TOKOH-TOKOH
PERANG
SALIB PALING FENOMENAL
Mengkaji
Perang Salib Secara Mendalam
Perang salib di
organisasikan oleh Eropa Kristen terhadap kekuatan kaum muslimin di Timur Dekat
untuk mengambil alih kontrol atas Kota Suci Jerussalem. Perang ini berlangsung
sekitar 2 abad lebih, yaitu sejak tahun 1906 M ketika perang pertama diserukan
oleh pihak Eropa Kristen hingga tahun
Lanjut yak...
1291 M saat tentara Salib di Timur dipaksa keluar dari Acre-Suriah yang merupakan terakhir mereka. Menurut Hafizh Dasuki, ada tiga faktor penyebab terjadinya Perang Salib yaitu : pertama, Faktor Agama. Kedua, Faktor Politik. Ketiga, FaktorEkonomi-Sosial. Christopher Tyerman membagi Perang Salib ke dalam 9 periode.
Lanjut yak...
1291 M saat tentara Salib di Timur dipaksa keluar dari Acre-Suriah yang merupakan terakhir mereka. Menurut Hafizh Dasuki, ada tiga faktor penyebab terjadinya Perang Salib yaitu : pertama, Faktor Agama. Kedua, Faktor Politik. Ketiga, FaktorEkonomi-Sosial. Christopher Tyerman membagi Perang Salib ke dalam 9 periode.
Pertama,
sejak tahun 1905 M sampai 1099 M. Sepanjang periode ini berhasil membangun 4
kerajaan, yakni Kerajaan Jerusalem, Kerajaan Antiokhia, Kerajaan Edessa dan
Kerajaan Tripoli.
Kedua,
sejak
tahun 1147 M sampai 1149 M. Pada periode ini, kemenangan ada di pihak umat
muslim.
Ketiga,
sejak
tahun 1187 M sampai 1192 M. Selama periode ini, Shalahuddin menjadi tokoh yang
tidak hanya dihormati oleh umat Islam, tetapi juga umat Kristen, karena
terkenal kebijaksanaannya.
Keempat,
sejak
tahun 1202 M hingga 1204 M. Pada periode ini Paus Innocent III bermaksud
mengusir Ayyubiyah Mesir.
Kelima,
sejak
tahun 1217 M sampai 1221 M. Sejak tahun 1221 M, pihak muslim dan Kristen
menyetujui perjanjian damai selama 8 tahun. Tentara Salib melanggar janji.
Akhirnya, mereka melakukan perlawanan kembali.
Keenam,
sejak
tahun 1228 M sampai 1229 M. Kristen menguasai sebagian besar Jerusalem,
sedangkan orang muslim diberi kekuasaan terhadap Masjid Al-Aqsha.
Ketujuh,
sejak
tahun 1248 M sampai 1254 M. Pada tahun 1243 M, kaum Templar Kristen melanggar
perjanjian perdamaian dan berkonflik dengan Mesir. Tetapi, mereka menelan
kekalahan, dan tentara muslim pun tetap tak terkalahan.
Kedelapan,
sejak
tahun 1270 M hingga 1271 M. Tentara Salib kali ini hendak menaklukan Tunisia.
Tetapi, hanya 2 bulan berselang, Lois IX meninggal dunia.
Kesembilan,
sejak
tahun 1271 M sampai 1272 M. Dengan jatuhnya Antiokhia (pada tahun 1268 M),
orang-orang Kristen dibantai oleh tentara Muslim sehingga pemerintahan Kristen
di Levant habis kisahnya. Pada tahun 1400-an, Turki Utsmani yang di pimpin oleh
Mehmed II tidak hanya menjajah sejumlah kerajaan di Eropa, Asia, dan Afrika,
tetapi juga berhasil membersihkan sisa-sisa tentara salib di Timur Tengah.
BAGIAN
2
TOKOH-TOKOH
PALING TERKENAL DARI PIHAK ISLAM
1. Abu Ali Mansur Tariqul Hakim (sang
penghancur Tanah Suci Jerusalem)
Abu
Ali Mansur Tariqul Hakim atau Al-Hakim (985-1021 M) adalah khalifah keenam
Fatimiyah dan termasuk salah satu dari 16 imam Ismaili. Ia dikatakan sebagai
tokoh yang paling harus bertanggung jawab terhadap terjadinya Perang Salib.
Al-Hakim menyerukan penghancuran sistematis terhadap Tanah Suci Jerusalem pada
tahun 1009 M. sebelum ayahnya meninggal, ayahnya berpesan supaya orang yang
menggantikan kedudukannya adalah Al-Hakim. Setelah ayahnya dikuburkan, Al-Hakim
disumpah oleh Barjawan, guru pribadinya, pada 14 oktober tahun itu pula,
sebagai Khalifah Fatimiyah ke-16 dengan julukan al-Amr Al-Hakim Billah. Setelah
Al-Hakim dewasa, ia menjadi orang yang fanatic terhadap sekte Ismailiah. Ia
banyak menaklukan wilayah di Asia kecil dan Afrika Utara sambil menyebarkan
pengaruh Ismailiah. Al-Hakim membangun gerakam bernama Druze. Dalam gerakan
itu, Al-Hakim menamakan dirinya sebagai “Manifestasi Allah” dan “Penguasa dunia
yang hanya bisa dikomando oleh Allah”. Pernyataan sejumlah sarjana Sunni dan
Syi’ah yang mengakuinya sebagai keturunan Ali bin Abi Thalib agar ia masuk dalam jajaran 16 Imam Ismaili.
Ia memerintahkan kepada pasukannya untuk menghancurkan Jerusalem yang merupakan
pusat tempat ibadah umat Yahudi dan Kristen. Tindakan inilah yang membuat
Konsili Kepausan Roma menyerukan perang terhadap umat Muslim, yang akhirnya
menjadi perang terbesar sepanjang masa, yakni Perang Salib. Tetapi, di sisi
lain, Al-Hakim merupakan salah satu Khalifah yang sangat mendukung pertumbuhan
ilmu pengetahuan dengan mendirikan pusat keilmuan yang diberi nama Darul Ilmi
(Rumah Pengetahuan).
Pada
tahun 1004 M, Al-Hakim memutuskan bahwa orang Kristen tidak boleh lagi
merayakan Paskah. Pada tahun 1005 M, Al Hakim memerintahkan kepada umat Kristen
dan Yahudi untuk menggunakan pakaian turban (baju khas bangsa arab) hitam.
Selain itu, wanita nonmuslim harus memakai sepatu dengan warna yang berbeda :
yang satu berwarna merah, sedangkan yang lainnya berwarna hitam. Kebijakan ini
berlaku hingga tahun 1014 M. Pada tahun 1007-1012 M, Sikap Al-Hakim berubah 180o.
ia lebih memberikan banyak toleransi kepada umat muslim dari golongan Sunni dan
Syi’ah, sedangkan umat nonmuslim dimusuhi. Puncaknya, pada 18 oktober 1009 M,
Al-Hakim memerintahkan penghancuran terhadap Makam Suci dan bangunan terkait di
Jerusalem. Banyak umat Kristen dan Yahudi yang dipaksa memeluk agama Islam.
Kemudian, pada tahun 1042 M, Kaisar Byzantium Konstantinus IX melakukan
Rekonstruksi Makam Suci atas izin penerus Al-Hakim.
Petrus
Hermit, mengadu kepada Paus Urbanus II bahwa jemaatnya ketika hendak berziarah
ke Jerusalem dicegat, dan banyak dari jemaatnya yang dibantai dengan sadis.
Urbanus langsung membentuk Dewan, dari sanalah terjadi Perang Salib yang
memakan jutaan lebih nyawa dari kedua belah pihak itu, baik pihak Kristen
maupun Islam. Pada tahun 1012-1021 M, Al-Hakim mengizinkan umat Kristen dan
Yahudi yang masuk Islam kembali kepada agamanya dan membangun rumah ibadahnya.
Ironisnya, gerakan Ad-Darazi yang dibentuknya dinyatakannya sebagai agama baru,
dan Al-Hakim menganggap diri sebagai Nabinya yang menerima wahyi Ilahi.
Akhirnya Al-Hakim banyak dituduh Murtad darahnya dan dinyatakan halal. Pada 13
Februari 1021 M, saat usianya 36 tahun, Al-Hakim dikabarkan ke Bukit Al-Muqattam,
diluar Kairo dan ia pun tidak pernah kembali. Hingga pada suatu hari, keledai
dan baju yang dipakai oleh Al-Hakim ditemukan berlumuran darah. Mayatnya pun
hilang. Hingga kini, tidak diketahui letak makamnya, saat itu pula, kedudukan
Al-Hakim sebagai Khalifah Dinasti Fatimiyah digantikan ileh putranya yang
bernama Ali Az-Zahir.
2. Kilij Arsalan (Penghadang Gempuran
Tentara Salib Periode Awal)
Kilij
Arsalan adalah Sultan Seljuk di wilayah Rum sejak tahun 1092 M sampai
kematiannya pada tahun 1107 M. Ia memerintah Rum saat terjadinya Perang Salib I
sehingga wilayah kekuasaannya menjadi salah satu sasaran dari berbagai serangan
kaum Salib Frank. Pada tahun 1101 M, Kilij Arsalan mendirikan kembali
Kesultanan Rum setelah kematian Malik Syah I dari Kekhalifahan Seljuk di Turki.
Kilij Arsalan berusaha meneruskan perjuangan ayahnya untuk mengusir dan
membasmi tentara Salib yang semakin beringas. Selanjtnya, Kilij Arsalan
mengambil alih ibu kota Nicea sembari menggantikan Ghazni Al-Amin, Gubernur
Nicea yang ditunjuk oleh Sultan Malik Syah pada tahun 1093 M. Suku-suku mulai
berpencar-pencar, seperti suku Danishmends, Mangujukids, Saltuqids, Chaka,
Tengribirmish, Artuqids dan Akhlat-Syah. Kilij Arsalan, meskipun pernah menjadi
tawanan politik Sultan Malik Syah, merasa miris pula. Ia tidak tega bila
akhirnya Seljuk Turki dihancurkan oleh Byzantium, musuh bebuyutan terdekatnya.
Kilij Arsalan menikahi putri pimpinan suku Chaka sebagai sebuah upaya bersekutu
dengannya untuk melawan Byzantium. Pada tahun 1094 M, Kilij Arsalan menerima
surat dari Alexius yang menerangkan bahwa Chaka akan berpindah haluan politik
dan bergabung dengan Byzantium. Kilij Arsalan mengundang ayah mertuanya
disebuah pesta dan jamuan makan ditenda militernya. Lalu, Kilij Arsalan
membunuh ayah mertuanya tersebut saat ia mabuk.
Tentara
Salib dipimpin oleh Uskup Prancis yang bernama Petrus Hermit dan Walter, yang
tiba di Nicea pada tahun 1096 M. Tentara Salib berjumlah sekitar 400.000
membunuh rakyat-rakyat sipil. Kilij Arsalan marah besar. Sehingga, hampir
seluruh tentara salib terbunuh, sekitar 30.000 tentara salib dijadikan budak,
da nada pula yang dijual. Pada Mei 1097 M, saat peperangannya dengan tentara
Ghazi Malik di Danishmends, Kilij Arsalan mendapatkan kabar bahwa tentara salib
mengepung Nicea. Kilij Arsalan dikepung oleh tentara salib dan dikalahkan.
Akhirnya Nicea diserahkan oleh Kilij Arsalan ke Byzantium. Pada pertengahan
tahun 1097 M, Konstantinopel memaksa Byzantium untuk memberikan Nicea kembali
ke Seljuk tanpa tebusan. Pada 29 Juni 1097 M, gabungan tentara Danishmend dan
Rum mengepung tentara salib di dekat Dorylaeum. Pemanah Kilj Arsalan tidak mampu menembus garis
pertahanan tentara salib. Pada 1 juli, Kilij Arsalan menginstruksikan kepada
tentaranya untuk menghancurkan lahan pertanian dan pasokan air disepanjang rute
kota Dorylaeum. Hal ini dilakukan dalam rangka melumpuhkan pasokan Logistik
tentara salib. Sehingga, karenanya ia dapat memukul mundur tentara salib. Kilij
Arsalan menyerang tentara salib.
Pada tahun 1101 M, Kilij Arsalan berhasil mengalahkan
tentara salib yang lain di Heraclea Cybistra, yang hendak membantu peperangan
tentara salib di Syria. Hal ini merupakan kemenangan terpenting bagi Turki.
Setelah kemenangan tersebut, Kilij Arsalan memindahkan ibu kota Turki ke Konya.
Di
sana pula, Kilij Arsalan mengalahkan kekuatan tentara salib yang dipimpin oleh
William II of Nevers yang berusaha menyerangnya. Pada tahun 1104 M, Kilij
Arsalan berperang kembali dengan Danishmends, serta menuntut tebusan kepada
Bohemond. Setelah periode Perang salib I, Kilij Arsalan menaklukkan Harran dan
Diyarbakr yang memang merupakan daerah bidikannya. Pada tahun 1107 M, Kilij
Arsalan juga menaklukkan Mosul. Pada pertempuran di dekat sungai Khabur. Kilij
Arsalan ditawan kemudian ia dibunuh oleh tentara Mehmed I.
3. Imaduddin Zanky (Penakluk Negara
Salib)
Imaduddin Zanky (yang di Barat terkenal dengan nama
Zengi) adalah panglima perang muslim yang mengagumkan, yang upayanya diarahkan
untuk memerangi kaum Frank, Ekspansionis awal yang menamakan diri sebagai
tentara salib. Imaduddin Zanky berhasil menaklukkan Negara pertama dari
Negara-negara tentara salib bagi Islam, ketika ia merebut Edessa (Raha) pada
tahun 1144 M, yang merupakan Negara pertama kaum salib. Pada prasasti di Aleppo
yang bertuliskan Muharram 537 H/Agustus 1142 M, Imaduddin Zanky dijuluki
sebagai penakluk orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, pemimpin pra
pejuang jihad, penolong para pasukan, dan pelindung wilayah-eilayah muslim.
Imaduddin Zanky adalah putra Kasim Ad-Daulah Aqsankar, ketika Kasim meninggal
secara mengenaskan di tangan Tutuch, saudara Malik Syah, karena iri atas
kesuksesannya meredam kekacauan politik di Halab pada tahun 1092 M, akhirnya
posisinya digantikan oleh Imaduddin Zanky. Kemudian ia terkenal setelah
menaklukkan Al-Mustarsyid (Khalifah Abbasiyah) pada tahun 1126 M. Imaduddin
Zanky menduduki beberapa posisi strategis. Pertama,
menjadi syahnakiyyah (wakil
sultan) di Damaskus, yang bertugas mengawasi gerak-gerik kekhalifahan Abbasiyah
yang telah bertekuk lutut. Kedua,
menjadi
attabek (kesultanan wilayah) pada
tahun 1127 M di Mousul. Ketiga, mewakili
Sultan Mahmud meredam pemberontakan di Halab Bani Artaq dan Bani Saljuk setelah
Izzuddin Mas’ud al-Bursuqi wafat. Keempat,
mematahkan serbuan gabungan tentara salib dari Raha, Suruj, dan Piraios
yang ingin menguasai wilayah Carrhae.
Josselin
(Raja Raha) dan Bohemond II (Raja Anthiokia) yang sudah lama berniat
menaklukkan dan menguasai Halab membatalkan niat dan rencana mereka. Hal
tersebut membuat Imaduddin Zanky semakin laluasa menjalankan beberapa
rencananya. Pertama, menikahi Hanun,
putri Ridwan bin Tutuch, mantan Raja
Halab, untuk menguatkan posisinya di wilayah Syria Utara. Kedua, mempengaruhi dan mengajak bergabung Halab, serta tiga orang
pimpinan kaum muslimin yang menguasai berbagai wilayah strategis untuk bersatu
padu dalam menghadapi tentara salib, yakni Buri bin Tughtukin yang menguasai
wilayah Damaskus, Hamah dan Hauran, Shamshamuddin Khair Khan bin Qoraja yang
menguasai wilayah Homs dan Sultan bin Munqidz, penguasa wilayah Syizar. Sekitar
20.000 prajurit yang berasal dari berbagai pasukan kerajaan Islam berkumpul di
Diyar Bakar, kemudian berunding untuk mengadakan penyerbuan terhadap Imaduddin
Zanky. Untungnya, kekuatan pasukan Imaduddin Zanky lebih kuat sehingga semua
penentangnya dapat ia tumpas, dan akhirnya ia dapat mengkukuhkan diri sebagai
penguasa sekaligus pemersatu kaum muslimin di wilayah Asia Kecil dan kawasan
Syria Utara. Sepeninggalnya Sultan Mahmud tahta Saljuk, jatuh ketangan Bakar
Daud, putra Sultan Mahmud. Sedangkan Imaduddin Zanky tampaknya tidak suka
terhadap Bakar Daud sehingga akhirnya ia
berkoloni dengan berbagai kekuatan intern Saljuk lainnya untuk menggempur
Saljuk Syah.
Imaduddin
Zanky berusaha menyerang dua Eksponen kerajaan Islam, namun ia gagal lagi,
sehingga ia harus melarikan diri ke Mosur. Pada saat itu pula, Bakar Daud
menyerang balik Imaduddin Zanky dan berhasil menguasai daerah kekuasaan Imaduddin
Zanky di wilayah Irak dan Syria. Ketika peta kekuasaan Imaduddin Zanky melemah,
tentara salib menguasai Halab, ini terjadi pada tahun 1132 M. Imaduddin Zanky
tidak surut semangat. Ia berusaha bangkit kembali. Harapannya untuk menyatukan
kekuatan kaum muslimin dalam menghadapi tentara salib muncul kembali ketika
Imaduddin Zanky bersama dengan sultan Mas’ud berhasil menaklukkan dan menguasai
tanta kekhalifahan Abbasiyah al-Murtarsyid Billah di Baghdad. Selanjutnya,
Imaduddin Zanky kembali membuat berbagai gebrakan terhadap tentara salib, yang
membuatnya bisa menguasai wilayah Ats-Tsarib, Zardana, Tal Aghda, Ma’aratun
Nukman, dan Kfr Thab. Bahkan, wilayah Syizar, Homs dan Qansarin yang dulu
merupakan pusat pergerakan tentara salib pun mampu dikuasai oleh Imaduddin
Zanky.
Pada
tahun 137 M ia harus berhadapan dengan gabungan tentara tempur salib di Benteng
Barin. Sekitar 2.000 tentara salib, termasuk pimpinan pasukannya, Bohemond II,
berhasil ditawan oleh kaum muslimin. Imaduddin Zanky akhirnya dapat mempersatukan
Eksponen kekuatan di sepanjang Daratan Mosul, Halab, Baghdad dan Asia Kecil.
Kemudian, Volk, Kaisar Jerusalem dan pelindung utama tentara salib, melancarkan
siasat buruknya dengan mengadakan pendekatan ke berbagai pihak kaum muslimin,
yakni Damaskus dan Bani Fatimiyah. Ketika Volk dan tentara salib melemah karena
ditinggalkan oleh pihak Byzantium. Imaduddin Zanky dan pasukannya bersiap-siap
merebut kembali wilayah kekuasaan Islam yang telah diduduki oleh tentara salib,
termasuk Raha. Pada 28 November 1144, Raha ditaklukkan oleh kaum muslimin,
sedangkan tahtanya diserahkan kepada Imaduddin Zanky. Penduduk Raha yang
rata-rata Nasrani awalnya tidak mau dipimpin oleh Imaduddin Zanky. Tetapi,
Imaduddin Zanky menanggapinya dengan cara diplomasi sekaligus pendekatan yang
halus dan manusiawi, serta menjanjikan akan memimpin Raha secara adil dan
bijaksana.imaduddin Zanky menunjukkan bukti toleransi yang tinggi dengan
membiarkan atau tidak mengusik berbagai kegiatan keagamaan mereka di gereja.
Akhirnya, alih-alih tidak suka, rakyat Raha bertambah hormat dan simpati
terhadap pemerintahannya. Imaduddin Zanky menaklukkan satu demi satu wilayah
kekuasaan Islam yang diduduki oleh tentara salib, seperti Suruj yang direbutnya
pada januari 1145. Tetapi kekuasaan ini tidak bertahan lama. Tentara salib
segera berusaha merebut dan menguasai kembali wilayah-wilayah yang telah
ditaklukkan oleh Imaduddin Zanky. Mereka melakukan jalur diplomatis dan politis
dengan Damaskus dan Bani Artaq. Imaduddin Zanky menuju Ja’bar untuk menaklukkan
dan merebut benteng pertahanan tentara salib yang terletak di Eufrat. Namun,
ternyata garis hidupnya menentukan hasil yang lain. Sebab, pada pertengahan
Rabi’ul Awal 541 H/September 1146 M, Imaduddin Zanky menemukan ajalnya di ujung
pedang seorang tentara salib yang
kabarnya sebagai mantan budak bernama Byrnaqas.
4.
Nuruddin Mahmud (Propagandis Semangat Perang Umat Muslim)
Nuruddin
Mahmud adalah putra kedua imaduddin Zanky. Ia sebagai panglima Islam ketika
pecah Perang Salib II pada tahun 1148 M, serta pengambil alih Raha (Edessa) dan
Aleppo dari pihak tentara salib. Tahun 1149 M, berhasil memukul mundur kaum
Frank. Atas pencapaiannya tersebut, Nuruddin Mahmud disebut sebagai tokoh
pemimpin kaum muslimin terbesar kedua setelah Shalahuddin al-Ayyubi dalam
sejarah Perang Salib. Selama kepemimpinannya, Nuruddin Mahmud menuai banyak
kesuksesan dalam menaklukkan tentara salib, yang dianggap sebagai fase
kebangkitan kaum muslimin kedua setelah periode kepemimpinan Imaduddin Zanky.
Nuruddin Mahmud secara perlahan dapat menyatukan Mesir dan Syria, serta
menaklukkan kaum salib Frank yang dikomandoi oleh Kaisar Jerman (Conrad III),
Raja Prancis (Lois VII) dari Anthiokia, dan Roha (Edessa). Seusai dinasti
Fatimiyah di Mesir dikuasainya, Nuruddin Mahmud meletakkan fondasi penyatuan
kaum muslimin dan menegaskan kembali Legitimasi satu-satunya Khalifah Abbasiyah
yang bemadzhab Sunni. Perang Salib II di nilai sebagai titik balik bangkitnya
kaum muslimin dari kekalahan. Semangat jihad pertama kali didengungkan pada
masa-masa ini. Itu semua berkat peran besar Nuruddin Mahmud. Dalam ambisinya
menyatukan kaum muslimin, Nuruddin Mahmud terpaksa melakukannya dengan cara
memerangi dan menguasai kekuatan-kekuatan penting kaum Islam Sunni di Syria dan
Syi’ah Ismailiyah sekaligus fraksi-fraksi lain di Mesir untuk menyadarkan
mereka bahwa musuh utama kaum muslimin adalah kaum salib Frank.
Kaum
muslimin berhasil memukul mundur tentara Frank dengan koloni abadi salib, yakni
Byzantium, dari Aleppo dan Raha. Akhirnya, setelah bertahun-tahun Aleppo dan
Raha dikuasai oleh tentara salib, semuanya itu jatuh kembali ketangan kaum
muslimin. Pada akhir oktober 1147 M, Josselin dan Baudouin (dua panglima salib)
berhasil menduduki sejumlah pos penting di Raha, sehingga tinggal satu benteng
terakhir yang masih harus ditaklukkannya supaya sempurna Raha dikuasai oleh
tentara salib, yakni benteng wilayah kuasa Nuruddin Mahmud. Meskipun dengan
kekuatan yang tak sebanding dengan besarnya kekuatan tentara salib, Nuruddin
Mahmud berusaha mempertahankannya agar tidak jatuh ketangan lawan. Hal yang
menarik dari Nuruddin Mahmud adalah ia sebagai pemimpin perang yang bijaksana.
Meskipun memusuhi tentara salib, ia tetap berusaha semaksimal mungkin mengambil
jalur perjanjian damai dengan mereka. Misalnya, dengan Byzantium pada tahun
1159 M dan kaum Frank yang menguasai Jerusalem pada tahun 1161 M. Tentara
Nuruddin Mahmud tidak hanya terdiri atas tentara istana dan seluruh Eksponen
rakyat Damaskus, Syria, dan Mesir, tetapi juga para ulama Fiqh, Sufi, Imam,
penghafal al-Qur’an, Khatib, dan Hakim. Titik balik kehidupan Nuruddin Mahmud terjadi ketika ia
ditimpa penyakit serius pada oktober 1159 M sekaligus kekalahannya melawan kaum
Frank pada tahun 1163 M dalam pertempuran di Al-Buqay’ah. Penyakit dan
kekalahan ini menimbulkan pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan pribadi dan
kebijakan Nuruddin Mahmud. Pada masa kepemimpinan Nuruddin Mahmud, kemajuan di
bidang keilmuan, Ritualitas Islam, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya
berkembang pesat di Syria, Damaskus serta Mesir. Semuanya itu dibuktikan dengan
banyaknya monument, benteng, menara, madrasah, masjid, biara sufi, rumah sakit,
rumah penampungan anak yatim, gedung-gedung dan inskripsi-inskripsi penting
atas nama Nuruddin Mahmud di daerah-daerah tersebut.
5. Asaduddin Shirkuh (Panglima Perang
Muslim Terbesar)
Asaduddin
Shirkuh adalah seorang jenderal yang gagah berani. Ia merupakan Komandan
Angkatan Perang Syria yang telah memukul mundur tentara salib, baik di Syria
maupun Mesir. Sekitar tahun 1130 M ketika Shaddadid digulingkan, Sa’di
memindahkan keluarganya ke Baghdad, kemudian Tikrit, yang disana ia diangkat
sebagai Gubernur Tikrit. Ayyub menggantikan ayahnya sebagai Gubernur Tikrit
ketika Sa’di meninggal dunia. Asaduddin Shirkuh menjabat sebagai panglima perang.
Pada suatu kali, ia bersitegang dengan seorang Kristen secara sangat a lot
sehingga ia membunuhnya. Lalu, karena dianggap sebagai pengacau perdamaian
dengan kaum salib, ia dan saudara-sudaranya (termasuk Ayyub) diasingkan. Itu
terjadi pada tahun 1138 M. Konon, keponakan Asaduddin Shirkuh yang bernama
Yusuf (kemudian dikenal sebagai Shalahuddin) lahir pada waktu malam ketika
mereka sedang dalam perjalanan. Asaduddin Shirkuh, keluarga, dan
saudara-saudaranya meminta suaka ke Dinasti Zengi (Zanky) di Mosul. Zanky
menerima mereka dengan baik dan penuh suka cita. Setelah beberapa lama
diketahui bahwa Asaduddin Shirkuh memiliki kecakapan militer yang bagus,
kemudian Nuruddin Mahmud, putra Zanky, menariknya sebagai tentara anggota.
Asaduddin Shirkuh dipercayai memerintah kota Homs sebagai Negara bahan Mosul.
Sementara itu, Ayyub diserahi tanggung jawab sebagai Gubernur Baalbek dan
Damaskus atas Rekomendasi Nuruddin Mahmud pada tahun 1154 M. Asaduddin Shirkuh
dan pasukannya berhasil membekuk pasukan Shawar-Amalric I, serta menyerang
daerah-daerah kekuasaan tentara salib di Timur Dekat. Bahkan, ia hampir
memenangkan dan menguasai Kerajaan Antiokhia (salah satu Kerajaan Salib
terbesar).
Peperangan
ini berakhir dengan perjanjian damai pada Agustus 1167 M, yang isinya adalah
sebagai berikut :
1. Pertukatan
tawanan perang
2. Asaduddin
Shirkuh dan Shalahuddin al –Ayyubi harus kembali ke Syria
3. Amauric
I harus kembali ke Jerusalem
4. Kota
Alexandria diserahkan kembali kepda Shawar
Pada tahun 1167 M, tentara salib yang dipimpin oleh
Amauric I melanggar perjanjian damai tersebut, yaitu ia menyerang Mesir dan
bermaksud menguasainya. Amalric I
bersekutu dengan kekaisaran Byzantium. Mengetahui hal itu, Shawar beralih
aliansi, yaitu memusuhi Amalric I dan bergabung dengan Asaduddin Shirkuh yang
memang mengetahui gelagat ini lebih awal akhirnya menerima Shawar dengan senang
hati. Asaduddin Shirkuh adalah sebuah nam dari Kurdi-Persia yang secara harfiyah berarti “Singa (dari) gunung”.
Sedangkan gelar kehormatan, yaitu Asad Ad-Din bermakna “Singa Iman”.
Orang-orang salib (dan barat pada umumnya) memanggilnya Siraconus.
6. Hasan Al-Sabbah (sang Pembunuh
Bayaran)
Hasan
Al-Sabbah (1050-1124) ialah seorang ulama Persia, dai Islam, dan seorang pengikut
Fanatik Madzhab Ismailiyah Nizari. Ia memiliki banyak pengikut, dan basis
kekuatannya terletak di pegunungan Alborz, Iran Utara. Tempat itu bernama
Alamut, ia adalah pendiri dan tokoh sentral kelompok Hassasin atau Assasin ,
sebuah kelompok yang menurut Barat sebagai kelompok teroris pertama di dunia.
Hassasin adalah cabang dari Islam Syi’ah Ismailiyah, yang daerah kekuasaannya
mencakup Irak, Iran, Syria dan Lebanon. Mereka mengirim orang-orangnya untuk
membunuh pemimpin penting Sunni yang dianggapnya kaum kafir perebut tahta. Hassasin
banyak membunuh pemimpin utama tentara
salib dalam periode Perang Salib III,
serta para raja di Kerajaan Salib di Asia Kecil. Hassasin berarti pengikut
Hassan Al-Sabbah. Pada usia 17 tahun, Hasan Al-Sabbah bersumpah setia kepada
Al-Muntansir. Sebagai Da’i, ia amat terkenal dan banyak orang mengaguminya.
Saat itu, banyak umat Kristen yang msuk Islam, dan banyak pula orang Sunni yang
menjadi Syi’ah. Karena menjadi Nomaden atas buruan para musuhnya, ia dan para
pengikutnya pun menyerang Alamut pada tahun 1088 M untuk dijadikan sebagai
basis kekuatannya. Kaum Hussasin menjadi semakin kuat. Rencana pembunuhan
terhadap ulama, imam, dan khalifah Sunni pun dilancarkan. Tidak hanya itu,
mereka juga merencanakan pembunuhan terhadap para pembesar tentara salib
sekaligus Raja Salib di wilayah Asia Kecil yang telah dikuasainya.
Adapun
para pemimpin dari pihak Islam yang telah dibunuh dan dibantai adalah sebagai
berikut :
1. Nizam
al-Mulk pada tahun 1092 M. ia adalah wazir
Dinasti Abbasiyah yang paling terkenal
2. AL-AFDHAL
Shahanshah pada tahun 1122 M. Ia ialah wazir
Dinasti Fatimiyah yang telah memenjarakan pembunuhan terhadap Nizar
3. Ibnu
al-Khashshab, pada tahun 1125 M. Ia adalah Sultan Aleppo
4. Al-Bursuqi
pada tahun 1126 M. Ia ialah Sultan Mosul
Para
pemimpin tentara salib dan raja di Negara-negara salib Asia Kecil yang telah
dibunuh adalah sebagai berikut :
1.
Conrad de Montferrat pada tahun 1192 M.
Ia adalah Raja Jerusalem pada periode perang salib III
2.
Raymond II pada tahun 1152 M. Ia adalah
Raja Tripoli dan termasuk salah satu panglima perang salib yang terkenal
3.
Pangeran Edward I of England pada tahun
1271 M. Ia adalah Raja Inggris sekaligus Raja Jerusalem
Kaum Hussasin menjadi
lemah. Akhirnya, tahun demi tahun, Hassasin
menghilang ditelan sejarah. Sementara itu, jauh sebelum penaklukkan
Alamut oleh Hulagu, yakni pada tahun 1124 M, Hasan al-Sabbah meninggal dunia di
Alamut.
7. Shalahuddin al-Ayyubi (Tokoh
Terbesar Kesatria Muslim Sepanjang Sejarah Perang Salib)
Diantara tokoh perang
salib di pihak Islam yang paling terkenal ialah Shalahuddin al-Ayyubi. Ia
sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah di Mesir yang memiliki wilayah kekuasaan
meliputi Syria, Yaman, Irak, Hijaz, dan Diyar Bakr. Shalahuddin al-Ayyubi tidak
hanya terkenal dan dihormati di dunia Timur, tetapi juga di Barat. Itu
dikarenakan kepemimpinan, kekuatan militer, sifatnya yang kesatria, bijaksana,
dan pengampun saat ia berperang melawan tentara salib. Selain sebagai Sultan
dan Panglima Perang, Shalahuddina al-Ayyubi juga sebagai seorang ulama dan
Sufi. Ia banyak men-syarah-i kitab
hadits Abu Dawud dan melaksanakan ritual kesufian. Pada masa remaja,
Shalahuddin al-Ayyubi belajar Agama Islam 10 tahun di Damaskus, sejak usia
belasan tahun, ia selalu bersama ayahnya diberbagai medan pertempuran melawan
tentara salib dan menumpas para pemberontak terhadap sultan Nuruddin Mahmud.
Shalahuddin al-Ayyubi merevitalisasi perekonomian dan politik Mesir,
mengorganisir ulang kekuatan militer, serta menggalakan pendidikan dengan
meresmikan dan menjadikan Universitas Al-Azhar sebagai pusat pendidikan
Ahlussunnah wal Jamaah. Shalahuddin al-Ayyubi menyatukan Syria dengan Mesir,
kemudian membangun Dinasti Al-Ayyubiyah dengan dirinya sendiri sebagai
sultannya yang pertama. Tidak lam kemudian , ia dapat menggabungkan negeri
An-Nubah, Sudan, Yaman, Maroko, Mousul, dan Hijaz kedalam kekuasaannya yang
besar. Shalahuddin al-Ayyubi menghukum mati Count Rainald de Chatillon yang
keji dan kejam terhadap orang-orang islam. Namun, ia membiarkan Guy de Lusignan
pergi Karena ia tidak melakukan kekejaman yang serupa. Sekali lagi, terlihatlah
arti keadilan yang sebenarmya.
8.
Al-Malik al-Adil Syaifudin; Komandan Perang Ayyubiyah
yang tanpa Komporomi
Al-Malik al-Adil
Syaifudin (1145-1218M) atau yang sering dipanggil Al-Adil I bernama lengkap
Al-Malik al-adil Syaifudin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama Syaifudin inilah, tentara salib memberi julukan
Saphadin. Al-Adil I adalah putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara bungsu
dari Shalahuddin al-Ayyubi. Ia memerintah Dinasti Ayyubiyah sejak 1200 M-
kematiannya 1218M.
Setelah
kematian Shalahuddin al-Ayyubi, Dinasti Ayyubiyah menghadapi pemberontakan
Izzudin di Mosul. Al-Adillah yang dapat mengatasi pemberontakan ini. Ia juga
menentukan orang yang berhak menjadi khalifah Ayyubiyah ketika terjadi
perselisihan di antar anak Shalahuddin al-Ayyubi, yaitu Al-Azizdan Al-Afdhal,
dan ia memilih Al-Aziz.
Setelah
kematian Al-Aziz, Al-Afdhal mencoba mengambil alih jabatan, tapi Al-Malik
al-Adil Syaifudin menganggap ia tidak pantas menjadi khalifah. Akhirnya terjadi
peperangan di antara paman dan keponakan itu dan dimenangkan Al-Malik al-Adil
Syaifuddin, dan akhirnya ia diangkat menjadi Khalifah Ayyubiyah yang berpusat
di Damaskus.
Al-Malik
al-Adil Syaifuddin dilahirkan pada Juni 1145M di Damaskus. Pertama kali
menjabat sebagai perwira perang ketika ia dan Shalahuddin al-Ayyubi diajak oleh
pamannya, Syirkuh, untuk mrngabdi pada
Nuruddin Zanky dalam perang di Mesir tahun 1168-1169M.
Saat
kematian Nuruddin Mahmud tahun 1174M, Al-Malik al-adil Syaifuddin mendukung
saudaranya, Shalahuddin al-Ayyubi, menjadi pemimpin Mesir, ia menjadi Sultan
Syiria. Disana ia berperang tentara salib sampai 8 tahun,sejak 1175-1183M.
Tahun
1176M, tentara salib menyerang kota Kairo secara brutal. Al-Malik al-Adil marah
besar dan balik menyerang mereka habis-habisan. Perang terjadi selama
berhari-hari dan banyak memakan korban di kedua belak pihak dengan kemenangan
di kubu Al-Malik al-Adil Syaifuddin dan berhasil menawan 3.000 tentara salib
yang 3.000 tawanan ini langsung digantung di pohon.
Al-Malik
al-Adil Syaifuddin menjabat sebagai Gubernur Aleppo sejak tahun 1183M-1186M.
dia memegang jabatan selama 3 tahun sebab harus kembali ke Mesir untuk
memepertahankannya dari serangan pembalasan tentara salib selama Perang Salib
III (1186-1192M).
Al-Malik
al-Adil Syaifuddin diangkat oleh Shalahuddin al-Ayyubi menjadi Gubernur Mesir
Utara selama hanya 1tahun (1192-1193M) untuk menekan pemberontakan Izzudin dari
Mosul.
Sepeninggal
Al-Aziz dan pasca terjadi pertikaian antara paman dan ponakan ini, Al-Afdhal
berencana membunuh Al-Adil sehingga terjadi pertempuran besar antara keduanya
di Bilbeis 1200M dengan kemenangan di pihak Al-Adil. Setelah itu Al-Adil
memproklamirkan diri sebagai Khalifah Ayyubiyah dengan daerah kekuasaan yang
sangat luas melebihi wilayah Mesir dan Syiria, selama hamper 2 dekade,
1200-1218M. pada awal pemerintahannya ia mengadakan hubungan dan perdagangan
dengan kerajaan tentara salib serta mengubah nama kota Ahlat menjadi Ahlatshahs
tahun1207M.
Niat
baiknya berhubungan dengan tentara salib banyak dikhianati. Awalnya ia sabar,
tapi ada kabara bahwa Gereja Roma menyerukan Perang Salib periode V ia siap
menerima tantangan.
Takdir
memeang tidak mengizinkannya utnuk perang lagi, setelah mempersiapkan bala
tentaranya, ia jatuh sakit hingga ajal menjemput pada 1218M. kemudian perjuangan dilanjutkan anaknya,
Malik al-Kamil.
9.
Al-Malik al-Kamil Muhammad Dipuja sekaligus Dicaci
Al-Malik
al-Kamil Nasrudin Abu al-Mali Muhammad (1180-1238M). Khalifah Dinasti Ayyubiyah
generasi ketiga yang lahir sebagai keturunan suku Kurdi dengan daerah kekuasaan
di Mesir.
Al-Kamil
dipuja sekaligus dicaci oleh umat muslim masa itu. Ia dipuji karena berhasil
mengalahkan tentara salib sebanyak dua kali dan dicaci karena menyerahkan
kembali kota Jerusalem kepada tentara salib.
Usaha
pertamanya sebagai khalifah adalah pada tahun 1218M, ketika ia dan pasukan
berusaha “membersihkan” wilayah Mesir dari tentara salib, dan memduduki kota
itu pada tahun berikutnya. Serangan tentara salib ke Mesir berhasil dipatahkan
oleh pasukan Al-Kamil berkat dukungan
penting dari Republik aritim Italia.
Kekusaan
itu tidak berlangsung lama, sebab Al-Kamil segera dating untuk membebaskan
tanah Mesir. Hal ini ditandai dengan peperangan panjang berkisar 2 tahun
(129-1221M) yang dimenangkan kaum muslim.
Tahun
1912, Al-Kamil hamper kehilangan tahtanya karena konspirasi yang dilakukan oleh
kaum Kristen Koptik. Setelah mempertimbangkanya dengan matang ia memilih
meninggalkan Mesir ke Yaman. Akhirnya konspirasi kaum Kristen Koptik berhasil
dipadamkan oleh saudaranya Al-Mu’azzam, dan Al-Kamil kembali mendapatkan
tahtanya.
Sikap
Al-Kamil lebih terbuka dengan tentara salib daripada pendahulunya yang
menyebabkan marah para saudara, pemimpin kaum muslimin serta rakyat Mesir. Tapi
watak Al-Kamil keras tidak dapat dibengkokkan oleh apapun.
Al-Kamil
banyak membuat tawaran damai dan semuanya ditolak pemimpin tentara salib atas
doktrin dari wakil kepausan Eropa. Berkali-kali ia menawarkan untuk
mengembalikan Jerusalem ke tangan tentara salib dan membangun kembali
dindingnya (yang dirobohkan kembali oleh adiknya).
Dalam
pemerintahannya, Al-Kamil menandatangani beberapa perjanjian dagang dengan
Negara Eropa dan membangun kemitraan erat dengan kaum Kristen. Usaha ini
dilakukan untuk menjadikan fondasi ekonomi Dinasti Ayyubiyah kuat dan tidak
mudah rapuh. Ia mengembanakan irigasi, pertanian, dan pendidikan di ranah
Mesir. Bahkan ia beniat untuk mempelajari agama Kristin(meskipun ditentang oleh
penguasa muslim), sehingga Gereja Koptik mengakuinya sebagai raja yang paling
murah hati sepanjang sejarah Dinasti Ayyubiyah.
Setelah
kenaikan tahtanya, St. Francis berdiskusi masalah keagamaanya dan menghasilkan
keputusan membuatnya terkooptasi. Beberapa kali ia mengajak untuk merubah
sistem kesultanan dengan sistem pemerintahan modern yang diajarkan oleh St.
Francis yang ditujukan untuk memeudahkan merongrong kekuasaanIslam pastinya.
Namun tidak berhasil.
Awal
1219M, rakyat mesir mengalami kelaparan saat Nil gagal banjir. Tahun 1221 M, ia
menawarkan perjanjian damai yg kembali ditolak. Tentara salib menyerang Mesir
lagi, tetapi sudah diantisipasi Al-Kamil sehingga kemenangan di tangan muslim
dan tentara salib menyerah. Dan menerima perjanjian gencatan senjata selama 8
tahun dan berakhirlah perang salib V.
10.
Al-Malik al-Zhahir Baybar; Penangkis Ancaman Salib dab Mongol
Baybar
adalah Khalifah Dinasti Mamluk di Mesir generasi ke-4. Berhasil mengakhiri
perang salib di Syiria serta menyatukan Mesir dan Syiria menjadi satu Negara
kuat. Bayabr dikenal sebagai orang yang garang di medan perang yang juga lihai
berdiplomasi. Ia lahir di Crimea Kipchak Turki tahun 1260M. menurut
pengakuaanya ia pernah dijual sebagai budak di Syiria dan dibeli pangeran
Turki. Tapi karena ada katarak dia dijual ke seorang perwira Mamluk lalu
dikirim ke Mesir utnuk menjadi pengawal Dinasti Ayyubiyah, yakni As-Shalih.
Tahun
1250 M, diangkat sebagai komandan angkatan perang
1.
Paus
Urbanus II; Penyulut Terjadinya Perang Salib I
Paus Urbanus II atau Urbanus II adalah Paus yang kuat sekaligus politikus
yang peka menghadapi keadaan yang menguntungkan. Namun, bukan karena itu semua
yang mebuat namanya begitu besar dan dikenang hingga kini, tetapi lantaran
peristiwa yang terjadi pada 27 November 1095.
Saat itu ia meprakarsai dan menggerakkan suatu persidangan dewan gereja
yang besar di prancis.
Dalam waktu hanya berselang beberapa bulan setelah pidato urbanus II,
perang Salib I pun terjadi. Perang tersebut diikuti dengan serangkaian perang
perang suci lanjutan yang lama hingga 200 tahun lamanya.
Dalam pidato tersebut, Urbanus II menyatakan bahwa siapa saja (kaum
Kristen) yang berangkat ke Jerusalem demi menyelamatkan “kuburan tuhan Yesus”,
ia akan mendapatkan penebusan dosa dan masuk surga, dengan gagasan tersebut
banyak yang menggap sebagai gagasan pertama yang menimbulkan perang salib yang
terjadi sepanjang abad. Yel – yel yang di populerkan oleh Urbanus II, yang
akhirnya menjadi selogan perang salib ialah “ dues lo volt” (perang kehendak
tuhan).
Karna didorong dengan semangat perang berates – ratus bahkan beribu – ribu
orang umat Kristen dari seluruh plosok negeri eropa berduyun – dyuyun datang ke
vatikan, roma, untuk meminta restu paus sekaligus mengikuti prosesi pengambilan
sumpah dan pemberangkatan.
2. Petrus Hermit; Penyebabar
Isu dan Penyulut Api Salib
Petris hermit ( yang meninggal dunia pada 8 Juli 1131 M) adalah seorang
imam Kristen dari Amies, yang termasuk dalah satu tokoh penting dalam sejarah
perang Salib I. sejarah pribadi dan keluarganya tidak banyak diketahui orang.
Adapun yang diketahui bahwa jauh sebelum perang salib terjadi, yakni
sebelum tahun 1096 M, ia dan jemaatnya mencoba berziarah ke Jerusalem. Tetapi,
pengakuan kepada urbanus II, ia dicegas oleh tentara muslis Seljuk sebelem
sampai ke Jerusalem, serta banyak jemaatnya yang dibunuh dan disiksa .
Pengakuan yang belum tentu dan belum teruji kebenarannya inilah yang
membangkitkan kemarahan umat Kristen eropa terhadap umat muslim timur dekat,
terutama khalifah Seljuk.
Peru diketahui bahwa perang salib yang sesungguhnya (antara tentara islam –
Kristen) tidak terjadi serta – merta. Perang
elite itu diawali oleh perang sipil, yakni perang antara tentara perang salib
rakyat yang dipimpin oleh Petrus Hermit dengan orang – orang sipil turki.
Petrus Hermit pula yang
disebut sebagai penggerak pertama terjadinya perang salib rakyat. Kelak,
tentara yang dibawanya untuk menghadapi muslim Seljuk adalah rakyat jelata yang
terdiri atas para budak, orang miskin, penjahat, dan pencuri.
2.
Bohemond
I; The New Buamundus Gigas
Bohemond I lahir pada
tahun 1058 M di san Marco rgentano, Calabria, normandia. Ia adalah putra dari
keluarga bangsawan normandia. Ayahnya
bernama norman robet Guiscard, raja Apulia dan Calabria, sedangkan ibunya ialah
alberada dari buonalbergo.
Bohemond I (1058-1111
M) adalah pangeran Taranto dan raja antiokhia. Ia merupakan pemimpin perang
salib I. pada perang salib itu, kaum Frank (sebutan bagi tentara salib Kristen)
belum memiliki pemimpin militer secara langsung, dan hanya tentara
nonprofessional yang diisi oleh berbagai elemen masyarakat eropa yang menjadi
relawan perang atas provokasi dari pihak gereja, terutama oleh pemimpinnya,
Urbanus II.
Bohenmond I mendampingi
ayahnya dalam serangan besar ke kekaisaran Byzantium pada rentang waktu
1085 M, serta memerintahkan tentara normandia selama absennya Guiscard
dalam perang karena adanya sebuah urusan kerajaan selama 2 tahun.
Ketika bohemond I
memerintah antiokhia, tentara salib lainnya pindah ke selatan hingga direbutnya jarusalem oleh pihak salib dari dinasti
Seljuk. Ini prestasi terbesar kedua bagi bohemand I dalam perang salib.
3.
Alexius I Comnenus; Si Licik dari Byzantium
Alexius I (1056-1118 M) adalah kaisar Byzantium priode 1081 – 1118 M.
pengangkatan sebagai kaisar ditandai oleh gempuran dua kerajaan besar, yakni
dinasti Seljuk turki di asia kecil dan normandia di Balkan barat. Tetapi ia
dapat bertahan menghadapi dua tekanan tersebut.
Alexius I merupakan salah satu tokoh utama pemicu pecahnya perang salib,
yakni ketika sudah tidak punya cara lagi untuk menghadapi rongrongan tentara
Seljuk, ia pergi ke kepuasan barat dan menghasut meraka.
Pada tahun 1094 M, muncul lagi serangan terhadap Byzantium. Kali ini dari
cumans, yang menyerang kekaisaran di Balkan, tetapi serangan itupun dapat di
gagalkan oleh Alexius I.
Tentara salib mendirikan kerajaan antiokhia dengan rajanya bohenmond I.
lantaran marah karna itu, alexsius I
langsung menyerang antiokhia. Tentara bohemond I kalah dalam
peperangan ini.
4.
Robert
II of Flander; Komandan Pusat Tentara Salib Pertama
Robert II (1054 – 1111
M) memimpin flander (suatu wilayah di kerajaan perancis kuno) sejak tahun 1093
M hingga kemtiannya. Ia dikenal sebagai Robert Jerusalem atau Robert crusader
setelah menjadi salhsatu tokoh Kristen yang memimpin perang salib I.
Robert II disambut oleh
kaisar Byzantium, alexius. Tetapi sangat disayangkan bahwa alexius I menuntut mereka mengambil janjibahwa setiap
jajahan kelak diberikan kepada Byzantium.
Setelah itu Robert II
keluar dari kota Jerusalem untuk menghadapi tentara fatimiyah dibawah pimpinan
shahanshah al afdal yang datang untuk merebut kembali Jerusalem.
6. Godfrey de Bouillon; Raja Pertama
Negara Salib Jerusalem
Godfrey de Bouillon adalah putra kedua pangeran Boulgne Eustace Iidan
putri ida of Lorraine, yang lahir pada tahun 1060 M di Boulgne sur Mer. Sebagai
anak kedua, ia harus mengalah pada kakaknya, Eustace, untuk warisan harta dan
kekuasaan di Bouillon. Namun pamannya, Godfrey the Hunchback, yang meninggal
dunia tanpa anak, lalu mewariskan harta dan kekuasaannya kepadanya. Lorraine
Lower sebuah kerajaan kecil. Pada tahun 1095 M, Urbanus II menyerukan perang salib
untuk membebaskan Jerusalem dari tentara muslim Seljuk, serta membantu kekaisaran
Bynzantium yang dibombardir tentara Seljuk. Tanpa pikir panjang, Godfrey
menjual senagian besar tanah kekuasaanya kepada Uskup de Liege dan Uskup
Verdun. Karen aumurnya lebih tua, Raymond dipilih menjadi pemimpin dari
beberapa barisan tentara perang salib I. Sementara itu, Godfrey beserta dua
saudaranya menjadi rombongan tersendiri dari sejumlah rombongan memilih jalur
yang berbeda-beda dan terpisah hingga sampai di Jerusalem.rombongsn Godfrey
berangkat pada Agustusb1096 M dengan 40.000 pasukan. Mereka tiba di
konstantinopel dan diterima baik oleh Kaisar Alexius I. Tentara
salib dan Alexius I Comneus memiliki tujuan berbeda.Alexius menginginkan untuk
merebut kembali wilayah yang telah diambil dinasti Seljuk, sedangkan tentara
salib membebaskan Jerusalem dari kaum muslimin dan mengembalikan kekuasaan
kristen di sana. Kemenangan besar pertama mereka denagn dibantu Byzantium
berhasil menaklukkan kota Nicea, dekat wilayayang dikuasai dinsti Seljuk. Godfrey
memainkan peranan penting dalam pertempuran hingga akhirnya Jerusalem dapat
direbut tentara salib tahun 1099. Setelah lemengan ini, tentara salib membagi
tugas uskup le Puy tewas di Antiokhia, Bohemond I dan Baldwin memutuskan
tinggal di sana. Sebagian prajurit kembali ke selatan Jerusalem, sedangkan
Raymond de Toulouse tentara paling kuat ke Tancred dan Godfrey bergabung
bersamanya. Tentara salib
dihadang tentara Seljuk ketika berada di selatan Palestina. Agustus
1098 M, terdengar kabar bahwa tentara Fatimiyah telah mengambil Jerusalem dari
kaum Frank Kristen. Namun, Godfrey dapat merebut kembali Jerusalem. Tentara
salib tiba di kota pada Juni 1099 M, Godfrey dan beberapa ksatria adalah pihak
yang pertama kali menduduki benteng dan memasuki kota Jerusalem. Setelah
kemenangan besar itu, seluruh elemen kaum Frank sepakat untuk membentuk suatu
kerajaan Jerusalem agar kota suci itu dapat dijaga dengan baik. Maka, 22 Juli
dewan dibentuk di gereja Makm suci dan yang ditunjuk sebagai raja ialah Raymod
de Toulouse, namun ia menolak. Akhirnya posisi itu jatuh pada Godfrey yang
sebelumnya mengajukan syarat untuk menerima posisi itu. Godfrey juga harus
menghadapi pihak oposisi Dagobert Pisa, Patriark Jerusalem yang bersekutu
denagn tancred of Betlehem. Karena ketidakfokusannya, Ascalon tidak bisa
ditaklukkan dan tetap menjadi otoritas Dinasti Fatimiyah. Hingga tahun 1100 M,
Godfrey tidak dapat memperluas wilayah kekuasaannya, hanya sedikit wilayah
saja. Ia meninggal dunia tahun 1100 M ada banyak pendapat mengenai kematiannya
ini, meskipun demikian semua sejarawan sepakat bahwa ia meninggal karena sakit
berkepanjangan.
7.
Guy de Lusignan; si Bijak yang paling dihujat
Setelah tiba ditanah suci tahun 1170
M, Guy de Lusignan berupaya mencegah insiden politik di kerajaan salib
Jerusalem yang kala itu dipimpin oleh Baldwin IV. Dalam beberapa tahun, Baldwin
sakit parah dan terus memburuk. Gut de Lusignan pun diangkat menjadi gubernur
Jerusalem dan dianugerahi mahkota oleh putri Jerusalem tahun 1186 M.
Pertempurannya dengan Shalahudin al-Ayyubi, akhirnya ia ditangkap dan Jerusalem
jatuh di tangan Sshalahudin al –Ayyubi. Setelah satu tahun di penjara Damaskus,
ia dibebaskan oleh shalahudin al-Ayyubi, tetapi ia menolak masuk ke Tirus,
salah satu benteng terakhir tentara salib oleh Condrad of Montferrat.
Guy de Lusigan berada
dibarisan Conrad sebagai raja Jerusalem sedangkan Richard lebih mendukung Guy
dibanding Conrad. Conrad dibunuh oleh Hashshashin diduga karena keterlibatan
Richard dan Guy. Guy diberikan kompesansi atas pencabutan mahkotanya oleh
Conrad dulu, denagn diberi kekuasaan di Siprus pada tahun 1192 M. Pada tahun
1174 M, keberhasilan Guy di Jerusalem tidak dapat dipisahkan denagn dukungan
sosial dan politik raja Jerusalem, Baldwin IV. Ketika Baldwin IV menyerah pada
penyakitnya tahun 1185 M, Baldwin V diangkat menjadi raja sayangnya, ia
sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia 1 tahun kemudian pada 1186 M.
Akhirnya Guy de Lusignan dinobatkan sebagai raja Jerusalem walaupun ada konflik
dari oposisi.
Tahun
1187 M, Guy de Lusignan mencoba mengepung Shalahudin al-Ayyubi di Tiberias,
namun ia malah dikepung dan kekurangan air. Akibatnya, Guy de Lsignan, Godfrey,
Raynald dan Humphrey ditahan oleh Shalahudin al-Ayyubi. Guy de Lusignan
dipenjarakan di Dmaskus. Sybilla menulis srat kepada Shalahudin al-Ayyubi agar
suaminya dibebaskan. Shalahudin pun membebaskan Guy tahun
1188 M, kemudian diizinkan kembali pada istrinya. Guy dan Sybilla mencari
perlindungan di Tirus. Tetapi conrad menolak mereka, akhirnya mereka berkemah
di luar tembok kota selama berbulan-bulan. Sybilla akhirnya meninggal karena
penyakit epidemi pada musim panas tahun 1190 M bersama anak bungsu perempuan
mereka. Kmatian istrinya berakibat buruk pada Guy. Banyaknya pemberontakkan
sehingga Guy kehilangan otoritas sebagai raja Jerusalem.
Guy
de Lusignan meninggal pada tahun 1194 M, dimakamkan di Gereja Templar di
Nicosia. Ditimur, Guy dikenal sebagai raja bijaksan yang cinta damai, di barat,
ia dihujat karena telah menyerahkan Jerusalem di tangan Muslim. Sehingga
ia diibaratkan tokoh lemah, pengecut dan penakut.
8. Baldwin IV; Raja bertopeng yang paling
angkuh
Adiknya adalah
ratu Sybilla of Jerusalem sedangkan keponakannya ialah Bldwin V, Raja Jerusalem
yang kelak menggantikannya. Baldwin IV menghabiskan masa mudanay di kerajaan
ayahnya (Jerusalem) dan meiliki sedikit kontak dengan ibunya. Bldwin IV didik
oleh sejarawan bernama William of Tirus, seseorang yang kemudian menjadi uskup
agung Tirus. William menemukan penyakit pada Baldwin IV. Setelah eberapa tahun,
nyatalah penyakit itu adalah kusta dan lepra. Baldwin IV harus memakai topeng
untuk menutupi wajahnya dan baju ebesarannya menutup seluruh tubunhya.
Ayahnya
meninggal pada 1174 M sehingga ia simahkotai sebagai raj pada usia 13 tahun
sebagai penderita kusta, Baldwin IV tidak diharapkan untuk memerintah, maka
diharapkan kakanya, putri Sybilla dan adiknya, putri Isabella, mengambil
posisinya. Posisi Raymond III sebagai raja sementara berhenti pada ulang tahun
penobatan Baldwin IV sebagai raja muda. Baldwin IV langsung memepersiapkan
pasukan ke Damaskus dan menyerang benteng di sekitar lembah Beqaa, tanpa
meratifikasi perjanjian antara Raymond III dengan Shalahudin. Baldwin
IV merencanakan serangan terhadap basis kekuatan Shalahudin al-Ayyubi di Mesir.
Pada bulan Novembar, Baldwin IV dan Raynald of Chatillon mengalahkan shalahudin
al-Ayyubi denagn bantuan satria Tempalar pada pertempuran terkenal di
Montgisard. Setelah Shalahudin membalas serangan
dalam pertempuran Belvoir Castle tahun 1182 M, mata Baldwin IV buta dan tidak
bisa berjalan, diangkatlah Guy sebagai gantinya, namun Baldwin IV tidak senag
dengan tindakan Gut sebagai pemimpin. Ekspedisi militer tentara salib hari demi
hari terus melemah akibat buruknya kondisi Baldwin IV sekaligus melemahnya
Baldwin V dan Raymond dalam mengendalikan kerajaan Jerusalem. Baldwin IV
meninggal pada 1185 M, beberapa bulan ssetelah kematian ibunya di Acre.
Meskipun seringkali menderita kusta, Balwin mampu mempertahankan dirinya
sebagai raja lebih lama daripada yang diharapkan.
9.
Richard the Lion Heart; Panglima terbesar Pasukan salib
Richard
lahir pada 8 September 1157 M di Beaumont Palace, sebagai anak dari raja Henry
II of England dan Matilda.pada tahun 1169 M, raja Henry II membagi wilayah
kerajaan untuk ketga putranya. Henry
III akan menjadi raja Inggris dan memiliki kendali atas Anjou, Maine, dan
Normandia. Godfrey atas
Brittany dan Richard ats Aquitaine dan Poitiers. Srjak tahun 1180 M
hingga 1183 M, terjadi ketegangan antara Henry II dan Richard. Pasalnya,
Richard disur jormat pada Henry III sebagai raja muda akhirnya pada tahun 1183
M, ayahnya menginvasi aquitane terhadap
Henry III dan Godfrey namun, Richard dan pasukannnya mampu menahan serangan
mereka, konflik berhenti ketika pada juni 1183 M, Henry III meninggal. Pada 6
Juli 1189 M, Henry II meningga dunia dan Richard pun ditahbiskan sbagai raja
Inggris pada 20 Juli 1189 M.
Usaha
Richard yang pertama ialah membasmi pemeluk yahudi Inggris atau memaksa mereka
dibabtis sebagai pemeluk kristen. Setelah
berhasil mengusir orang yahudi dari daratan Inggris, Richard berkonsentrasi
pada perang salib. Richard mulai membuat tentara salib baru yang ia himpun di
tanah Eropa, ia rela menghabiskan warisan ayahnya, menjual tanah jajahan dan
membebaskan [ara tawanan untuk ikut pernag bersamanya. Akhirnya, Richar
berhasil membenuk tentara salib yang tediri atas 4000 tentara bersnjata, 4000
tentara pejalan kaki dan sekitar 100 armada kapal. Tahun
1190 M, Richard dan philip II bersama angkatan perangnya berangkat menuju
Jerusalem.
Pada
oktober, bangsa messina memberontak dan menuntut pasukan Richard-Philip pergi.
Maka Messina diserang dan ditaklukan oleh Richard pada 4 oktober 1190 M. Pada
april 1191 M, Richard dengan armada perangnya meninggalkan Messina untuk
meneruskan perjalanannya. Pada 1 Juni Richard berhasil menaklukan seluruh pulau
Siprus, Siprus menjadi benteng besar bagi umat kristen hingga pertempuran
Lepanto tabun 1971 M. Ia juga menyerang acre pada 8 Juni 1191 M mengetahui
berita ini, Shalahudin al-Ayyubi marah dan mengerahkan pasukannya sehingga
perang besar terjadi di Acre dimenangkan oleh
Richard. 7 September 1911 M terjadi pernga lagi denagn Shalahudin si
arsuf. Peperangan dimenangkan oleh Richard sehingga Ascalon dikuasainya.
Condrad
of Montferrrat yang hendak ditahbiskan sbagai raj ajerusalem meninggal dunia
ditangan Hashshashin pada 28 April 1192 M, sehingga Jresalem diambil alih oleh
tentara muslim. Richar membuatt perjanjain damai denagn
Shalahudain al-Ayyubi, namun halahudin menolak dan bergerak merobohkan benteng
Ascalon. Richard menyerang Mesir, namun gagal akhirnya ia meminta perjanjian
damai kepada Shalahudin al-Ayyubi denagn ketentuan harus menyerahkan Ascalon.
Perjanjiannya adalah gencatan senjata 3 tahun dan meminta akses kehadiran umat
kristen ke Jerusalem guna beribadah.
9.
Frederick II
Frederik lahir
di Jesi dekat Ancons, Italia. Ia anak dari kaisar Henry VI dan putri Constance.
Ayahnya meninggal, lalu ia dinobatkan sebagai kaisar ibunyalah yang
menggantikan posisi suaminya sebagai ratu Sisilia. Frederick II adalah panglima
perang tentara salib pada perang salib VI ia merupakan pelindung ilmu
pengetahuan dan seni, selain berperang ke Jerusalem, diam-diam ia berusaha
mentransfer ilmu pengetahuan muslimin ke Eropa. Pada peride perang salib ia
hanya mengrimkan pasukan ke Mesir dibawah komando Lois I, raja Bavaria. Ia
terus menunda keberangkatannya ke Jerusalem. Karena desakkan, akhirnya
Frederick II memulai ekspedisi perang salib tahun 1228 M. Ia mengambil jalur tanpa pertumpahan darah
diantara kedua belah pihak dan mengambil negosiasi. Ini merupakan strateginya
untuk mendapatkan kembali kerajaan Jerussalem. Buktinya, pada 18 Maret 1229 M,
Frederick II mengambil alih Jreusalem tanpa pertumphan darah dan Frederick II
pun menobatkan diri sebagai raja Jerusalem yang baru.
Namun
ada kendala dalam penobatnya sebagai raja oleh paus. Akhirnya
Frederick II menyerang vatikan Roma dan memporakporandakan wilayah kepausan,
pihak kepausan pun menyerang balik Frederick II. Sitasi ini berlanjut hingga
1243 M. Frederick II meninggal dunia oleh penyakitnya pada 13 Desember 1250 M
di Castel Fiorentino Puglia. Frederick II bersikap keras terhadap kaum kristen
sementara ia sangat mendukung dunia sosial muslimin. Kenyelenehannya inilah
yang membuat Frederick II dikenang oleh kaum muslimin, dikutuk oleh kaum
kristen.
10.
Paus Innocent III; pendendam dan pengucil dari Roma
Innocent III disebut sebagai salah satu paus yang paling
kuat dan berpegaruh dalam sjarah kepausan karena mempunyai kekuasaan kontrol
yag kuat terhadap negara kristen di Eropa. Salah satu kebijakan Innocent III
ialah menyerukan kepada tentara kristen untuk memulai pernag salib IV
mempergunakan kekuasaanya yang laur biasa untuk mengendaliakan dan memanggil
tentara bangsa-bangsa Eropa kristen seperti kaum Frank dan Inggris.
Innocent III memutuskan untuk tidak
hanya merebut kota Jeruslae, tetapi juga Syria, Israel, Yordania, dan Plestina
dari kekuasaan kaum muslim. Hal ini
merupaka reaksi atas kemengangan tentara muslim dibawah pimpinan Shalahudin
al-Ayyubi. Raja, feodal dan bangsawan yang tidakmau tunduk kepadanya dibunuh
diam-diam atau dengan penuh konsfiratif dikucilkan. Juga peprnagan internal
antara akum kristen Eropa dan kaum Konstantinopel yang memang merupakan musuh
bebuyutan antara gereja barat dan timur.
Setelah
berangkat ke Jerusalem, tentara perang salib itu langsung menyeranf pemimpin
Venesia, Zadar pada tahun 1202 M, agar mereka dapat mempergunakan armada
lautnya menuju konstanttinopel. Tentara
salib juga menyerang konstantinopel serta mengambil perlangkapan armada kapal,
senjata dan angkatan perang kontantinopel. Innocent III merasa sedih apalagi
mendengar berita penyeranagn terhadap Byzantium. 15 November 1215 M, innocent
III membuka pertemuan Dewan Lateran IV, pertmuan tersebut menghasilakn 70 kebijakan
antara lain mendorong rakyat untuk mendirikan lembaga pendidikan dan menetapkan
kedudukan rohaniawan lebi tinggi drai kaum awam. Tahun 1217 M, tentara salib
yang baru sudah terbenuk dengan mapan , namaun innocent III tiba-tiba meninggal
dunia pada 16 Juli 1216 M di Perugia.
11. Edward I; si Alim dari Inggris,
penyulut perang salib jild terakhir
Tahun 1265 M, edward I
berperang melawan Simont de Montfort yag memberontak terhaap kerajaan Inggris.
Edward I mengalahkan nya 2 tahun kemdian. Ketika inggris menjadi tenang, Edward
I ikut ekspedisi perang salib ke Jerusalem. Dalam perjalannyan, tahun 1272
ayahnya meninggal dunis lalu ia pulang ke inggris dan 19 Agustus 1274 M, ia
dimahkotai sebagai raja Inggris. Edward I mengadakan ekspedisi ke Jerusalem untuk
menunaikan niatnya dalam sebuah upacara sakral pada 24 Juni 1268 M, dengan
saudaranya, Edmund dan sepupunya, Henry Almain.
Dalam hal ini, mereka
menyulut perang salib IX. Selain mereka, terlibat pula Earl of Gloucester,
bekas musuh Edward I. Halangan terbesar adalah persoalan dana, raja prancis
membantu namun todak juga cukup, Edward menungu hasil pajak rakyatnya. Tentara
salib dimaksudkan membantu meringankan kubu kristen yang terkepung di Acre,
tapr raja Louis IX mengalihkan ke Tunisia. Namun rencana itu gagal, sebuag
epidemi meyerang nyawa Loius IX. Kematian Louis IX memaksa Charles meninggalkan
sisilia ke prancis untuk dinaikkan tahta sebagia raja prancis.
Semanjak
tahun 1244 M sampai saat itu, kerajaan tersebut masih dikuasai oleh kaum muslim.
Adapun pusat kekuatan kerajaan kristen pindah ke Acre. Tentara mulim Mamluk
yang dipimpin oleh Baybar setalah menaklukkan Jerusalaem kemudian mengancam
Acre. Meskipun
pasukan Edward I banyak di banding tentara Baybar, namun mengalahkannya adalah
peluang kecil. Akhirnya Edward I meminta bantuan Mongol, sayangnya baikserangna
mongol ke aleppo maupun Edward ke Qaqun, kembali gagal. 24
septembermeninggalkan Acre menuju sisilia, ia mendapat kabar bahwa ayahnya
meninggal dunia. Ia sanagt terpukul dan sedih. Edward I dinobatkan sebagai raja
Inggris menggantikan posisi ayahnya.
Di
Inggris, Edward I dihadapkan pada sejumlah kegentingan internal kerajaan
Inggris mengenai banyak hal, terutama revolusi administrasi dan hukum, sehingga
konsentrasinay terhadap tentara salib sedikit tersita. Ketrkenalan Edward I
sebagai salah satu tokoh perrang salib ang dikenag bukanlah karena prestasi
dalam menaklukan banyak wilayah kekuasaan tentara muslim, tetapi ia tokoh yang
menyulut terjadinya perang salib IX setelah vakum selamm beberapa tahun.
12. Vlad Dracula III; kesatria saliing
paling ‘haus darah’
Sosok dracula tidak
bisa dilepaskan dari periode akhir perang salib. Ia dilahirkan ketika terjadi
pepernagn antara kerajaan Turki Ustmani denagn kerajaan Hongaria. Dala babakan
perang salib, Dracula salah satu panglima tentara salib yang sadis dan ‘haus
darah’. Dalam peran inilah, dracula banyak melakukan pembantaian terhadap umat
islam. Diperkirakan jumlah korban mencapai 300 ribu umat islam. Korban-korban
tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang sangat biadab, yaitu diakar
hidup-hidup, diaku kepalanya, dan disula.
Dracula
dilahirkan di Sighisoara, Transylvania pada tahun 1431 M. Ayahnya adalah Vlad
Dracula II, raja Wallachia sedangkan ibunya ialah putri Cheajna of Moldovia. Ia
memiliki saudara kandung, yaitu Vlad Calugarul dan Radu cel Frumos serta sudara
tiri, Mircea. Pada tahun 1436 M, Vlad II digulingkan dari tahtanya oleh pihak
oposisinya, tetapi ia dibantu oleh Sultan Murad II dari Ustmani dengan syarat
membayar upeti dan mengirimkan kedua putranya sebagai sandera. Di
penjara Ustmani, dracula sering dicambuk dan dipukul keran keras kepala. Radu,
akhirnya masuk islam dan menjadi anak angkat sultan Murad II. Oleh Mehmed II,
anak Murad II, radu ditugaskan memreintah Janissary. Vlad II lebih menyayangi
Mircea dan Vlad Calugarul ayahnya juga yang menjalin hubungan baik dengan
ustmani.
Pihak
oposisi yang dipiin raja Hongaria, John Hunyadi, membunuh Vlad II di Balteni
Mircea dikubur hidup-hidup. Mencegah jatuhnya kerajaan, Utsmani menyerang
Wallachia, dan menempatkan Vlad III sebagi raja. Tak lama
kemudian Hunyadi menyerang Wallachia sehingga
Dracula melarikan diri dan meminta perlindungan dengan pamannya, Bogdan II.
Oktober 1451 M, Bogdan II dibunuh dan Dracula melarikan diri ke Hongaria.
Setelah mengetahui bahwa Dracula membenci Mehmed II, Hunyadi lalu mengangkat
Mehmed II sebagai penasihatnya. Setalah menaklukkan konstantinopel, mehmed II
menpung ibu koya Hongaria sementara itu, hunyadi meninggal dunia di Serbia,
pada saat yang sama Dracula merebut kembali Wallachia dan menjadi raja.
1459 M, paus Pius II
menyerukan perang salib melawan ustmani pada kongres mantua antutisme terhadp
perang salib hanya Dracula saja. Saat itu pula Mehmed II meminta upeti 10.000
dukatdan 500 pasukan perang untuk ustmani kerana keterlambatan Dracula
menyerahkan Wallachia. Namun, ia menolak dan membunuh utusannya denagn cara
dipaku kepalanya. Mehmed II marah dan berangkat meryerang Wallachia. Pada misim
dingin tahun 1462 M, daracula menghancurkan seluruh wilayah Bulgaria. Denagn
cara menyamar sebagai penyusup dan menghancurkan kamp ustmani di sana.
Menanggapi hal itu,
Mehmed II memberangkatkan sekitar 60.000 tentara dan 30000 laskar untuk
menyerang Wallachia.denagn hanya 40,000 tentra, dracula tidak dapat menghenikan
tentara ustmani sehingga mereka menduduki Trgoviste. Pada tahun 1462 M, Mehmed
II memerintahkan kepada Radu, kakak Dracula untuk menyerangnya, namun dracula
dapat menahannya dan membunuhsekitar 4000 pasukan Radu. Hingga 88 september
tahun itu juga, dracula memperoleh tiga kemenangan. Tetapi, peperanagan terus
berkecamuk hingga dana perang habis. Ia meminta bantuan kepada Hongaria namun
ia dipenjarakan. Secara bertahap, ia mempengaruhi matthias dracula hndak
menaklukkan kembali Wallachia, dengn bantuan Wallachia. Ia dan pasukannya
menyeberangi Danube ketika di Wallachia terjadi peperangan hebat antara tentara
Daracula melawan tentara Mehmed II. Mehmed II mencari cara untuk membunuh
Dracula. Mehmed II memperalat budak Dracula untuk mengajak Dracula keluar
istana setelah keluar istana, ia disergapp tentara Ustmani. Pada desember 1476
M, Mehmed II memenggal kepala dracula di tepi ddanau Snagov. Kemudian kepalanya
di bawa ke istambul dan tubuhnya dikuburkan di gereja snagov tanpa kepala.
1 komentar:
Terima kasih edukasinya, Mbak Hestiara
Posting Komentar