasi didekat danau tepian mandi ketika itu.
  2. Pertahanan yang sebenarnya atau Asli adalah pertahanan yang akan dipergunakan untuk bertahan, kubu pertahanan ini sangat dirahasiakan dan tersembunyi dari masyarakat umum dan lalu-lalang orang, siapapun yang berani melintasi daerah sekitar pertahanan ini harus dilenyapkan. Bentuk pertahanan ini terdiri dari galian tanah bentuk lubang perlindungan dan lubang komando antar regu. Dalam lubang ini 1 meter dan lebar 50 cm panjangnya 100 meter dari kiri kanan jalan raya palembang-sekayu. Pada bagian depan lubang pertahanan ini dipasang kawat berduri setinggi tiarap sebagai brikade sejauh 10 meter maju kedepan garis lubang pertahanan. Pada badan jalan raya Palembang-Sekayu diputuskan dan tanahnya digali, dibuat berupa lubang pertahanan anti tank baja. Pada sekitarnya ditanami berupa rumput-rumput yang menjalar sehingga terkesan bahwa disekitar ini tidak ada pertahanan lubang anti tank.
• Pada tanggal 17 juli 1947 untuk menghadapi agresi Belanda maka Batalyon 30 Resimen 17 mengadakan perubahan dan penyegaran, yaitu perubahan nama dari Tentara Republik Indonesia (TRI) menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Perubahan dari Batalyon 30 Resimen 17 menjadi Batalyon 30 Resimen 45Brigade pertempuran, Penggantian komandan Batalyon dari Kapten Animan Achyat kepada Kapten Usman Bakar merangkap jabatan komandan sektor III kiri Musi Banyuasin dan Pendopo area.
• Pada tanggal 21 Juli 1947 pada hari ketiga ramadhan, lebih kurang jam 06.00 pagi, Belanda mulai melancarkan agresinya dengan melakukan serangan besar-besaran ke Front Langkan yang didahului oleh tembakan meriam Gawetser dari jarak jauh. Mendengar tembakan tersebut pasukan TNI segera menempati posisi masing-masing, dan pada akhirnya terjadi perang secara frontal antara pasukan TNI dengan pasukan Belanda. Pasukan TNI yang bersenjata Jukikanju melawan pasukan Belanda yang terdiri dari serangan udara, pasukan darat, pasukan tank dan senjata berat berupa meriam Gawetser.
• Pada peristiwa pertempuran yang sengit tersebut, perbandingan persenjataan serta peralatan tempur pasukan TNI tidak seimbang, namun banyak serdadu Belanda yang gugur, karena motto pasukan TNI adalah satu butir peluru yang ditembakkan sama dengan satu orang musuh. Melihat keadaan tersebut, maka Belanda mendatangkan lagi bala bantuan untuk menambah pasukan.
• Untuk menembus pertahanan TNI dari arah depan, maka pihak Belanda mengalihkan serangannya kearah sayap kanan dari garis pertahanan TNI dengan taktik untuk memblokade pasukan TNI, akhirnya pasukan TNI kewalahan dan akhirnya komandan Usman Bakar menyerukan pasukan untuk mundur menuju desa Pangkalan Panji sekitar jam 15.00 sore. Sambil pasukan mundur dibakarlah pertahanan minyak yang dipompa dari keluang sehingga danau tempat pemandian menjadi seperti lautan api, tujuannya hanya untuk menghambat kemajuan pasukan Belanda dan agar pasukan TNI tidak kucar-kacir sambil mundur. Pada malam itu pihak musuh belum berani maju melintasi pertahanan di Front Langkan karena satu regu selaku regu pengawal ditempatkan di desa Langkan.
• Dalam perang ini pasukan Batalyon 30 Resimen 45 kehilangan dua orang, yaitu :
1. Sersan satu Yusuf Jepang yang bertugas menembakkan senapan
Jukikanju hasil rampasan gudang senjata Jepang di Pendopo.
2. Kopral A. Hamid
• Dari dusun Pangkalan Panji, pasukan TNI terus mundur kedusun Pangkalan Balai dan terus mundur ke dusun Seterio. Sampai didesa Seterio hari sudah siang dan pasukan TNI beristirahat, tetapi saat pasukan TNI sedang beristirahat di dusun Seterio tiba-tiba kapal terbang milik Belanda berputar-putar diatas dusun Seterio dan dengan gencarnya kapal terbang ini menembaki pasukan TNI yang sedang beristirahat, sehingga pasukan TNI terpaksa berlindung dibawah rumah penduduk dan dibawah kayu besar, lebih kurang 2 putaran kapal terbang milik Belanda menembaki pasukan TNI tanpa mendapat perlawanan dari pasukan TNI.
• Setelah aman dari kapal terbang, pasukan TNI terus mundur ke dusun Lubuk Lancang, setibanya di Lubuk Lancang pasukan TNI membuat lubang pertahanan dibukit-bukit Lubuk Lancang. Belum selesai menggali lubang pertahanan sudah datang lagi kapal terbang musuh, berputar-putar berkeliling menembaki pasukan TNI, pada saat itu TNI tidak bisa berbuat apa-apa, hanya berlindung dalam lubang galian dan bersembunyi dibawah batang kayu besar. Setelah keadaan aman dan kapal terbang sudah pergi, pasukan TNI terus mundur ke Betung dan Epil. Perjalanan mundur pasukan TNI yang diiringi tembakan dari kapal terbang Belanda tidak membuat gentar TNI walaupun tidak dapat membalas serangan tersebut.
• Dalam pertempuran di front langkan antara pasukan TNI dan pasukan Belanda banyak serdadu Belanda yang gugur dan menjadi kenangan pahit yang sulit untuk dilupakan, oleh karena itu pasukan Belanda menamakan pasukan TNI yang ada di langkan dengan nama Setan Langkan.




0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 28 November 2012

Peristiwa Front Langkan, Banyuasin III

Diposting oleh Unknown di 21.58

Monumen Front Langkan

Lanjut yukss...
  • Terbentuknya Front Langkan sangat erat hubungannya dengan peristiwa Pertempuran lima hari lima malam dikota Palembang tanggal 1 januari – 5 januari 1947. Untuk menghindari jatuh korban yang lebih banyak, maka beberapa kali diadakan perundingan antara pihak Indonesia dan pihak Belanda di Palembang.
  • Tercapai persetujuan penghentian tembak menembak (cease fire).
  • Didalam point kesepakatan bahwa Tentara Republik Indonesia (TRI) harus keluar dari kota Palembang dan Talang Betutu sejauh 20 KM, termasuk juga pasukan Batalyon 30 Resimen 17 di Front Talang Betutu yang dipimpin oleh Kapten Animan Achyat. Pada waktu itu Batalyon 30 Resimen 17 bertugas memutuskan hubungan serta menghambat dan mengganggu konvoi pasukan Belanda yang mensupplay bahan-bahan makanan termasuk air dan BBM dari kota Palembang ke lapangan terbang Talang Betutu.
  • Menurut perhitungan pihak TRI bahwa jarak 20 KM dari Talang Betutu adalah sekitar Musi Landas. Sehingga semua pasukan termasuk Batalyon 30 Resimen 17 dan laskar-laskar diperintahkan mundur dan berkumpul di Musi Landas. Jadi Musi Landas dijadikan garis pertahanan TRI dan Laskar, karena pada waktu itu belum ada badan/komisi Arbitrase yang menentukan jarak 20 KM tersebut.
  • Rupanya pihak Belanda tidak mau menerimanya, akibatnya pada tanggal 15 Januari 1947 sekitar jam 07.00 pagi pihak Belanda melakukan serangan secara mendadak kepada pasukan TRI di Musi Landas, sehingga pertempuran tidak bisa dihindari lagi. Pasukan TRI melakukan perlawanan dengan cara menembak sasaran yang tepat sambil mundur kearah desa Langkan, sedang pihak Belanda dengan menggunakan persenjataan modern dengan amunisi yang tidak terbatas menyerang pasukan TRI dengan tembakan tanpa sasaran, ternyata serangan tersebut adalah untuk mengusir pasukan TRI dari Musi Landas yang menurut mereka kurang dari 20 KM dari lapangan terbang Talang betutu. Dalam pertempuran ini tidak ada yang menjadi korban, hanya kerugian barang-barang infentaris Batalyon 30 Resimen 17 yang tertinggal di Musi Landas.
  • Pada tanggal 15 pebruari 1947 dusun Langkan ditetapkan menjadi front terdepan garis pertahanan Indonesia oleh Komandan Batalyon 30 Resimen 17, dikarenakan letak dusun langkan pada waktu itu menyimpang masuk kedalam sekitar 2 KM dari jalan raya Palembang-Sekayu. Pada waktu itu di dusun Langkan terdiri dari 10 buah rumah limas cagak dari kayu dan semua rumah rakyat itu dipakai oleh pasukan TRI dan sebuah rumah dipakai sebagai dapur umum pasukan.
  • Front Langkan ini dipertahankan oleh pasukan seksi istimewa. Ditunjuk sebagai seksi istimewa Letnan Muda A. Kosim Dahayat dengan wakilnya OM Muksin Syamsuddin.
  • Untuk mempertahankan daerah langkan dari serangan Belanda maka di buatlah 2 kubu pertahanan yang masing-masing :
  1. Pertahanan minyak atau pertahanan palsu, gunanya untuk menghambat pasukan pihak Belanda yang akan maju menyerang Pasukan TRI. Pertahanan ini semua orang yang lalu lalang dan masyarakat sekitar mengetahui bahwa pertahanan pasukan ada disini, terutama sekali pihak mata-mata Belanda. Pertahanan ini letaknya dibelakang garis pertahanan yang sebenarnya, jaraknya sekitar 500 meter, tepatnya berlokasi didekat danau tepian mandi ketika itu.
  2. Pertahanan yang sebenarnya atau Asli adalah pertahanan yang akan dipergunakan untuk bertahan, kubu pertahanan ini sangat dirahasiakan dan tersembunyi dari masyarakat umum dan lalu-lalang orang, siapapun yang berani melintasi daerah sekitar pertahanan ini harus dilenyapkan. Bentuk pertahanan ini terdiri dari galian tanah bentuk lubang perlindungan dan lubang komando antar regu. Dalam lubang ini 1 meter dan lebar 50 cm panjangnya 100 meter dari kiri kanan jalan raya palembang-sekayu. Pada bagian depan lubang pertahanan ini dipasang kawat berduri setinggi tiarap sebagai brikade sejauh 10 meter maju kedepan garis lubang pertahanan. Pada badan jalan raya Palembang-Sekayu diputuskan dan tanahnya digali, dibuat berupa lubang pertahanan anti tank baja. Pada sekitarnya ditanami berupa rumput-rumput yang menjalar sehingga terkesan bahwa disekitar ini tidak ada pertahanan lubang anti tank.
• Pada tanggal 17 juli 1947 untuk menghadapi agresi Belanda maka Batalyon 30 Resimen 17 mengadakan perubahan dan penyegaran, yaitu perubahan nama dari Tentara Republik Indonesia (TRI) menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Perubahan dari Batalyon 30 Resimen 17 menjadi Batalyon 30 Resimen 45Brigade pertempuran, Penggantian komandan Batalyon dari Kapten Animan Achyat kepada Kapten Usman Bakar merangkap jabatan komandan sektor III kiri Musi Banyuasin dan Pendopo area.
• Pada tanggal 21 Juli 1947 pada hari ketiga ramadhan, lebih kurang jam 06.00 pagi, Belanda mulai melancarkan agresinya dengan melakukan serangan besar-besaran ke Front Langkan yang didahului oleh tembakan meriam Gawetser dari jarak jauh. Mendengar tembakan tersebut pasukan TNI segera menempati posisi masing-masing, dan pada akhirnya terjadi perang secara frontal antara pasukan TNI dengan pasukan Belanda. Pasukan TNI yang bersenjata Jukikanju melawan pasukan Belanda yang terdiri dari serangan udara, pasukan darat, pasukan tank dan senjata berat berupa meriam Gawetser.
• Pada peristiwa pertempuran yang sengit tersebut, perbandingan persenjataan serta peralatan tempur pasukan TNI tidak seimbang, namun banyak serdadu Belanda yang gugur, karena motto pasukan TNI adalah satu butir peluru yang ditembakkan sama dengan satu orang musuh. Melihat keadaan tersebut, maka Belanda mendatangkan lagi bala bantuan untuk menambah pasukan.
• Untuk menembus pertahanan TNI dari arah depan, maka pihak Belanda mengalihkan serangannya kearah sayap kanan dari garis pertahanan TNI dengan taktik untuk memblokade pasukan TNI, akhirnya pasukan TNI kewalahan dan akhirnya komandan Usman Bakar menyerukan pasukan untuk mundur menuju desa Pangkalan Panji sekitar jam 15.00 sore. Sambil pasukan mundur dibakarlah pertahanan minyak yang dipompa dari keluang sehingga danau tempat pemandian menjadi seperti lautan api, tujuannya hanya untuk menghambat kemajuan pasukan Belanda dan agar pasukan TNI tidak kucar-kacir sambil mundur. Pada malam itu pihak musuh belum berani maju melintasi pertahanan di Front Langkan karena satu regu selaku regu pengawal ditempatkan di desa Langkan.
• Dalam perang ini pasukan Batalyon 30 Resimen 45 kehilangan dua orang, yaitu :
1. Sersan satu Yusuf Jepang yang bertugas menembakkan senapan
Jukikanju hasil rampasan gudang senjata Jepang di Pendopo.
2. Kopral A. Hamid
• Dari dusun Pangkalan Panji, pasukan TNI terus mundur kedusun Pangkalan Balai dan terus mundur ke dusun Seterio. Sampai didesa Seterio hari sudah siang dan pasukan TNI beristirahat, tetapi saat pasukan TNI sedang beristirahat di dusun Seterio tiba-tiba kapal terbang milik Belanda berputar-putar diatas dusun Seterio dan dengan gencarnya kapal terbang ini menembaki pasukan TNI yang sedang beristirahat, sehingga pasukan TNI terpaksa berlindung dibawah rumah penduduk dan dibawah kayu besar, lebih kurang 2 putaran kapal terbang milik Belanda menembaki pasukan TNI tanpa mendapat perlawanan dari pasukan TNI.
• Setelah aman dari kapal terbang, pasukan TNI terus mundur ke dusun Lubuk Lancang, setibanya di Lubuk Lancang pasukan TNI membuat lubang pertahanan dibukit-bukit Lubuk Lancang. Belum selesai menggali lubang pertahanan sudah datang lagi kapal terbang musuh, berputar-putar berkeliling menembaki pasukan TNI, pada saat itu TNI tidak bisa berbuat apa-apa, hanya berlindung dalam lubang galian dan bersembunyi dibawah batang kayu besar. Setelah keadaan aman dan kapal terbang sudah pergi, pasukan TNI terus mundur ke Betung dan Epil. Perjalanan mundur pasukan TNI yang diiringi tembakan dari kapal terbang Belanda tidak membuat gentar TNI walaupun tidak dapat membalas serangan tersebut.
• Dalam pertempuran di front langkan antara pasukan TNI dan pasukan Belanda banyak serdadu Belanda yang gugur dan menjadi kenangan pahit yang sulit untuk dilupakan, oleh karena itu pasukan Belanda menamakan pasukan TNI yang ada di langkan dengan nama Setan Langkan.




0 komentar on "Peristiwa Front Langkan, Banyuasin III"

Posting Komentar

 

Little World Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea