KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun makalah yang kami buat ini mengenai beberapa
negara di Kepulauan Pasifik.
Adapun isi dari makalah ini adalah tentang Kepulauan
Caroline, Nauru, Marshall dan Kiribati, yang meliputi perjuangan kemerdekaannya
dan kontemporer kepulaua tersebut. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania.
Lanjut yak...
Lanjut yak...
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi
bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Indralaya, 9
Mei 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR 1
DAFTAR
ISI 2
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang 3
1.2 Rumusan
masalah 4
1.3
Tujuan penulisan 5
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Kepulauan Caroline 6
2.2 Kepulauan Marshall 10
2.3 Kepulauan Kiribati 11
2.4 Kepulauan Nauru 13
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Kritik dan
Saran 23
3.3 Daftar
Pustaka 24
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepulauan kecil dan pulau-pulau
karang Micronesia menyebar luas meliputi bagian besar wilayah utara Melanesia
dan timur Asia. Mikronesia memiliki 4 bagian kepulauan. Kepulauan Carolina,
kepulauan Mariana, Palau, dan Guam. Di timur Mariana adalah kepulauan Mershal.
Di bagian tenggara Mariana adalah Negara Kiribati yang berada di wilayah
ekuator. Negara kecil Nauru di bagian barat Kiribati juga termasuk dalam
Mikronesia. Kepulauan Mikronesia sangat kecil denga luas daatan hanya 3240 sq
km. Lebih dari itu, Makronesia hanya mencakup sekitar 3,6 persen dari total
wilayah daratan Oseania.
Pulau-pulau
dibagain timur Mikrinesia didiami oleh pe nduduk keturunan ras Polinesia, atau
mongoloid, yang karakteristiknya adalah berkulit lebih terang dan berambut
hitam lurus atau bergelombang, tapi tidak ikal. Di uung bagian barat kepulauan,
ras kulit coklat Melayu dan kulit hitam Melanesia juga ditemukan.Karena
sebagian besar mata pencaharian menra adalah sebagai pelaut dan sering
bepergian antar pulau, Secara umum, penduduk Mikronesia hidup di pantai. Selain
di Kiribati, kebudayaan di Mikronesia menganut system matrilineal. Di sana,
kekeluargan juga sangat tinggi.
Sebelum jaman colonial, penduduk Mikronesia adalah
penganut politeisme, yaitu kepercayaan yang menganut lebih dari satu tuhan atau
dewa. Mereka percaya tuhanlah yang mengatur kesehatan, cuaca, dan
kondisi-kondisi lainnya. Misionaris dari Amerika dan Eropa mengubah sebagian
besar penduduk Mikronesia menjadi beragama Kristea, terutama Katolik Roma. Seni
dan kerajinan di Mikronesia berupa ornament, tato, dan kerajinan kayu.
Kepulauan Pasifik dihuni pertama kali oleh migrant
dari Asia Tenggara. Walaupun tidak diketahui persis kapan migrasi itu
dilakukan, cukup jelas mereka mulai menghuni di akhir jaman es, selama masa
Pleistosin ( berakhir 10.000 tahun lalu ). Selama jaman es, luas laut lebih
kecil daripada sekarang, Selat Sunda dan Sahul tidak tertutup air pada saat
itu. Selat Sunda menghubungkan semenanjung Asia Tenggara dan menghubungkan
banyak pulau di bagian barat Indonesia, seperti Pulau Jawa dan Sumatra. Selat
Sahul menghubungkan Australia, New Guinea, dan kepulauan Aru di Indonesia.
Ketika Selat Sunda dan Sahul tertutup, New Guinea terpisah dari Australia dan
kepulauan bagian timur Indonesia semakin memisah dari Indonesia Tengah karena
tertutup oleh air. Ras kulit hitam, yang disebut Austroloit, berlayar sampai ke
New Guina dan pulau-pulau lain di Melanesia.
Gelombang selanjutnya dalam migrasi, ras Asia yang
berbahasa Melayu-Polinesia, mendiami New Guinea dan sampai ke tenggara dengan
menggunakan kano. Mereka menjangkau Kepulauan Fiji sekitar 3.500 tahun lalu.
Diawal sekitar 5.000 tahun lalu, gelombang migrasi lainnya, bertubuh lebih
pendek dan berkulit lebih terang, menjelajah kea rah timur dari Indonesia dan
Filipina ke kepulauan Mikronesia.
Kepulauan Pasifik yang terakhir dihuni adalah Polinesia.
Penduduk Polinesia, dengan karakteristik ras Asian, beberapa berasal dari Asia
Tenggara. Pelayar Polinesia menempuh daerah Pasifik menggunakan bintang sebagai
penunjuk. Mereka melengkapi wilayah oseania dengan menemukan Hawai pada sekitar
abad ke 7 sampai 13. Karena hamper semua populasi Kepulauan Pasifik melewati
Melanesia, wilayah tersebut memiliki penduduk yang menrupakan pencampuran dari
banyak ras lainnya..
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas dapat kita tarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana perjuangan kemerdekaan
Kepulauan Caroline, Marshall, Kiribati dan Nauru ?
2.
Bagaimana kontemporer Kepulauan
Caroline, Marshall, Kiribati dan Nauru ?
1.3 Tujuan penulisan
Setelah
mempelajari dan membahas makalah ini diharapkan pembaca dapat :
1.
Bagaimana perjuangan kemerdekaan
Kepulauan Caroline, Marshall, Kiribati dan Nauru.
2.
Bagaimana kontemporer Kepulauan
Caroline, Marshall, Kiribati dan Nauru.
setelah
mempelajari dan membahas makalah ini diharapkan dapat juga membantu pembaca untuk medapatkan
informasi mengenai beberapa negara yang berada di Kepulauan Pasifik
BAB II
PEMBAHASAN
CAROLINE
2.1 Letak Geografis
Caroline
adalah wilayah kepulauan yang termasuk dalam wilayah Negara Federasi
Mikronesia. Berada di barat Samudera Pasifik atau tepatnya di sebelah utara New
Guinea. Negara Federasi Mikronesia (FSM) terdiri dari 607 pulau memperluas
1.800 mil di seluruh kepulauan di Kepulauan Caroline timur Filipina. Keempat
negara adalah kelompok pulau dari Yap, Chuuk (disebut Truk sampai Januari
1990), Pohnpei (disebut Ponape sampai November 1984), dan Kosrae. Pertumbuhan
penduduk tetap tinggi di lebih dari 3%, tetapi penduduk dari empat negara tetap
hampir konstan karena emigrasi. Sebagian besar terdiri dari pulau-pulau yang
rendah, datar atol karang , namun beberapa naik tinggi di atas permukaan laut.
2.2 Kependuduk
Nenek moyang
bangsa Mikronesia telah berada di kepulauan Caroline lebih dari 4,000 tahun
yang lalu. Kelompok-kelompok yang dipimpin oleh seorang kepala suku secara
bertahap bergabung dengan kerajaan yang lebih memiliki sistem ekonomi dan agama
yang lebih terpusat di Yap.
Penduduk
asli berbicara berbagai bahasa Mikronesia termasuk Yap , Pohnpeia , Chuuke ,
Carolinian dan Kosraean , serta Barat Melayu-Polinesia bahasa Palauan. Populasi
penting lainnya termasuk Filipina dan Jepang . Penduduk asli hidup terutama
oleh hortikultura dan memancing, juga melengkapi diet mereka dengan berbagai
varietas pisang dan talas , baik dari "rawa" atau "ungu"
varietas. Pada beberapa perumahan pulau terus dibangun dengan bahan lokal
termasuk ilalang kelapa. Bahasa yang diucapkan dalam perdagangan adalah bahasa
Inggris, tetapi ada beberapa bahasa asli. Mereka tradisional percaya pada Agung
Menjadi (Yalafar) dan dalam roh jahat (Bisa), namun mereka hampir tidak ada
ritual keagamaan. Karena luas misionaris bekerja, Kristen adalah agama utama
dipraktekkan di kawasan ini Mikronesia
2.3 Kolonialisasi bangsa barat dan
kedatangan Jepang
Penjelajah
Eropa yang pertama datang adalah Portugis yang sedang dalam perjalanan mencari
rempah-rempah ke Indonesia dan disusul oleh Spanyol yang mendarat di Kepulauan
Carolina pada abad ke-16. Butuh waktu sekitar lima persinggahan oleh lima kapal
Eropa berbeda sebelum nama "Islas de Carolina" digunakan untuk
merujuk pada bentangan pulau-pulau terletak di sebelah selatan Guam. Nama
tersebut akhirnya terjebak ketika pada 1686, seorang Spanyol bernama Francisco
Lazcano, nama mereka setelah Raja Charles II dari Spanyol yang mendanai
ekspedisi.
Beberapa
pelancong Barat kemudian mengunjungi beberapa pulau-pulau, tapi kunjungan awal
misionaris (1732) menghasilkan salah satu serangan beberapa pembunuh para
pendatang baru, dan hanya pada tahun 1875 melakukan Spanyol, mengklaim
kelompok, membuat beberapa usaha untuk menyatakan hak-haknya.
Kepulauan
Caroline selanjutnya ditempatkan di bawah Hindia Timur Spanyol, dikelola dari
Filipina. Jerman, yang diduduki Yap, membantah klaim Spanyol, dan masalah pergi
ke arbitrase Paus Leo XIII pada tahun 1885. Para Spanyol tidak menempati setiap
pulau secara resmi sampai 1886.
Kemudian
pada tanggal 1 Juni 1899 di Perjanjian Jerman-Spanyol (1899), sebagai akibat
Perang Spanyol-Amerika tahun 1898, Spanyol dijual pulau-pulau ke Jerman untuk
peseta 25.000.000 (hampir £ 1.000.000 sterling), yang diberikan mereka sebagai
Karolinen, administratif yang terkait dengan Jerman New Guinea.
Selama
Perang Dunia II, Jepang memiliki basis besar di Truk Lagoon, dimana Sekutu
efektif dinetralisasi dalam Operasi batu hujan es. Setelah perang, pulau-pulau
menjadi wilayah kepercayaan dari Amerika Serikat, akhirnya mendapatkan
kemerdekaan (1986 / 1994).
2.4 Kemerdekaan Caroline
Negara
Federasi Negara Mikronesia (NFM) dibentuk pada tahun 1978 melalui hasil
referendum masyarakat di 4 (empat) distrik Trust Territory of the Pacific
Island (TPPI) yaitu Truk (Chuuk), Yap, Ponape (Pohnpei), dan Kusaie (Kosrae).
Berdasarkan konstitusi NFM yang diberlakukan pada tahun 1979, keempat distrik
tersebut selanjutnya menjadi negara bagian (states) NFM yang masing-masing
dikepalai oleh seorang Gubernur (Governor of States). NFM menjadi merdeka
secara penuh, setelah penandatanganan perjanjian hubungan tidak mengikat dengan
AS pada tahun 1986, dan berlaku sepenuhnya pada bulan Juni 2004.
Secara
demografi, sampai dengan bulan Juli 2005, Jumlah penduduk NFM adalah 108,105
orang. Berdasarkan etnik penduduk NFM terdiri dari; Chuukese/ Mortlockese
52,197 Pohnpeian 25,904 Kosraean 6,682 Yapese 5,516 Kepulauan Yap Outer 4,849
Polynesian 1,582 Asian 1,914 White 537 Lain-lain 6,326.
Sebagai
besar penduduk NFM adalah pemeluk agama Katolik Roma (50 persen) dan Protestan
(47 persen). Agama Katolik dan Protestan ini dibawa oleh apra petualang dan
penjelajah Eropa yang berhasil menguasai wilayah ini selama lebih dari 300
tahun. NFM menganut sistem Pemerintahan Konstitusional dengan hubungan tidak
mengikat dengan AS, yang berlaku sejak tanggal 3 November 1986, dengan
peralihan secara penuh berlaku sejak bulan Mei 2004. Presiden dan Wakil
Presiden dipilih oleh kongres dari empat senator untuk masa 4 tahun, pemilihan
diadakan setiap tanggal 11 Mei, dengan pemilihan terakhir diadakan tanggal 11
Mei 2003 dan pemilihan umum berikutnya akan didakan pada bulan Mei 2007.
Presiden Joseph J. Urusemal yang menjabat saat ini sebelumnya adalah anggota
Konggres dari wilayah dari negara bagian Yap. Sedangkan Wakil Presiden Redley
Killion adalah anggota Kongres dari negara bagian Chuuk.
Aktivitas
ekonomi NFM dititikberatkan pada sektor pertanian serta perikanan dan
turunannya. Negara kepulauan ini memiliki sedikit persediaan mineral yang bisa
dieksplorasi, kecuali untuk pospat bernilai tinggi. Potensi untuk industri
pariwisata ada, namun karena terletak di wilayah yang cukup terpencil, tidak
dilengkapi dengan sarana yang memadai dan hubungan pesawat yang terbatas dan
sulit untuk dikembangkan. Hubungan kuat yang tidak mengikat dengan AS,
memberikan jaminan pada NFM bantuan senilai jutaan dollar sampai dengan tahun 2023,
dan membentuk Dana Jaminan yang menyebabkan AS dan NFM dapat menyediakan
kontribusi tahunan pada NFM untuk menyediakan pembayaran tahunan NFM tanpa
jangka waktu setelah tahun 2023.
Situasi
ekonomi Mikronesia untuk jangka menengah terlihat sangat rentan, yang
disebabkan tidak hanya oleh pengurangan bantuan AS, namun juga pertumbuhan yang
lambat dari sektor swasta. Isolasi geografis and pembangunan infrastruktur yang
sangat buruk, masih menjadi hambatan untuk pertumbuhan jangka panjang
2.5 Hubungan Indonesia – Carolina
Hubungan
bilateral Indonesia – Mikronesia berjalan dengan baik semenjak dibukanya
hubungan diplomatik pada tanggal 16 Juli 1991. Hubungan dengan Mikronesia
selama ini berjalan baik dan lebih ditujukan untuk keperluan politis dalam hal
saling memberikan dukungan kepada calon atau posisi negara masing-masing di
forum PBB. Kontak antara RI dan Mikronesia lebih banyak dilakukan oleh kedutaan
besar negara masing-masing di Tokyo.
Dalam
kegiatan saling mendukung di forum internasional, Mikronesia biasanya tidak
berkeberatan untuk diminta memberikan dukungan kepada posisi Indonesia sebagai
sesama kelompok Asia. Mikronesia tercatat tidak pernah memberikan dukungan
kepada kelompok separatis di Indonesia.
Dari aspek
hubungan ekonomi tidak terdapat masalah-masalah yang menonjol dalam hubungan
bilateral ekonomi RI-Mikronesia kecuali dalam rangka kerjasama teknik
Selatan-Selatan. Pada tahun 1995, Presiden Mikronesia pernah berkunjung ke
Indonesia dan dalam kesempatan itu kedua pihak menandatangani Basic Agreement
on Economic and Technical Cooperation.
Saat ini,
hubungan yang paling sering dilakukan adalah penanganan masalah pelaut
Indonesia yang kerap kali terdampar di Mikronesia. Pelaut-pelaut tradisional
tersebut terbawa oleh arus hingga terdampar atau tertolong oleh kapal-kapal
yang beroperasi di wilayah Mikronesia. Selain itu, Hingga tahun 2005
diperkirakan terdapat sekitar 150 orang pelaut Indonesia yang bekerja pada
kapal-kapal penangkap ikan di Mikronesia.
MARSHALL
Republik Kepulauan Marshall (RMI), adalah
Negara pulau di tengah Samudra Pasifik, luasnya 181 km2 dengan penduduk 62.000
jiwa. Penjelajah Spanyol Alonso de Salazar merupakan orang Eropa pertama yang
menemukan Kep. Marshall, tetapi kepulauan ini tidak pernah dikunjungi lagi
selama beberapa abad hingga kapten Inggris John Marshall mengunjuginya pada
1788.
Kepulauan
ini kemudian dinamakan menurut namanya. Lalu, sebuah perusahaan dagang Jerman
mendirikan cabang di Kep. Marshall pada 1885 yang menjadi bagian dari
protektorat Jerman Nugini beberapa tahun kemudian.
Setelah
Jerman, Jepang mengambil alih kekuasaan di kepulauan ini pada PD I. Pada PD II,
Amerika menghancurkan Jepang dan menguasai kepulauan ini. Masyarakat menjadi
tambah menderita karena beberapa pulau di kepulauan Marshall ini menjadi tempat
percobaan nuklir Amerika, bahkan menjadi percobaan nuklir terbesar saat itu.
Komisi
Energi Atom menyebutkan, kepulauan Marshall menjadi tempat paling tercemar di
dunia. Begitu dahsyatnya uji coba nuklir ini, pada tes pertama pulau Elugelab
di Enewetak lenyap dari muka bumi. Akibat dari proyek percobaan nuklir ini,
banyak penduduk terkena efek radiasi tingkat tinggi. Klaim kompensasi atas itu,
masih berlangsung hingga kini.
Tahun 1979, ditandatangani perjanjian Compact of Free Assosiation
dengan AS, yang berisi pembentukan Republik Kepulauan Marshal, namun perjanjian
tersebut baru mulai berlaku pada 1986.
KIRIBATI
Republik
Kiribati (bahasa Inggris: Republic of Kiribati),
diucapkan /kiribas/, adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudra
Pasifik. Ketigapuluh tiga atol negara ini tersebar sepanjang 3.500.000 km² di
dekat khatulistiwa. Namanya adalah transliterasi "Gilberts", nama
bahasa Inggris untuk kelompok kepulauan terbesar, Kepulauan Gilbert dalam
bahasa Kiribati.
Sejarah
Kiribati dihuni
sebuah kelompok etnis Mikronesia yang bertuturkan suatu jenis bahasa Oseanik
yang sama selama 2.000 tahun sebelum mengadakan hubungan dengan orang-orang
Eropa. Pulau-pulau tersebut dinamakan Kepulauan Gilbert pada tahun 1820 oleh
seorang Admiral
Estonia, Adam von Krusenstern, dan kapten berkebangsaan Perancis, Louis
Duperrey; berasal dari nama Thomas Gilbert, yang menyeberangi kepulauan ini
pada tahun 1788. Pada tahun 1892, Kepulauan Gilbert menjadi sebuah protektorat
Britania Raya bersama dengan Kepulauan Ellice yang berdekatan. Keduanya
kemudian menjadi Koloni
pada tahun 1916 dan akhirnya menjadi daerah otonomi pada tahun 1971. Pada tahun
1943, Pertempuran Tarawa berlangsung di ibu kota Kiribati di pulau Tarawa.
Pada tahun 1978, Kepulauan Ellice menjadi negara merdeka bernama Tuvalu, dan Kiribati pun ikut merdeka pada 12 Juli 1979. Setelah kemerdekaan Kiribati, Amerika Serikat menarik segala klaim terhadap Pulau Phoenix dan semua pulau-pulau di Kepulauan Line (kecuali tiga pulau) yang kemudian menjadi wilayah Kiribati.
Pada tahun 1978, Kepulauan Ellice menjadi negara merdeka bernama Tuvalu, dan Kiribati pun ikut merdeka pada 12 Juli 1979. Setelah kemerdekaan Kiribati, Amerika Serikat menarik segala klaim terhadap Pulau Phoenix dan semua pulau-pulau di Kepulauan Line (kecuali tiga pulau) yang kemudian menjadi wilayah Kiribati.
Politik
Parlemen
Kiribati, yang disebut Maneaba ni Maungatabu dilantik setiap empat tahun
sekali, dan terdiri dari 42 wakil. Maneaba juga merupakan nama yang diberikan
kepada tempat-tempat pertemuan yang terdapat di setiap komunitas setempat. Sang
presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, dan dipanggil te
Beretitenti. Setiap pulau dari 21 pulau yang dihuni mempunyai sebuah dewan
setempat yang mengurus masalah-masalah sehari-hari (3 dewan di Tarawa: Betio,
Tarawa Selatan, Tarawa Utara).
Ekonomi
Kiribati
hanya mempunyai sedikit sumber daya alam. Cadangan fosfat
yang bernilai komersial telah habis saat Kiribati merdeka. Kopra dan ikan kini merupakan hasil produksi dan
ekspor yang dominan.
Ekonomi
Kiribati telah naik-turun dengan besar dalam beberapa tahun terakhir.
Perkembangan ekonomi dihalangi kurangnya pekerja berkeahlian tinggi,
infrastruktur yang lemah, dan letaknya yang jauh dari pasar dunia.
Demografi
Penduduk
Kiribati dipanggil I-Kiribati dalam bahasa Gilbert. Meskipun bahasa
Inggris merupakan bahasa yang digunakan dalam konstitusi dan bidang
hukum, bahasa Gilbert, bahasa asli penduduk bangsa Mikronesianya
digunakan secara luas.
Perlu
diperhatikan bahwa tidak ada huruf 's' dalam bahasa Gilbert; 's' digantikan
'ti'. Oleh sebab itulah Pulau Kiritimati dikenal sebagai Christmas dalam
bahasa Inggris. Agama terbesar adalah agama Kristen,
meski telah dicampur dengan berbagai adat-istiadat dari kepercayaan setempat.
NAURU
Sejak
31 Januari 1968
Nauru merdeka dari Australia
dan merupakan negara republik terkecil di dunia terletak di Samudra Pasifik, di
sebelah barat laut Tuvalu,
di sebelah timur laut kepulauan Solomon,
di sebelah barat daya Kiribati.
di sebelah selatan Kepulauan Marshall tepatnya di bawah garis khatulistiwa
dan hanya terdiri dari satu pulau saja, tidak seperti negara2 tetangganya yang
terdiri dari puluhan kepulauan. Nama resmi negara ini adalah Republik Naoero.
Nauru adalah anggota British Commonwealth dan sejak 1999 anggota PBB.
Ditinjau
dari segi geografis dan penduduk, negara ini termasuk ketiga sesudah Vatican
dan Monaco. Luas wilayahnya hanya 21 km2 dan jumlah penduduk sekitar 14.200.
Meskipun negara ini tidak memiliki ibukota
resmi, namun Yaren dianggap sebagai ibu
kota negara secara de facto karena sebagian besar kantor
pemerintahan pusat terletak di distrik ini. PBB
menggolongkan Yaren sebagai "distrik utama".
Negara
republik terkecil didunia juga satu-satunya negara mini yang unik, mempunyai
bandara internasional dengan satu runway (landasan terbang). Satu2nya pesawat
terbang yang dimiliki oleh negara ini berada di tangan maskapai Amerika Serikat
dan membuat negara ini termasuk negara yang terkecil di dunia dan sangat peka
karena tergantung sepenuhnya dari negara2 seperti Australia, Selandia Baru, dan
Amerika Serikat, yang sekaligus sangat berperanan besar sekali (secara informil)
didalam ikut campur urusan dalam negeri. Hampir seluruh kebutuhan pangan harus
diimport dari luar negeri.
Nauru
merupakan sebuah pulau berbentuk oval yang dililit sabuk karang melingkar di
dekat pantainya. Dengan tepi pulau yang cenderung terjal bertebing rata-rata 30
meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara topografinya berupa plato
(dataran luas) sampai setinggi 61 mdpl.
Pulaunya
persis dilintasi katulistiwa yang lebih condong ke belahan bumi selatan. Hal
ini membuat negara Republik Nauru beriklim tropis dengan suhu terendah 24
derajat celcius dan suhu terpanas 34 derajat celcius.
Walau
termasuk pulau karang yang berbatu, lapisan tanah Pulau Nauru tergolong subur.
Karena hampir 70% plato pulau itu ditutupi lapisan fosfat. Sementara area tanah
tersubur terdapat di sekitar laguna (semacam danau kecil) yang terletak di
plato wilayah barat daya. Tak jauh dari daerah komunitas Yangor.
Nauru
dahulu terkenal dengan hasil produksi fosfatnya
yang telah ditambang oleh gabungan perusahaan asing sejak 90 tahun terakhir,
dan pada tahun 2003 sudah praktis habis dikeduk.
POLITIK
Sebanyak
18 anggota parlemen terpilih pada tahun 2004.
Parlemen ini kemudian bertugas memilih presiden
yang menjabat sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Secara tidak
resmi Nauru menerapkan Sistim multipartai dan ada dua partai, yaitu Partai
Demokratik (Democratic Party) dan Partai Nauru (Nauru Party).
Pada
tahun 1999
dan 2003,
terjadi peristiwa yang menyimpang dari aturan mekanisme pengambilan suara yang
intinya memilih René Harris dan Bernard Dowiyogo sebagai pimpinan negara
alternatif. Dowiyogo meninggal di Washington
D.C. setelah menjalani operasi jantung pada waktu itu dia menjabat
kedudukan ini.
Pada
tanggal 10
Maret 2003 Ludwig
Scotty dipilih sebagai presiden,
berkat dukungan dari René Harris sehingga dia dapat melanjutkan tugas presiden
yang sebelumnya hampir saja gagal memenangkan pemilu yang diselenggarakan pada
bulan Agustus
2003.
Pada tahun ini juga Nauru sempat memutuskan diplomasi dengan Taiwan
yang telah dijalin selama 22 tahun dan berpaling kepada Republik Rakyat China, mungkin karena taktik
ekonomi dan keuangan akibat habis dikeduknya tambang fosfat oleh perusahan AS.
Tetapi diplomasi dengan Taiwan kembali dijalin pada Mei
2005.
Untuk
mengisi keuangan negara, akibat habisnya hasil tambang fosfat, maka negara ini
terpaksa harus mengambil tindakan2 impopuler dengan memberikan fasilitas
keuangan dan pajak yang sangat menarik untuk investor asing dan para jutawan,
tetapi dibawah tekanan berat negara2 kaya lainnya a.l. A.S. dan Australia,
politik ini sudah mulai mengalami perubahan.
Nauru
sendiri terbagi 14 distrik dan desa-desa yang tersebar di seluruh pulau. Hampir
semua desa ini berada disekitar pantai, kecuali desa Buada yang terletak di
danau kecil Buadalagoon. Satu-satunya hotel di Nauru
adalah hotel Menen Hotel, di desa Meneng, di sebelah tenggara pulau ini.
Pada
awal mulanya Nauru dihuni oleh kolonis Polinesia dan Melanisia. Orang Eropa pertama yang mendarat disini adalah John Fearn, in 1798.
Nauru saat itu adalah satu kerajaan yang diperintah oleh seorang raja yang
bernama Auweyida, sampai tahun 1888 ketika pulau ini dirampas oleh
Jerman dan dijadikan bagian dari Papua Jerman, yang pada waktu terdiri dari
kepulauan2 Bismarck-archipel, Kaisar
Wilhelms, Palau Caroline, kepulauan Marshall,
Buka,
Bougainville, Kepulauan Salomon utara, dan Maria.
Th 1920 Nauru di bawah perlindungan Australia sampai th 1947 ketika PBB
memutuskan bahwa negara ini harus merdeka pada tahun 1968. Presiden pertama
adalah Hammer DeRoburt yang memulai mengambil
tindakan politik untuk melindungi kebudayaan Nauru. Orang2 yang bukan warga
Nauru dilarang tinggal di sini, dan untuk mencegah agar penduduk asli emigrasi
meninggalkan pulau ini, maka hasil dari tambang fosfat yang membuat negara ini
pada awal mulanya mempunyai BNP yang tertinggi di dunia, dipakai sepenuhnya
untuk membina kesejahteraan rakyat Nauru, tanpa memperhitungan jangka panjang
ke masa depan.
Akibat
dari perkembangan di atas, Nauru sendiri saat ini termasuk salah satu negara
yang miskin di dunia, dan sepenuhnya tergantung dari turisme yang sangat
sedikit sekali, hampir tidak berarti, karena tidak banyak yang dapat dilihat di
pulau ini.
Akibat
lain dari kemiskinan ini, penduduk asli Naruan mempunyai kebiasaan hidup yg
begitu jelek sekali, menirukan di AS, sehingga lebih dari 60% penduduknya
menderita obesitas (l.k. 8.500 orang) dan 50% menderita diabet. Ditinjau dari
persentasi memang tinggi sekali, tetapi bila dibandingkan dengan negara seperti
AS dimana 10% dari penduduknya yang menderita obesitas atau sekitar 24 juta
orang, berarti apa2. Menurut penyelidikan depkes AS, ongkos2 kesehatan health
care di AS, yang begitu luar biasa besarnya bukan disebabkan dari jeleknya
kesehatan akibat kemiskinan seperti yang sering diberitakan, melainkan karena
gangguan2 kesehatan akibat dari obesitas yang diperhitungkan memakan beaya
sekitar US $ 147 milyar ! , hampir 50% dari beaya anggaran belanja negara
Nederland (Di AS tidak mengenal national health insurance yang wajib untuk
semua penduduk seperti di Eropa, sehingga pemerintah tdk dapat langsung ikut
mencampuri urusan dalam bidang ini).
Hampir
2/3 dari teritorial Nauru sudah rusak akibat dari pertambangan fosfat. Begitu
juga kebudayaan asli Nauru sendiri yang dapat dikatakan saat ini sudah hampir
lenyap karena sejak diketemukan tambang fosfat, tidak pernah lagi dibina.
Pemerintah dan rakyat hanya terfokus kepada kekayaan materi saja sehingga
membuat negara ini sekarang miskin dalam bidang materi dan rohani.
Penduduk dan
Perekonomian
Sebagai
negara kecil, populasi di Nauru tak lebih dari 13.000 orang yang lebih dari
separuhnya berdomisili di selatan pulau dekat dengan pusat pemerintahan.
Penduduk asli negara ini adalah orang-orang Nauru yaitu suku bangsa campuran
Polinesia, Micronesia, dan Melanesia. Mereka berbicara dalam bahasa Nauru dan
Inggris.
Di
samping penduduk asli, ada juga kaum pendatang. Umumnya dari Australia, RRC,
Kiribati, dan Tuvalu. Kaum pendatang ini adalah pekerja kontrak untuk
pertambangan fosfat yang menjadi hasil utama dan terbesar Republik Nauru.Fosfat
adalah senyawa kimia penting yang terbentuk dari endapan kotoran burung selama
ribuan tahun.
Biasanya
dimanfatkan untuk pupuk dan kegunaan kimiawi terbatas lainnya. Nauru adalah
satu dari sedikit negara pengekspor fosfat terbesar di dunia. Menjadi sumber
satu-satunya kekayaan negeri yang merdeka sejak 1968.
Di
samping menambang dan mengekspor fosfat, Nauru juga punya perusahaan perkapalan
dan penerbangan. Keduanya perusahaan pemerintah dalam bidang transportasi ini
melayani jalur pelayaran dan penerbangan di wilayah Pasifik.
Selain
itu, negara yang pernah sangat makmur ini juga punya industri lokal perikanan
dan pembuatan kano (kapal kecil untuk olahraga). Begitu pun, untuk memenuhi
kebutuhan primer dan sekundernya, Nauru senantiasa mengimpor dari negara
tetangga terutama Australia. Impor utama itu termasuk otomotif (kendaraan),
makanan, perabot, mesin, obat-obatan, sepatu, bahkan air bersih.
Semuanya dibayar
dengan dolar Australia sebagai acuan kurs mata uang resmi negara itu.
Di Ambang
Kebangkrutan
Kekayaan
yang melimpah tak selamanya memberikan jaminan kemakmuran. Mabuk kepayang dalam
kemewahan bisa berubah menjadi bencana. Inilah yang terjadi dalam perjalanan
negara Republik Nauru.
Nauru
pernah dikenal sebagai satu dari negara terkaya di dunia. Dengan karunia
kandungan alam yang melimpah dan menjadi sentra tambang fosfat utama dunia.
Dalam pasar ekspor dan ekonomi industri, Nauru dijuluki “Negara Fosfat”. Ini
karena 70% kandungan tanah di Pulau Nauru terdiri dari endapan kotoran burung
yang menjadi fosfat.
Sejak
mengelola sendiri industri dan pertambangan fosfatnya, Nauru menjadi negara
paling surplus. Selama 40 tahun negara itu berubah menjadi negara mewah dengan
pemerintah yang paling royal terhadap rakyat, dan punya standar hidup kaum jet
set. Nilai eksport fosfat yang sangat mahal dan bernilai tinggi itu ternyata
mengaburkan “kewaspadaan” Nauru sebagai negara dan bangsa.
Dengan
segala kemewahan yang didapat dari fosfat, pemerintahnya menjadi kurang kontrol
terhadap manajemen keuangannya. Begitu pun rakyatnya terlalu dimanjakan
sehingga lambat laun berubah menjadi bangsa yang hidup enak dan “malas”. Di
Nauru bahkan tidak ada yang namanya pers dan penyiaran elektronik.
Rata-rata
setiap penduduk mempunyai fasilitas perumahan dan barang lux. Walau jalan raya
di seluruh pulau itu bisa dikelilingi selama 20 menit saja, namun setiap rumah
setidaknya punya dua mobil dan satu di antaranya pasti mobil mewah kelas dunia.
Sangkin
royalnya pemerintah, rakyat tak dikenakan pajak, biaya pendidikan dan kesehatan
digratiskan, dan kehidupan harian (pangan) disubsidi negara. Bahkan hampir 80%
angkatan kerja diberi pekerjaan di instansi pemerintah. Sebagai pegawai negeri
mereka tidak terikat jam kerja. Bahkan seorang pengangguran sekalipun bisa
menikmati kemewahan, karena disubsidi penuh oleh negara.
Bahkan
pemuda Nauru yang ingin meneruskan sekolah di perguruan tinggi akan diberikan
beasiswa, akomodasi, dan transportasi memadai untuk menimba ilmu di luar negeri
(biasanya ke Australia). Begitu juga dengan pasien yang butuh perawatan khusus.
Semua
kemewahan dan kesenangan itu, membuat rakyat menjadi malas bekerja dan
menghabiskan waktu untuk menikmati semua kesenangan hidup. Untuk mengelola
semua pekerjaan yang membutuhkan pemikiran (manajerial) dan pekerja lapangan
(field skill), pemerintah Nauru memakai tenaga ekpatriat (pekerja asing) yang
mayoritas dari Australia, RRC, Kiribati dan Tuvalu.
Selama
tambang fosfat masih menghasilkan mungkin gaya mewah penduduk Nauru ini tak
jadi masalah. Karena tercatat pendapat rata-rata penduduk Nauru jauh melebihi
ambang lebih dari cukup pada standar pendapatan penduduk dunia. Namun dalam
lima tahun terakhir, negara mulai menyadari bahwa cadangan fosfat mulai habis.
Hal itu disadari pada waktu yang sudah sangat terlambat. Di mana telah terjadi
penurunan ekspor drastis dari angka 200 juta ton setiap tahunnya mendekati
angka puluhan ton dalam tahun-tahun terakhir.
Sebelumnya,
Pemerintah Nauru memang sudah melakukan investasi di Australia mencapai angka
miliaran dolar AS. Namun karena orang-orang Nauru tak mahir mengelola keuangan,
modal investasi itu hanya tersisa sejutaan do-llar saja. Satu-satunya investasi
pada bangunan yang masih tetap berdiri di Australia adalah House of Nauru,
yaitu bangunan 52 tingkat milik negara Nauru, dan dua gedung lain di kepulauan
Pasifik. Anekdot terhadap gedung ini: Seandainya Pulau Nauru tergadai, maka
seluruh penduduk akan pindah ke House of Nauru!
Nauru
kini berbeda dengan Nauru di masa empat puluhan tahun yang lalu. Negara pulau
itu kini sudah di ambang kebangkrutan. Bahkan perusahaan perkapalan dan
penerbangannya sudah nyaris tutup. Yang tersisa hanya sedikit kapal kecil dan
satu pesawat terbang kenegaraan. Padahal sebelumnya Nauru punya sejumlah armada
kapal mewah dan beberapa pesawat terbang komersil. Namun semua aset itu sudah
dijual.
Bahkan
kekhawatiran akan kemiskinan sudah mendera penduduk dengan pemotongan dan
penghapusan subsidi. Sementara produksi tambang fosfat sudah mencapai angka
minimal dan hanya meninggalkan lubang menganga di plato pulau Nauru!
Sebuah
negara kecil seluas ‘telapak tangan’ di daerah Pasifik Selatan Mikronesia, 500
km dari dari pulau Papua. Ironis, karena negara berarea 21km persegi ini selama
30 tahun pernah tercatat sebagai salah satu negara terkaya di dunia.
Pendapatan
perkapitanya pada tahun 1981 mencapai 17.000 dolar, bandingkan dengan Indonesia
yang hanya 530 dolar perkapita di tahun yang sama. Dengan pendapatan setinggi
itu dan jumlah penduduk yang hanya 13 ribu jiwa (masih lebih banyak penonton
liga Indonesia lawan Arab Saudi tempo hari yang mencapai 90.000 jiwa) Nauru
menjelma menjadi negara yang sangat kaya. Mereka membangun gedung-gedung
tinggi. Membeli mobil-mobil dan pesawat-pesawat komersial mewah. Tak ada orang
miskin di sana, apalagi gelandangan. Negara mensubsidi kehidupan seluruh
rakyatnya. Lebih dari 80% angkatan kerja diangkat sebagai pegawai negeri. Para
pegawai ini tidak terikat jam kerja. Mereka boleh datang dan pergi sesuka hati.
Para penganggur pun disubsidi oleh negara. Pendek kata, saking kayanya Nauru,
tanpa bekerja pun para penduduk bisa hidup mewah. Rakyat tidak dikenakan pajak.
Pendidikan dan kesehatan gratis, pangan disubsidi, yang ingin sekolah ke luar
negeri diberi beasiswa. Bahkan saking manjanya, penduduk Nauru enggan jadi
pekerja lapangan. Pemerintahnya terpaksa mengimpor tenaga kerja dari Australia,
Cina, Kiribati dan Tuvalu.
Negara Phospat
Apa
yang membuat Nauru menjadi sebegitu kaya? tak lain karena kotoran burung. Lebih
dari 70% tanah Nauru terdiri atas endapan tahi burung Guano yang menumpuk
selama ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Hal ini dikarenakan dulunya Nauru
merupakan tempat bagi koloni besar burung Guano. Kotoran burung ini menjadi
phospat, yang berfungsi sebagai pupuk tanaman.
Phospat
ditemukan tahun 1899 dan mulai dieksplorasi tahun 1907. Saat itu Nauru masih
menjadi bagian dari negara Australia. Setelah diberi kemerdekaan pada 31
Januari 1968, pertambangan phospat dikuasai putra daerah. Diperkirakan, jumlah
phospat berkualitas tinggi di seluruh Nauru 41 juta ton. Ini jumlah yang
teramat besar. Bandingkan dengan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau,
jumlah seluruh phospatnya diperkirakan hanya 2,5 juta ton. Karena itu wajarlah
kiranya negara yang masuk dalam daftar negara terkecil di dunia itu
disebut-sebut sebagai negara phospat, dan diincar banyak negara.
Eksplorasi
Berlebihan
Kekayaan
membuat Nauru terlena. Mereka mengeksplorasi phospat, yang menjadi satu-satunya
sandaran hidup negara itu secara besar-besaran, tanpa memikirkan masa depan.
Hal ini mengakibatkan dua masalah serius.
Pertama, eksplorasi besar-besaran itu membuat cadangan phospat Nauru menipis. Jumlah ekspornya menurun drastis dari dua juta ton pertahun ke Australia dan Selandia Baru, menjadi hanya 33.000 ton saja tahun 2001. Pendapatan perkapitanya turun dari 17.000 dolar ke angka 3.000 dolar. Tahun 2006 menjadi tahun yang sangat berat bagi Nauru karena pertambangan-pertambangan besar Nauru tutup akibat ketiadaan phospat. Yang masih beroperasi hanyalah pertambangan skala kecil yang tak terlalu bisa diandalkan. Akibatnya sungguh mengerikan. Nauru kini bangkrut.
Pertama, eksplorasi besar-besaran itu membuat cadangan phospat Nauru menipis. Jumlah ekspornya menurun drastis dari dua juta ton pertahun ke Australia dan Selandia Baru, menjadi hanya 33.000 ton saja tahun 2001. Pendapatan perkapitanya turun dari 17.000 dolar ke angka 3.000 dolar. Tahun 2006 menjadi tahun yang sangat berat bagi Nauru karena pertambangan-pertambangan besar Nauru tutup akibat ketiadaan phospat. Yang masih beroperasi hanyalah pertambangan skala kecil yang tak terlalu bisa diandalkan. Akibatnya sungguh mengerikan. Nauru kini bangkrut.
Hutang
mereka mencapai 240 juta dolar, lebih besar dari APBN mereka sendiri. Nauru
terpaksa melego propertinya untuk menutupi hutang seperti
gedung pencakar langit Nauru House, Sydney’s Mercure Hotel and Royal Randwick Shopping Center, hotel-hotel Downtowner and Savoy Park Plaza di Melbourne. Meski demikian, hutang tetap belum lunas, masih tersisa 33 juta dolar. Nauru jatuh dalam kubangan kemiskinan. Membayar sewa gedung saja mereka kini tak mampu. Beberapa waktu lalu, 30 orang perwakilan Nauru di Sydney diusir dari gedung kantor mereka karena menunggak sewa. Lapangan terbang mereka pun kini ditutup karena tak punya dana melakukan perawatan. Di tengah kepanikan, pemerintah Nauru mengambil langkah pragmatis, mereka menawarkan Nauru kepada Australia untuk menjadi tempat pengungsian manusia-manusia perahu dengan imbalan 20 juta dolar. Namun, karena masyarakat Nauru terbiasa hidup manja dan malas akibat kemakmuran, mereka tidak tahu bagaimana cara mengurus para pengungsi ini, akibatnya para pengungsi hidup terlantar dalam kondisi menyedihkan.
gedung pencakar langit Nauru House, Sydney’s Mercure Hotel and Royal Randwick Shopping Center, hotel-hotel Downtowner and Savoy Park Plaza di Melbourne. Meski demikian, hutang tetap belum lunas, masih tersisa 33 juta dolar. Nauru jatuh dalam kubangan kemiskinan. Membayar sewa gedung saja mereka kini tak mampu. Beberapa waktu lalu, 30 orang perwakilan Nauru di Sydney diusir dari gedung kantor mereka karena menunggak sewa. Lapangan terbang mereka pun kini ditutup karena tak punya dana melakukan perawatan. Di tengah kepanikan, pemerintah Nauru mengambil langkah pragmatis, mereka menawarkan Nauru kepada Australia untuk menjadi tempat pengungsian manusia-manusia perahu dengan imbalan 20 juta dolar. Namun, karena masyarakat Nauru terbiasa hidup manja dan malas akibat kemakmuran, mereka tidak tahu bagaimana cara mengurus para pengungsi ini, akibatnya para pengungsi hidup terlantar dalam kondisi menyedihkan.
Kerusakan
Lingkungan
Masalah
kedua Nauru adalah kerusakan lingkungan. Masalah ini tak kalah seriusnya.
Organisasi pecinta lingkungan Greenpeace mencatat, akibat pertambangan yang
membabi buta, 90% wilayah Nauru kini tak layak huni (waste-land),dan memerlukan
rehabilitasi secara besar-besaran. Nauru menuntut Inggris, Australia dan
Selandia Baru untuk membayar ganti rugi atas kerusakan ekologinya, sebab
perusahaan-perusahaan tambang yang beroperasi di Nauru berasal dari
negara-negara tersebut. Pada penyelesaian sengketa di luar pengadilan,
Australia setuju membayar 2,5 juta dolar Australia pertahun selama 20 tahun.
Inggris dan Selandia Baru, masing-masing membayar 12 juta dolar. Namun
kompensasi ini sungguh tak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan.
Tercatat, selain merusak 90% wilayah Nauru, pertambangan juga menghancurkan 40%
kehidupan laut di Zona Ekonomi Ekslusif (Exclusive Economic Zone). Vegetasi
hijau dan habitat mamalia musnah. Jenis-jenis hewan di Nauru sangat sedikit,
bisa dihitung dengan jari.
Kini,
masalah yang lebih gawat menanti di depan mata. Akibat kerusakan lingkungan,
lahan yang ada tak bisa ditanami dan cadangan air menghilang.
Mereka terpaksa mengimpor seluruh makanan dan minuman dari Australia. Sungguh mengkhawatirkan kondisi negara kecil Nauru kini. Wilayah yang dulunya makmur dan subur itu, kini panas dan gersang. Tak ada lagi kehijauan, hanya debu yang menutup pandangan.
Mereka terpaksa mengimpor seluruh makanan dan minuman dari Australia. Sungguh mengkhawatirkan kondisi negara kecil Nauru kini. Wilayah yang dulunya makmur dan subur itu, kini panas dan gersang. Tak ada lagi kehijauan, hanya debu yang menutup pandangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Caroline
adalah wilayah kepulauan yang termasuk dalam wilayah Negara Federasi
Mikronesia. Berada di barat Samudera Pasifik atau tepatnya di sebelah utara New
Guinea.
Nenek moyang
bangsa Mikronesia telah berada di kepulauan Caroline lebih dari 4,000 tahun
yang lalu. Kelompok-kelompok yang dipimpin oleh seorang kepala suku secara
bertahap bergabung dengan kerajaan yang lebih memiliki sistem ekonomi dan agama
yang lebih terpusat di Yap.
Penjelajah
Eropa yang pertama datang adalah Portugis yang sedang dalam perjalanan mencari
rempah-rempah ke Indonesia dan disusul oleh Spanyol yang mendarat di Kepulauan
Carolina pada abad ke-16.
Negara
Federasi Negara Mikronesia (NFM) dibentuk pada tahun 1978 melalui hasil
referendum masyarakat di 4 (empat) distrik Trust Territory of the Pacific
Island (TPPI) yaitu Truk (Chuuk), Yap, Ponape (Pohnpei), dan Kusaie (Kosrae).
Berdasarkan konstitusi NFM yang diberlakukan pada tahun 1979, keempat distrik
tersebut selanjutnya menjadi negara bagian (states) NFM yang masing-masing
dikepalai oleh seorang Gubernur (Governor of States). NFM menjadi merdeka
secara penuh, setelah penandatanganan perjanjian hubungan tidak mengikat dengan
AS pada tahun 1986, dan berlaku sepenuhnya pada bulan Juni 2004.
3.2 Kritik dan Saran
Penulisan
makalah yang mengenai bagian-bgian negara di Kepulauan Pasifik ini masih jauh
dari sempurna. Kami dari kelompok 2 mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar pada penyusunan berikutnya semakin baik. Semoga penyusunan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Daftar
pustaka
http://WWW. /Fenomena Negara “Super Kecil” Itu Bernama Nauru «
Koran Nias.htm
http:///
WWW. Kepulauan Pasifik _ SAYAP BARAT.htm
http:///
WWW. Scribd.com /kepulauan-marshall.htm
http:///
www. Republic of Kiribati – Micronesia _ BALTYRA.htm
0 komentar:
Posting Komentar