Minggu, 29 Juli 2012

Buku Tokoh-tokoh Perang Salib Paling Fenomenal Oleh Muhammad Ali Fakih

Diposting oleh Unknown di 06.48

TOKOH-TOKOH
PERANG SALIB PALING FENOMENAL

Mengkaji Perang Salib Secara Mendalam
Perang salib di organisasikan oleh Eropa Kristen terhadap kekuatan kaum muslimin di Timur Dekat untuk mengambil alih kontrol atas Kota Suci Jerussalem. Perang ini berlangsung sekitar 2 abad lebih, yaitu sejak tahun 1906 M ketika perang pertama diserukan oleh pihak Eropa Kristen hingga tahun 

Lanjut yak...
1291 M saat tentara Salib di Timur dipaksa keluar dari Acre-Suriah yang merupakan terakhir mereka. Menurut Hafizh Dasuki, ada tiga faktor penyebab terjadinya Perang Salib yaitu : pertama, Faktor Agama. Kedua, Faktor Politik. Ketiga, FaktorEkonomi-Sosial. Christopher Tyerman membagi Perang Salib ke dalam 9 periode.
Pertama, sejak tahun 1905 M sampai 1099 M. Sepanjang periode ini berhasil membangun 4 kerajaan, yakni Kerajaan Jerusalem, Kerajaan Antiokhia, Kerajaan Edessa dan Kerajaan Tripoli.
Kedua, sejak tahun 1147 M sampai 1149 M. Pada periode ini, kemenangan ada di pihak umat muslim.
Ketiga, sejak tahun 1187 M sampai 1192 M. Selama periode ini, Shalahuddin menjadi tokoh yang tidak hanya dihormati oleh umat Islam, tetapi juga umat Kristen, karena terkenal kebijaksanaannya.
Keempat, sejak tahun 1202 M hingga 1204 M. Pada periode ini Paus Innocent III bermaksud mengusir Ayyubiyah Mesir.
Kelima, sejak tahun 1217 M sampai 1221 M. Sejak tahun 1221 M, pihak muslim dan Kristen menyetujui perjanjian damai selama 8 tahun. Tentara Salib melanggar janji. Akhirnya, mereka melakukan perlawanan kembali.
Keenam, sejak tahun 1228 M sampai 1229 M. Kristen menguasai sebagian besar Jerusalem, sedangkan orang muslim diberi kekuasaan terhadap Masjid Al-Aqsha.
Ketujuh, sejak tahun 1248 M sampai 1254 M. Pada tahun 1243 M, kaum Templar Kristen melanggar perjanjian perdamaian dan berkonflik dengan Mesir. Tetapi, mereka menelan kekalahan, dan tentara muslim pun tetap tak terkalahan.
Kedelapan, sejak tahun 1270 M hingga 1271 M. Tentara Salib kali ini hendak menaklukan Tunisia. Tetapi, hanya 2 bulan berselang, Lois IX meninggal dunia.
Kesembilan, sejak tahun 1271 M sampai 1272 M. Dengan jatuhnya Antiokhia (pada tahun 1268 M), orang-orang Kristen dibantai oleh tentara Muslim sehingga pemerintahan Kristen di Levant habis kisahnya. Pada tahun 1400-an, Turki Utsmani yang di pimpin oleh Mehmed II tidak hanya menjajah sejumlah kerajaan di Eropa, Asia, dan Afrika, tetapi juga berhasil membersihkan sisa-sisa tentara salib di Timur Tengah.

BAGIAN 2
TOKOH-TOKOH PALING TERKENAL DARI PIHAK ISLAM
1.      Abu Ali Mansur Tariqul Hakim (sang penghancur Tanah Suci Jerusalem)
Abu Ali Mansur Tariqul Hakim atau Al-Hakim (985-1021 M) adalah khalifah keenam Fatimiyah dan termasuk salah satu dari 16 imam Ismaili. Ia dikatakan sebagai tokoh yang paling harus bertanggung jawab terhadap terjadinya Perang Salib. Al-Hakim menyerukan penghancuran sistematis terhadap Tanah Suci Jerusalem pada tahun 1009 M. sebelum ayahnya meninggal, ayahnya berpesan supaya orang yang menggantikan kedudukannya adalah Al-Hakim. Setelah ayahnya dikuburkan, Al-Hakim disumpah oleh Barjawan, guru pribadinya, pada 14 oktober tahun itu pula, sebagai Khalifah Fatimiyah ke-16 dengan julukan al-Amr Al-Hakim Billah. Setelah Al-Hakim dewasa, ia menjadi orang yang fanatic terhadap sekte Ismailiah. Ia banyak menaklukan wilayah di Asia kecil dan Afrika Utara sambil menyebarkan pengaruh Ismailiah. Al-Hakim membangun gerakam bernama Druze. Dalam gerakan itu, Al-Hakim menamakan dirinya sebagai “Manifestasi Allah” dan “Penguasa dunia yang hanya bisa dikomando oleh Allah”. Pernyataan sejumlah sarjana Sunni dan Syi’ah yang mengakuinya sebagai keturunan Ali bin Abi Thalib  agar ia masuk dalam jajaran 16 Imam Ismaili. Ia memerintahkan kepada pasukannya untuk menghancurkan Jerusalem yang merupakan pusat tempat ibadah umat Yahudi dan Kristen. Tindakan inilah yang membuat Konsili Kepausan Roma menyerukan perang terhadap umat Muslim, yang akhirnya menjadi perang terbesar sepanjang masa, yakni Perang Salib. Tetapi, di sisi lain, Al-Hakim merupakan salah satu Khalifah yang sangat mendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan dengan mendirikan pusat keilmuan yang diberi nama Darul Ilmi (Rumah Pengetahuan).
Pada tahun 1004 M, Al-Hakim memutuskan bahwa orang Kristen tidak boleh lagi merayakan Paskah. Pada tahun 1005 M, Al Hakim memerintahkan kepada umat Kristen dan Yahudi untuk menggunakan pakaian turban (baju khas bangsa arab) hitam. Selain itu, wanita nonmuslim harus memakai sepatu dengan warna yang berbeda : yang satu berwarna merah, sedangkan yang lainnya berwarna hitam. Kebijakan ini berlaku hingga tahun 1014 M. Pada tahun 1007-1012 M, Sikap Al-Hakim berubah 180o. ia lebih memberikan banyak toleransi kepada umat muslim dari golongan Sunni dan Syi’ah, sedangkan umat nonmuslim dimusuhi. Puncaknya, pada 18 oktober 1009 M, Al-Hakim memerintahkan penghancuran terhadap Makam Suci dan bangunan terkait di Jerusalem. Banyak umat Kristen dan Yahudi yang dipaksa memeluk agama Islam. Kemudian, pada tahun 1042 M, Kaisar Byzantium Konstantinus IX melakukan Rekonstruksi Makam Suci atas izin penerus Al-Hakim.
Petrus Hermit, mengadu kepada Paus Urbanus II bahwa jemaatnya ketika hendak berziarah ke Jerusalem dicegat, dan banyak dari jemaatnya yang dibantai dengan sadis. Urbanus langsung membentuk Dewan, dari sanalah terjadi Perang Salib yang memakan jutaan lebih nyawa dari kedua belah pihak itu, baik pihak Kristen maupun Islam. Pada tahun 1012-1021 M, Al-Hakim mengizinkan umat Kristen dan Yahudi yang masuk Islam kembali kepada agamanya dan membangun rumah ibadahnya. Ironisnya, gerakan Ad-Darazi yang dibentuknya dinyatakannya sebagai agama baru, dan Al-Hakim menganggap diri sebagai Nabinya yang menerima wahyi Ilahi. Akhirnya Al-Hakim banyak dituduh Murtad darahnya dan dinyatakan halal. Pada 13 Februari 1021 M, saat usianya 36 tahun, Al-Hakim dikabarkan ke Bukit Al-Muqattam, diluar Kairo dan ia pun tidak pernah kembali. Hingga pada suatu hari, keledai dan baju yang dipakai oleh Al-Hakim ditemukan berlumuran darah. Mayatnya pun hilang. Hingga kini, tidak diketahui letak makamnya, saat itu pula, kedudukan Al-Hakim sebagai Khalifah Dinasti Fatimiyah digantikan ileh putranya yang bernama Ali Az-Zahir.

2.      Kilij Arsalan (Penghadang Gempuran Tentara Salib Periode Awal)
Kilij Arsalan adalah Sultan Seljuk di wilayah Rum sejak tahun 1092 M sampai kematiannya pada tahun 1107 M. Ia memerintah Rum saat terjadinya Perang Salib I sehingga wilayah kekuasaannya menjadi salah satu sasaran dari berbagai serangan kaum Salib Frank. Pada tahun 1101 M, Kilij Arsalan mendirikan kembali Kesultanan Rum setelah kematian Malik Syah I dari Kekhalifahan Seljuk di Turki. Kilij Arsalan berusaha meneruskan perjuangan ayahnya untuk mengusir dan membasmi tentara Salib yang semakin beringas. Selanjtnya, Kilij Arsalan mengambil alih ibu kota Nicea sembari menggantikan Ghazni Al-Amin, Gubernur Nicea yang ditunjuk oleh Sultan Malik Syah pada tahun 1093 M. Suku-suku mulai berpencar-pencar, seperti suku Danishmends, Mangujukids, Saltuqids, Chaka, Tengribirmish, Artuqids dan Akhlat-Syah. Kilij Arsalan, meskipun pernah menjadi tawanan politik Sultan Malik Syah, merasa miris pula. Ia tidak tega bila akhirnya Seljuk Turki dihancurkan oleh Byzantium, musuh bebuyutan terdekatnya. Kilij Arsalan menikahi putri pimpinan suku Chaka sebagai sebuah upaya bersekutu dengannya untuk melawan Byzantium. Pada tahun 1094 M, Kilij Arsalan menerima surat dari Alexius yang menerangkan bahwa Chaka akan berpindah haluan politik dan bergabung dengan Byzantium. Kilij Arsalan mengundang ayah mertuanya disebuah pesta dan jamuan makan ditenda militernya. Lalu, Kilij Arsalan membunuh ayah mertuanya tersebut saat ia mabuk.
Tentara Salib dipimpin oleh Uskup Prancis yang bernama Petrus Hermit dan Walter, yang tiba di Nicea pada tahun 1096 M. Tentara Salib berjumlah sekitar 400.000 membunuh rakyat-rakyat sipil. Kilij Arsalan marah besar. Sehingga, hampir seluruh tentara salib terbunuh, sekitar 30.000 tentara salib dijadikan budak, da nada pula yang dijual. Pada Mei 1097 M, saat peperangannya dengan tentara Ghazi Malik di Danishmends, Kilij Arsalan mendapatkan kabar bahwa tentara salib mengepung Nicea. Kilij Arsalan dikepung oleh tentara salib dan dikalahkan. Akhirnya Nicea diserahkan oleh Kilij Arsalan ke Byzantium. Pada pertengahan tahun 1097 M, Konstantinopel memaksa Byzantium untuk memberikan Nicea kembali ke Seljuk tanpa tebusan. Pada 29 Juni 1097 M, gabungan tentara Danishmend dan Rum mengepung tentara salib di dekat Dorylaeum. Pemanah Kilj Arsalan tidak mampu menembus garis pertahanan tentara salib. Pada 1 juli, Kilij Arsalan menginstruksikan kepada tentaranya untuk menghancurkan lahan pertanian dan pasokan air disepanjang rute kota Dorylaeum. Hal ini dilakukan dalam rangka melumpuhkan pasokan Logistik tentara salib. Sehingga, karenanya ia dapat memukul mundur tentara salib. Kilij Arsalan menyerang tentara salib.
Pada tahun 1101 M, Kilij Arsalan berhasil mengalahkan tentara salib yang lain di Heraclea Cybistra, yang hendak membantu peperangan tentara salib di Syria. Hal ini merupakan kemenangan terpenting bagi Turki. Setelah kemenangan tersebut, Kilij Arsalan memindahkan ibu kota Turki ke Konya. Di sana pula, Kilij Arsalan mengalahkan kekuatan tentara salib yang dipimpin oleh William II of Nevers yang berusaha menyerangnya. Pada tahun 1104 M, Kilij Arsalan berperang kembali dengan Danishmends, serta menuntut tebusan kepada Bohemond. Setelah periode Perang salib I, Kilij Arsalan menaklukkan Harran dan Diyarbakr yang memang merupakan daerah bidikannya. Pada tahun 1107 M, Kilij Arsalan juga menaklukkan Mosul. Pada pertempuran di dekat sungai Khabur. Kilij Arsalan ditawan kemudian ia dibunuh oleh tentara Mehmed I.

3.      Imaduddin Zanky (Penakluk Negara Salib)
Imaduddin Zanky (yang di Barat terkenal dengan nama Zengi) adalah panglima perang muslim yang mengagumkan, yang upayanya diarahkan untuk memerangi kaum Frank, Ekspansionis awal yang menamakan diri sebagai tentara salib. Imaduddin Zanky berhasil menaklukkan Negara pertama dari Negara-negara tentara salib bagi Islam, ketika ia merebut Edessa (Raha) pada tahun 1144 M, yang merupakan Negara pertama kaum salib. Pada prasasti di Aleppo yang bertuliskan Muharram 537 H/Agustus 1142 M, Imaduddin Zanky dijuluki sebagai penakluk orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, pemimpin pra pejuang jihad, penolong para pasukan, dan pelindung wilayah-eilayah muslim. Imaduddin Zanky adalah putra Kasim Ad-Daulah Aqsankar, ketika Kasim meninggal secara mengenaskan di tangan Tutuch, saudara Malik Syah, karena iri atas kesuksesannya meredam kekacauan politik di Halab pada tahun 1092 M, akhirnya posisinya digantikan oleh Imaduddin Zanky. Kemudian ia terkenal setelah menaklukkan Al-Mustarsyid (Khalifah Abbasiyah) pada tahun 1126 M. Imaduddin Zanky menduduki beberapa posisi strategis. Pertama, menjadi syahnakiyyah (wakil sultan) di Damaskus, yang bertugas mengawasi gerak-gerik kekhalifahan Abbasiyah yang telah bertekuk lutut. Kedua, menjadi attabek (kesultanan wilayah) pada tahun 1127 M di Mousul. Ketiga, mewakili Sultan Mahmud meredam pemberontakan di Halab Bani Artaq dan Bani Saljuk setelah Izzuddin Mas’ud al-Bursuqi wafat. Keempat, mematahkan serbuan gabungan tentara salib dari Raha, Suruj, dan Piraios yang ingin menguasai wilayah Carrhae.
Josselin (Raja Raha) dan Bohemond II (Raja Anthiokia) yang sudah lama berniat menaklukkan dan menguasai Halab membatalkan niat dan rencana mereka. Hal tersebut membuat Imaduddin Zanky semakin laluasa menjalankan beberapa rencananya. Pertama, menikahi Hanun, putri Ridwan bin Tutuch, mantan  Raja Halab, untuk menguatkan posisinya di wilayah Syria Utara. Kedua, mempengaruhi dan mengajak bergabung Halab, serta tiga orang pimpinan kaum muslimin yang menguasai berbagai wilayah strategis untuk bersatu padu dalam menghadapi tentara salib, yakni Buri bin Tughtukin yang menguasai wilayah Damaskus, Hamah dan Hauran, Shamshamuddin Khair Khan bin Qoraja yang menguasai wilayah Homs dan Sultan bin Munqidz, penguasa wilayah Syizar. Sekitar 20.000 prajurit yang berasal dari berbagai pasukan kerajaan Islam berkumpul di Diyar Bakar, kemudian berunding untuk mengadakan penyerbuan terhadap Imaduddin Zanky. Untungnya, kekuatan pasukan Imaduddin Zanky lebih kuat sehingga semua penentangnya dapat ia tumpas, dan akhirnya ia dapat mengkukuhkan diri sebagai penguasa sekaligus pemersatu kaum muslimin di wilayah Asia Kecil dan kawasan Syria Utara. Sepeninggalnya Sultan Mahmud tahta Saljuk, jatuh ketangan Bakar Daud, putra Sultan Mahmud. Sedangkan Imaduddin Zanky tampaknya tidak suka terhadap Bakar Daud sehingga akhirnya ia  berkoloni dengan berbagai kekuatan intern Saljuk lainnya untuk menggempur Saljuk Syah.
Imaduddin Zanky berusaha menyerang dua Eksponen kerajaan Islam, namun ia gagal lagi, sehingga ia harus melarikan diri ke Mosur. Pada saat itu pula, Bakar Daud menyerang balik Imaduddin Zanky dan berhasil menguasai daerah kekuasaan Imaduddin Zanky di wilayah Irak dan Syria. Ketika peta kekuasaan Imaduddin Zanky melemah, tentara salib menguasai Halab, ini terjadi pada tahun 1132 M. Imaduddin Zanky tidak surut semangat. Ia berusaha bangkit kembali. Harapannya untuk menyatukan kekuatan kaum muslimin dalam menghadapi tentara salib muncul kembali ketika Imaduddin Zanky bersama dengan sultan Mas’ud berhasil menaklukkan dan menguasai tanta kekhalifahan Abbasiyah al-Murtarsyid Billah di Baghdad. Selanjutnya, Imaduddin Zanky kembali membuat berbagai gebrakan terhadap tentara salib, yang membuatnya bisa menguasai wilayah Ats-Tsarib, Zardana, Tal Aghda, Ma’aratun Nukman, dan Kfr Thab. Bahkan, wilayah Syizar, Homs dan Qansarin yang dulu merupakan pusat pergerakan tentara salib pun mampu dikuasai oleh Imaduddin Zanky.
Pada tahun 137 M ia harus berhadapan dengan gabungan tentara tempur salib di Benteng Barin. Sekitar 2.000 tentara salib, termasuk pimpinan pasukannya, Bohemond II, berhasil ditawan oleh kaum muslimin. Imaduddin Zanky akhirnya dapat mempersatukan Eksponen kekuatan di sepanjang Daratan Mosul, Halab, Baghdad dan Asia Kecil. Kemudian, Volk, Kaisar Jerusalem dan pelindung utama tentara salib, melancarkan siasat buruknya dengan mengadakan pendekatan ke berbagai pihak kaum muslimin, yakni Damaskus dan Bani Fatimiyah. Ketika Volk dan tentara salib melemah karena ditinggalkan oleh pihak Byzantium. Imaduddin Zanky dan pasukannya bersiap-siap merebut kembali wilayah kekuasaan Islam yang telah diduduki oleh tentara salib, termasuk Raha. Pada 28 November 1144, Raha ditaklukkan oleh kaum muslimin, sedangkan tahtanya diserahkan kepada Imaduddin Zanky. Penduduk Raha yang rata-rata Nasrani awalnya tidak mau dipimpin oleh Imaduddin Zanky. Tetapi, Imaduddin Zanky menanggapinya dengan cara diplomasi sekaligus pendekatan yang halus dan manusiawi, serta menjanjikan akan memimpin Raha secara adil dan bijaksana.imaduddin Zanky menunjukkan bukti toleransi yang tinggi dengan membiarkan atau tidak mengusik berbagai kegiatan keagamaan mereka di gereja. Akhirnya, alih-alih tidak suka, rakyat Raha bertambah hormat dan simpati terhadap pemerintahannya. Imaduddin Zanky menaklukkan satu demi satu wilayah kekuasaan Islam yang diduduki oleh tentara salib, seperti Suruj yang direbutnya pada januari 1145. Tetapi kekuasaan ini tidak bertahan lama. Tentara salib segera berusaha merebut dan menguasai kembali wilayah-wilayah yang telah ditaklukkan oleh Imaduddin Zanky. Mereka melakukan jalur diplomatis dan politis dengan Damaskus dan Bani Artaq. Imaduddin Zanky menuju Ja’bar untuk menaklukkan dan merebut benteng pertahanan tentara salib yang terletak di Eufrat. Namun, ternyata garis hidupnya menentukan hasil yang lain. Sebab, pada pertengahan Rabi’ul Awal 541 H/September 1146 M, Imaduddin Zanky menemukan ajalnya di ujung pedang seorang tentara salib  yang kabarnya sebagai mantan budak bernama Byrnaqas.

4.      Nuruddin Mahmud (Propagandis Semangat Perang Umat Muslim)
Nuruddin Mahmud adalah putra kedua imaduddin Zanky. Ia sebagai panglima Islam ketika pecah Perang Salib II pada tahun 1148 M, serta pengambil alih Raha (Edessa) dan Aleppo dari pihak tentara salib. Tahun 1149 M, berhasil memukul mundur kaum Frank. Atas pencapaiannya tersebut, Nuruddin Mahmud disebut sebagai tokoh pemimpin kaum muslimin terbesar kedua setelah Shalahuddin al-Ayyubi dalam sejarah Perang Salib. Selama kepemimpinannya, Nuruddin Mahmud menuai banyak kesuksesan dalam menaklukkan tentara salib, yang dianggap sebagai fase kebangkitan kaum muslimin kedua setelah periode kepemimpinan Imaduddin Zanky. Nuruddin Mahmud secara perlahan dapat menyatukan Mesir dan Syria, serta menaklukkan kaum salib Frank yang dikomandoi oleh Kaisar Jerman (Conrad III), Raja Prancis (Lois VII) dari Anthiokia, dan Roha (Edessa). Seusai dinasti Fatimiyah di Mesir dikuasainya, Nuruddin Mahmud meletakkan fondasi penyatuan kaum muslimin dan menegaskan kembali Legitimasi satu-satunya Khalifah Abbasiyah yang bemadzhab Sunni. Perang Salib II di nilai sebagai titik balik bangkitnya kaum muslimin dari kekalahan. Semangat jihad pertama kali didengungkan pada masa-masa ini. Itu semua berkat peran besar Nuruddin Mahmud. Dalam ambisinya menyatukan kaum muslimin, Nuruddin Mahmud terpaksa melakukannya dengan cara memerangi dan menguasai kekuatan-kekuatan penting kaum Islam Sunni di Syria dan Syi’ah Ismailiyah sekaligus fraksi-fraksi lain di Mesir untuk menyadarkan mereka bahwa musuh utama kaum muslimin adalah kaum salib Frank.
Kaum muslimin berhasil memukul mundur tentara Frank dengan koloni abadi salib, yakni Byzantium, dari Aleppo dan Raha. Akhirnya, setelah bertahun-tahun Aleppo dan Raha dikuasai oleh tentara salib, semuanya itu jatuh kembali ketangan kaum muslimin. Pada akhir oktober 1147 M, Josselin dan Baudouin (dua panglima salib) berhasil menduduki sejumlah pos penting di Raha, sehingga tinggal satu benteng terakhir yang masih harus ditaklukkannya supaya sempurna Raha dikuasai oleh tentara salib, yakni benteng wilayah kuasa Nuruddin Mahmud. Meskipun dengan kekuatan yang tak sebanding dengan besarnya kekuatan tentara salib, Nuruddin Mahmud berusaha mempertahankannya agar tidak jatuh ketangan lawan. Hal yang menarik dari Nuruddin Mahmud adalah ia sebagai pemimpin perang yang bijaksana. Meskipun memusuhi tentara salib, ia tetap berusaha semaksimal mungkin mengambil jalur perjanjian damai dengan mereka. Misalnya, dengan Byzantium pada tahun 1159 M dan kaum Frank yang menguasai Jerusalem pada tahun 1161 M. Tentara Nuruddin Mahmud tidak hanya terdiri atas tentara istana dan seluruh Eksponen rakyat Damaskus, Syria, dan Mesir, tetapi juga para ulama Fiqh, Sufi, Imam, penghafal al-Qur’an, Khatib, dan Hakim. Titik balik  kehidupan Nuruddin Mahmud terjadi ketika ia ditimpa penyakit serius pada oktober 1159 M sekaligus kekalahannya melawan kaum Frank pada tahun 1163 M dalam pertempuran di Al-Buqay’ah. Penyakit dan kekalahan ini menimbulkan pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan pribadi dan kebijakan Nuruddin Mahmud. Pada masa kepemimpinan Nuruddin Mahmud, kemajuan di bidang keilmuan, Ritualitas Islam, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya berkembang pesat di Syria, Damaskus serta Mesir. Semuanya itu dibuktikan dengan banyaknya monument, benteng, menara, madrasah, masjid, biara sufi, rumah sakit, rumah penampungan anak yatim, gedung-gedung dan inskripsi-inskripsi penting atas nama Nuruddin Mahmud di daerah-daerah tersebut.

5.      Asaduddin Shirkuh (Panglima Perang Muslim Terbesar)
Asaduddin Shirkuh adalah seorang jenderal yang gagah berani. Ia merupakan Komandan Angkatan Perang Syria yang telah memukul mundur tentara salib, baik di Syria maupun Mesir. Sekitar tahun 1130 M ketika Shaddadid digulingkan, Sa’di memindahkan keluarganya ke Baghdad, kemudian Tikrit, yang disana ia diangkat sebagai Gubernur Tikrit. Ayyub menggantikan ayahnya sebagai Gubernur Tikrit ketika Sa’di meninggal dunia. Asaduddin Shirkuh menjabat sebagai panglima perang. Pada suatu kali, ia bersitegang dengan seorang Kristen secara sangat a lot sehingga ia membunuhnya. Lalu, karena dianggap sebagai pengacau perdamaian dengan kaum salib, ia dan saudara-sudaranya (termasuk Ayyub) diasingkan. Itu terjadi pada tahun 1138 M. Konon, keponakan Asaduddin Shirkuh yang bernama Yusuf (kemudian dikenal sebagai Shalahuddin) lahir pada waktu malam ketika mereka sedang dalam perjalanan. Asaduddin Shirkuh, keluarga, dan saudara-saudaranya meminta suaka ke Dinasti Zengi (Zanky) di Mosul. Zanky menerima mereka dengan baik dan penuh suka cita. Setelah beberapa lama diketahui bahwa Asaduddin Shirkuh memiliki kecakapan militer yang bagus, kemudian Nuruddin Mahmud, putra Zanky, menariknya sebagai tentara anggota. Asaduddin Shirkuh dipercayai memerintah kota Homs sebagai Negara bahan Mosul. Sementara itu, Ayyub diserahi tanggung jawab sebagai Gubernur Baalbek dan Damaskus atas Rekomendasi Nuruddin Mahmud pada tahun 1154 M. Asaduddin Shirkuh dan pasukannya berhasil membekuk pasukan Shawar-Amalric I, serta menyerang daerah-daerah kekuasaan tentara salib di Timur Dekat. Bahkan, ia hampir memenangkan dan menguasai Kerajaan Antiokhia (salah satu Kerajaan Salib terbesar).
Peperangan ini berakhir dengan perjanjian damai pada Agustus 1167 M, yang isinya adalah sebagai berikut :
1.      Pertukatan tawanan perang
2.      Asaduddin Shirkuh dan Shalahuddin al –Ayyubi harus kembali ke Syria
3.      Amauric I harus kembali ke  Jerusalem
4.      Kota Alexandria diserahkan kembali kepda Shawar
Pada tahun 1167 M, tentara salib yang dipimpin oleh Amauric I melanggar perjanjian damai tersebut, yaitu ia menyerang Mesir dan bermaksud  menguasainya. Amalric I bersekutu dengan kekaisaran Byzantium. Mengetahui hal itu, Shawar beralih aliansi, yaitu memusuhi Amalric I dan bergabung dengan Asaduddin Shirkuh yang memang mengetahui gelagat ini lebih awal akhirnya menerima Shawar dengan senang hati. Asaduddin Shirkuh adalah sebuah nam dari Kurdi-Persia yang secara harfiyah berarti “Singa (dari) gunung”. Sedangkan gelar kehormatan, yaitu Asad Ad-Din bermakna “Singa Iman”. Orang-orang salib (dan barat pada umumnya) memanggilnya Siraconus.

6.      Hasan Al-Sabbah (sang Pembunuh Bayaran)
Hasan Al-Sabbah (1050-1124) ialah seorang ulama Persia, dai Islam, dan seorang pengikut Fanatik Madzhab Ismailiyah Nizari. Ia memiliki banyak pengikut, dan basis kekuatannya terletak di pegunungan Alborz, Iran Utara. Tempat itu bernama Alamut, ia adalah pendiri dan tokoh sentral kelompok Hassasin atau Assasin , sebuah kelompok yang menurut Barat sebagai kelompok teroris pertama di dunia. Hassasin adalah cabang dari Islam Syi’ah Ismailiyah, yang daerah kekuasaannya mencakup Irak, Iran, Syria dan Lebanon. Mereka mengirim orang-orangnya untuk membunuh pemimpin penting Sunni yang dianggapnya kaum kafir perebut tahta. Hassasin banyak membunuh pemimpin  utama tentara salib dalam periode  Perang Salib III, serta para raja di Kerajaan Salib di Asia Kecil. Hassasin berarti pengikut Hassan Al-Sabbah. Pada usia 17 tahun, Hasan Al-Sabbah bersumpah setia kepada Al-Muntansir. Sebagai Da’i, ia amat terkenal dan banyak orang mengaguminya. Saat itu, banyak umat Kristen yang msuk Islam, dan banyak pula orang Sunni yang menjadi Syi’ah. Karena menjadi Nomaden atas buruan para musuhnya, ia dan para pengikutnya pun menyerang Alamut pada tahun 1088 M untuk dijadikan sebagai basis kekuatannya. Kaum Hussasin menjadi semakin kuat. Rencana pembunuhan terhadap ulama, imam, dan khalifah Sunni pun dilancarkan. Tidak hanya itu, mereka juga merencanakan pembunuhan terhadap para pembesar tentara salib sekaligus Raja Salib di wilayah Asia Kecil yang telah dikuasainya.
Adapun para pemimpin dari pihak Islam yang telah dibunuh dan dibantai adalah sebagai berikut :
1.      Nizam al-Mulk pada tahun 1092 M. ia adalah wazir Dinasti Abbasiyah yang paling terkenal
2.      AL-AFDHAL Shahanshah pada tahun 1122 M. Ia ialah wazir Dinasti Fatimiyah yang telah memenjarakan pembunuhan terhadap Nizar
3.      Ibnu al-Khashshab, pada tahun 1125 M. Ia adalah Sultan Aleppo
4.      Al-Bursuqi pada tahun 1126 M. Ia ialah Sultan Mosul
            Para pemimpin tentara salib dan raja di Negara-negara salib Asia Kecil yang telah dibunuh adalah sebagai berikut :
1.      Conrad de Montferrat pada tahun 1192 M. Ia adalah Raja Jerusalem pada periode perang salib III
2.      Raymond II pada tahun 1152 M. Ia adalah Raja Tripoli dan termasuk salah satu panglima perang salib yang terkenal
3.      Pangeran Edward I of England pada tahun 1271 M. Ia adalah Raja Inggris sekaligus Raja Jerusalem
Kaum Hussasin menjadi lemah. Akhirnya, tahun demi tahun, Hassasin  menghilang ditelan sejarah. Sementara itu, jauh sebelum penaklukkan Alamut oleh Hulagu, yakni pada tahun 1124 M, Hasan al-Sabbah meninggal dunia di Alamut.

7.      Shalahuddin al-Ayyubi (Tokoh Terbesar Kesatria Muslim Sepanjang Sejarah Perang Salib)
Diantara tokoh perang salib di pihak Islam yang paling terkenal ialah Shalahuddin al-Ayyubi. Ia sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah di Mesir yang memiliki wilayah kekuasaan meliputi Syria, Yaman, Irak, Hijaz, dan Diyar Bakr. Shalahuddin al-Ayyubi tidak hanya terkenal dan dihormati di dunia Timur, tetapi juga di Barat. Itu dikarenakan kepemimpinan, kekuatan militer, sifatnya yang kesatria, bijaksana, dan pengampun saat ia berperang melawan tentara salib. Selain sebagai Sultan dan Panglima Perang, Shalahuddina al-Ayyubi juga sebagai seorang ulama dan Sufi. Ia banyak men-syarah-i kitab hadits Abu Dawud dan melaksanakan ritual kesufian. Pada masa remaja, Shalahuddin al-Ayyubi belajar Agama Islam 10 tahun di Damaskus, sejak usia belasan tahun, ia selalu bersama ayahnya diberbagai medan pertempuran melawan tentara salib dan menumpas para pemberontak terhadap sultan Nuruddin Mahmud. Shalahuddin al-Ayyubi merevitalisasi perekonomian dan politik Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, serta menggalakan pendidikan dengan meresmikan dan menjadikan Universitas Al-Azhar sebagai pusat pendidikan Ahlussunnah wal Jamaah. Shalahuddin al-Ayyubi menyatukan Syria dengan Mesir, kemudian membangun Dinasti Al-Ayyubiyah dengan dirinya sendiri sebagai sultannya yang pertama. Tidak lam kemudian , ia dapat menggabungkan negeri An-Nubah, Sudan, Yaman, Maroko, Mousul, dan Hijaz kedalam kekuasaannya yang besar. Shalahuddin al-Ayyubi menghukum mati Count Rainald de Chatillon yang keji dan kejam terhadap orang-orang islam. Namun, ia membiarkan Guy de Lusignan pergi Karena ia tidak melakukan kekejaman yang serupa. Sekali lagi, terlihatlah arti keadilan yang sebenarmya.

8.      Al-Malik al-Adil Syaifudin; Komandan Perang Ayyubiyah yang tanpa Komporomi
Al-Malik al-Adil Syaifudin (1145-1218M) atau yang sering dipanggil Al-Adil I bernama lengkap Al-Malik al-adil Syaifudin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama Syaifudin  inilah, tentara salib memberi julukan Saphadin. Al-Adil I adalah putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara bungsu dari Shalahuddin al-Ayyubi. Ia memerintah Dinasti Ayyubiyah sejak 1200 M- kematiannya 1218M.
            Setelah kematian Shalahuddin al-Ayyubi, Dinasti Ayyubiyah menghadapi pemberontakan Izzudin di Mosul. Al-Adillah yang dapat mengatasi pemberontakan ini. Ia juga menentukan orang yang berhak menjadi khalifah Ayyubiyah ketika terjadi perselisihan di antar anak Shalahuddin al-Ayyubi, yaitu Al-Azizdan Al-Afdhal, dan ia memilih Al-Aziz.
            Setelah kematian Al-Aziz, Al-Afdhal mencoba mengambil alih jabatan, tapi Al-Malik al-Adil Syaifudin menganggap ia tidak pantas menjadi khalifah. Akhirnya terjadi peperangan di antara paman dan keponakan itu dan dimenangkan Al-Malik al-Adil Syaifuddin, dan akhirnya ia diangkat menjadi Khalifah Ayyubiyah yang berpusat di Damaskus.
            Al-Malik al-Adil Syaifuddin dilahirkan pada Juni 1145M di Damaskus. Pertama kali menjabat sebagai perwira perang ketika ia dan Shalahuddin al-Ayyubi diajak oleh pamannya, Syirkuh, untuk  mrngabdi pada Nuruddin Zanky dalam perang di Mesir tahun 1168-1169M.
            Saat kematian Nuruddin Mahmud tahun 1174M, Al-Malik al-adil Syaifuddin mendukung saudaranya, Shalahuddin al-Ayyubi, menjadi pemimpin Mesir, ia menjadi Sultan Syiria. Disana ia berperang tentara salib sampai 8 tahun,sejak 1175-1183M.
            Tahun 1176M, tentara salib menyerang kota Kairo secara brutal. Al-Malik al-Adil marah besar dan balik menyerang mereka habis-habisan. Perang terjadi selama berhari-hari dan banyak memakan korban di kedua belak pihak dengan kemenangan di kubu Al-Malik al-Adil Syaifuddin dan berhasil menawan 3.000 tentara salib yang 3.000 tawanan ini langsung digantung di pohon.
            Al-Malik al-Adil Syaifuddin menjabat sebagai Gubernur Aleppo sejak tahun 1183M-1186M. dia memegang jabatan selama 3 tahun sebab harus kembali ke Mesir untuk memepertahankannya dari serangan pembalasan tentara salib selama Perang Salib III (1186-1192M).
            Al-Malik al-Adil Syaifuddin diangkat oleh Shalahuddin al-Ayyubi menjadi Gubernur Mesir Utara selama hanya 1tahun (1192-1193M) untuk menekan pemberontakan Izzudin dari Mosul.
            Sepeninggal Al-Aziz dan pasca terjadi pertikaian antara paman dan ponakan ini, Al-Afdhal berencana membunuh Al-Adil sehingga terjadi pertempuran besar antara keduanya di Bilbeis 1200M dengan kemenangan di pihak Al-Adil. Setelah itu Al-Adil memproklamirkan diri sebagai Khalifah Ayyubiyah dengan daerah kekuasaan yang sangat luas melebihi wilayah Mesir dan Syiria, selama hamper 2 dekade, 1200-1218M. pada awal pemerintahannya ia mengadakan hubungan dan perdagangan dengan kerajaan tentara salib serta mengubah nama kota Ahlat menjadi Ahlatshahs tahun1207M.
            Niat baiknya berhubungan dengan tentara salib banyak dikhianati. Awalnya ia sabar, tapi ada kabara bahwa Gereja Roma menyerukan Perang Salib periode V ia siap menerima tantangan.
            Takdir memeang tidak mengizinkannya utnuk perang lagi, setelah mempersiapkan bala tentaranya, ia jatuh sakit hingga ajal menjemput pada 1218M.  kemudian perjuangan dilanjutkan anaknya, Malik al-Kamil.

9. Al-Malik al-Kamil Muhammad Dipuja sekaligus Dicaci
            Al-Malik al-Kamil Nasrudin Abu al-Mali Muhammad (1180-1238M). Khalifah Dinasti Ayyubiyah generasi ketiga yang lahir sebagai keturunan suku Kurdi dengan daerah kekuasaan di Mesir.
            Al-Kamil dipuja sekaligus dicaci oleh umat muslim masa itu. Ia dipuji karena berhasil mengalahkan tentara salib sebanyak dua kali dan dicaci karena menyerahkan kembali kota Jerusalem kepada tentara salib.
            Usaha pertamanya sebagai khalifah adalah pada tahun 1218M, ketika ia dan pasukan berusaha “membersihkan” wilayah Mesir dari tentara salib, dan memduduki kota itu pada tahun berikutnya. Serangan tentara salib ke Mesir berhasil dipatahkan oleh pasukan  Al-Kamil berkat dukungan penting dari Republik aritim Italia.
            Kekusaan itu tidak berlangsung lama, sebab Al-Kamil segera dating untuk membebaskan tanah Mesir. Hal ini ditandai dengan peperangan panjang berkisar 2 tahun (129-1221M) yang dimenangkan kaum muslim.
            Tahun 1912, Al-Kamil hamper kehilangan tahtanya karena konspirasi yang dilakukan oleh kaum Kristen Koptik. Setelah mempertimbangkanya dengan matang ia memilih meninggalkan Mesir ke Yaman. Akhirnya konspirasi kaum Kristen Koptik berhasil dipadamkan oleh saudaranya Al-Mu’azzam, dan Al-Kamil kembali mendapatkan tahtanya.
            Sikap Al-Kamil lebih terbuka dengan tentara salib daripada pendahulunya yang menyebabkan marah para saudara, pemimpin kaum muslimin serta rakyat Mesir. Tapi watak Al-Kamil keras tidak dapat dibengkokkan oleh apapun.
            Al-Kamil banyak membuat tawaran damai dan semuanya ditolak pemimpin tentara salib atas doktrin dari wakil kepausan Eropa. Berkali-kali ia menawarkan untuk mengembalikan Jerusalem ke tangan tentara salib dan membangun kembali dindingnya (yang dirobohkan kembali oleh adiknya).
            Dalam pemerintahannya, Al-Kamil menandatangani beberapa perjanjian dagang dengan Negara Eropa dan membangun kemitraan erat dengan kaum Kristen. Usaha ini dilakukan untuk menjadikan fondasi ekonomi Dinasti Ayyubiyah kuat dan tidak mudah rapuh. Ia mengembanakan irigasi, pertanian, dan pendidikan di ranah Mesir. Bahkan ia beniat untuk mempelajari agama Kristin(meskipun ditentang oleh penguasa muslim), sehingga Gereja Koptik mengakuinya sebagai raja yang paling murah hati sepanjang sejarah Dinasti Ayyubiyah.
            Setelah kenaikan tahtanya, St. Francis berdiskusi masalah keagamaanya dan menghasilkan keputusan membuatnya terkooptasi. Beberapa kali ia mengajak untuk merubah sistem kesultanan dengan sistem pemerintahan modern yang diajarkan oleh St. Francis yang ditujukan untuk memeudahkan merongrong kekuasaanIslam pastinya. Namun tidak berhasil.
            Awal 1219M, rakyat mesir mengalami kelaparan saat Nil gagal banjir. Tahun 1221 M, ia menawarkan perjanjian damai yg kembali ditolak. Tentara salib menyerang Mesir lagi, tetapi sudah diantisipasi Al-Kamil sehingga kemenangan di tangan muslim dan tentara salib menyerah. Dan menerima perjanjian gencatan senjata selama 8 tahun dan berakhirlah perang salib V.

10. Al-Malik al-Zhahir Baybar; Penangkis Ancaman Salib dab Mongol
            Baybar adalah Khalifah Dinasti Mamluk di Mesir generasi ke-4. Berhasil mengakhiri perang salib di Syiria serta menyatukan Mesir dan Syiria menjadi satu Negara kuat. Bayabr dikenal sebagai orang yang garang di medan perang yang juga lihai berdiplomasi. Ia lahir di Crimea Kipchak Turki tahun 1260M. menurut pengakuaanya ia pernah dijual sebagai budak di Syiria dan dibeli pangeran Turki. Tapi karena ada katarak dia dijual ke seorang perwira Mamluk lalu dikirim ke Mesir utnuk menjadi pengawal Dinasti Ayyubiyah, yakni As-Shalih.
            Tahun 1250 M, diangkat sebagai komandan angkatan perang
1.                  Paus Urbanus II; Penyulut Terjadinya Perang Salib I
Paus Urbanus II atau Urbanus II adalah Paus yang kuat sekaligus politikus yang peka menghadapi keadaan yang menguntungkan. Namun, bukan karena itu semua yang mebuat namanya begitu besar dan dikenang hingga kini, tetapi lantaran peristiwa yang terjadi pada 27 November 1095.  Saat itu ia meprakarsai dan menggerakkan suatu persidangan dewan gereja yang besar di prancis.
Dalam waktu hanya berselang beberapa bulan setelah pidato urbanus II, perang Salib I pun terjadi. Perang tersebut diikuti dengan serangkaian perang perang suci lanjutan yang lama hingga 200 tahun lamanya.
Dalam pidato tersebut, Urbanus II menyatakan bahwa siapa saja (kaum Kristen) yang berangkat ke Jerusalem demi menyelamatkan “kuburan tuhan Yesus”, ia akan mendapatkan penebusan dosa dan masuk surga, dengan gagasan tersebut banyak yang menggap sebagai gagasan pertama yang menimbulkan perang salib yang terjadi sepanjang abad. Yel – yel yang di populerkan oleh Urbanus II, yang akhirnya menjadi selogan perang salib ialah “ dues lo volt” (perang kehendak tuhan).
Karna didorong dengan semangat perang berates – ratus bahkan beribu – ribu orang umat Kristen dari seluruh plosok negeri eropa berduyun – dyuyun datang ke vatikan, roma, untuk meminta restu paus sekaligus mengikuti prosesi pengambilan sumpah dan pemberangkatan.
2. Petrus Hermit; Penyebabar Isu dan Penyulut Api Salib
Petris hermit ( yang meninggal dunia pada 8 Juli 1131 M) adalah seorang imam Kristen dari Amies, yang termasuk dalah satu tokoh penting dalam sejarah perang Salib I. sejarah pribadi dan keluarganya tidak banyak diketahui orang.
Adapun yang diketahui bahwa jauh sebelum perang salib terjadi, yakni sebelum tahun 1096 M, ia dan jemaatnya mencoba berziarah ke Jerusalem. Tetapi, pengakuan kepada urbanus II, ia dicegas oleh tentara muslis Seljuk sebelem sampai ke Jerusalem, serta banyak jemaatnya yang dibunuh dan disiksa .
Pengakuan yang belum tentu dan belum teruji kebenarannya inilah yang membangkitkan kemarahan umat Kristen eropa terhadap umat muslim timur dekat, terutama khalifah Seljuk.
Peru diketahui bahwa perang salib yang sesungguhnya (antara tentara islam – Kristen)  tidak terjadi serta – merta. Perang elite itu diawali oleh perang sipil, yakni perang antara tentara perang salib rakyat yang dipimpin oleh Petrus Hermit dengan orang – orang sipil turki.
Petrus Hermit pula yang disebut sebagai penggerak pertama terjadinya perang salib rakyat. Kelak, tentara yang dibawanya untuk menghadapi muslim Seljuk adalah rakyat jelata yang terdiri atas para budak, orang miskin, penjahat, dan pencuri.
2.                  Bohemond I; The New Buamundus Gigas
Bohemond I lahir pada tahun 1058 M di san Marco rgentano, Calabria, normandia. Ia adalah putra dari keluarga bangsawan normandia.  Ayahnya bernama norman robet Guiscard, raja Apulia dan Calabria, sedangkan ibunya ialah alberada dari buonalbergo.
Bohemond I (1058-1111 M) adalah pangeran Taranto dan raja antiokhia. Ia merupakan pemimpin perang salib I. pada perang salib itu, kaum Frank (sebutan bagi tentara salib Kristen) belum memiliki pemimpin militer secara langsung, dan hanya tentara nonprofessional yang diisi oleh berbagai elemen masyarakat eropa yang menjadi relawan perang atas provokasi dari pihak gereja, terutama oleh pemimpinnya, Urbanus II.
Bohenmond I mendampingi ayahnya dalam serangan besar ke kekaisaran Byzantium pada  rentang waktu  1085 M, serta memerintahkan tentara normandia selama absennya Guiscard dalam perang karena adanya sebuah urusan kerajaan selama 2 tahun.
Ketika bohemond I memerintah antiokhia, tentara salib lainnya pindah  ke selatan hingga direbutnya  jarusalem oleh pihak salib dari dinasti Seljuk. Ini prestasi terbesar kedua bagi bohemand I dalam perang salib.
3.                  Alexius I Comnenus; Si Licik dari Byzantium
Alexius I (1056-1118 M) adalah kaisar Byzantium priode 1081 – 1118 M. pengangkatan sebagai kaisar ditandai oleh gempuran dua kerajaan besar, yakni dinasti Seljuk turki di asia kecil dan normandia di Balkan barat. Tetapi ia dapat bertahan menghadapi dua tekanan tersebut.
Alexius I merupakan salah satu tokoh utama pemicu pecahnya perang salib, yakni ketika sudah tidak punya cara lagi untuk menghadapi rongrongan tentara Seljuk, ia pergi ke kepuasan barat dan menghasut meraka.
Pada tahun 1094 M, muncul lagi serangan terhadap Byzantium. Kali ini dari cumans, yang menyerang kekaisaran di Balkan, tetapi serangan itupun dapat di gagalkan oleh Alexius I.
Tentara salib mendirikan kerajaan antiokhia dengan rajanya bohenmond I. lantaran marah karna itu,  alexsius I langsung menyerang antiokhia. Tentara bohemond I kalah dalam peperangan ini.
4.                  Robert II of Flander; Komandan Pusat Tentara Salib Pertama
Robert II (1054 – 1111 M) memimpin flander (suatu wilayah di kerajaan perancis kuno) sejak tahun 1093 M hingga kemtiannya. Ia dikenal sebagai Robert Jerusalem atau Robert crusader setelah menjadi salhsatu tokoh Kristen yang memimpin perang salib I.
Robert II disambut oleh kaisar Byzantium, alexius. Tetapi sangat disayangkan bahwa alexius I  menuntut mereka mengambil janjibahwa setiap jajahan kelak diberikan kepada Byzantium.
Setelah itu Robert II keluar dari kota Jerusalem untuk menghadapi tentara fatimiyah dibawah pimpinan shahanshah al afdal yang datang untuk merebut kembali Jerusalem.

6. Godfrey de Bouillon; Raja Pertama Negara Salib Jerusalem                       
Godfrey de Bouillon adalah putra kedua pangeran Boulgne Eustace Iidan putri ida of Lorraine, yang lahir pada tahun 1060 M di Boulgne sur Mer. Sebagai anak kedua, ia harus mengalah pada kakaknya, Eustace, untuk warisan harta dan kekuasaan di Bouillon. Namun pamannya, Godfrey the Hunchback, yang meninggal dunia tanpa anak, lalu mewariskan harta dan kekuasaannya kepadanya. Lorraine Lower sebuah kerajaan kecil.                                     Pada tahun 1095 M, Urbanus II menyerukan perang salib untuk membebaskan Jerusalem dari tentara muslim Seljuk, serta membantu kekaisaran Bynzantium yang dibombardir tentara Seljuk. Tanpa pikir panjang, Godfrey menjual senagian besar tanah kekuasaanya kepada Uskup de Liege dan Uskup Verdun. Karen aumurnya lebih tua, Raymond dipilih menjadi pemimpin dari beberapa barisan tentara perang salib I. Sementara itu, Godfrey beserta dua saudaranya menjadi rombongan tersendiri dari sejumlah rombongan memilih jalur yang berbeda-beda dan terpisah hingga sampai di Jerusalem.rombongsn Godfrey berangkat pada Agustusb1096 M dengan 40.000 pasukan. Mereka tiba di konstantinopel dan diterima baik oleh Kaisar Alexius I.                                                         Tentara salib dan Alexius I Comneus memiliki tujuan berbeda.Alexius menginginkan untuk merebut kembali wilayah yang telah diambil dinasti Seljuk, sedangkan tentara salib membebaskan Jerusalem dari kaum muslimin dan mengembalikan kekuasaan kristen di sana. Kemenangan besar pertama mereka denagn dibantu Byzantium berhasil menaklukkan kota Nicea, dekat wilayayang dikuasai dinsti Seljuk. Godfrey memainkan peranan penting dalam pertempuran hingga akhirnya Jerusalem dapat direbut tentara salib tahun 1099. Setelah lemengan ini, tentara salib membagi tugas uskup le Puy tewas di Antiokhia, Bohemond I dan Baldwin memutuskan tinggal di sana. Sebagian prajurit kembali ke selatan Jerusalem, sedangkan Raymond de Toulouse tentara paling kuat ke Tancred dan Godfrey bergabung bersamanya. Tentara salib dihadang tentara Seljuk ketika berada di selatan Palestina. Agustus 1098 M, terdengar kabar bahwa tentara Fatimiyah telah mengambil Jerusalem dari kaum Frank Kristen. Namun, Godfrey dapat merebut kembali Jerusalem. Tentara salib tiba di kota pada Juni 1099 M, Godfrey dan beberapa ksatria adalah pihak yang pertama kali menduduki benteng dan memasuki kota Jerusalem. Setelah kemenangan besar itu, seluruh elemen kaum Frank sepakat untuk membentuk suatu kerajaan Jerusalem agar kota suci itu dapat dijaga dengan baik. Maka, 22 Juli dewan dibentuk di gereja Makm suci dan yang ditunjuk sebagai raja ialah Raymod de Toulouse, namun ia menolak. Akhirnya posisi itu jatuh pada Godfrey yang sebelumnya mengajukan syarat untuk menerima posisi itu.                                                                                                                                                                                                                           Godfrey juga harus menghadapi pihak oposisi Dagobert Pisa, Patriark Jerusalem yang bersekutu denagn tancred of Betlehem. Karena ketidakfokusannya, Ascalon tidak bisa ditaklukkan dan tetap menjadi otoritas Dinasti Fatimiyah. Hingga tahun 1100 M, Godfrey tidak dapat memperluas wilayah kekuasaannya, hanya sedikit wilayah saja. Ia meninggal dunia tahun 1100 M ada banyak pendapat mengenai kematiannya ini, meskipun demikian semua sejarawan sepakat bahwa ia meninggal karena sakit berkepanjangan.

            7. Guy de Lusignan; si Bijak yang paling dihujat                                                 
            Setelah tiba ditanah suci tahun 1170 M, Guy de Lusignan berupaya mencegah insiden politik di kerajaan salib Jerusalem yang kala itu dipimpin oleh Baldwin IV. Dalam beberapa tahun, Baldwin sakit parah dan terus memburuk. Gut de Lusignan pun diangkat menjadi gubernur Jerusalem dan dianugerahi mahkota oleh putri Jerusalem tahun 1186 M. Pertempurannya dengan Shalahudin al-Ayyubi, akhirnya ia ditangkap dan Jerusalem jatuh di tangan Sshalahudin al –Ayyubi. Setelah satu tahun di penjara Damaskus, ia dibebaskan oleh shalahudin al-Ayyubi, tetapi ia menolak masuk ke Tirus, salah satu benteng terakhir tentara salib oleh Condrad of Montferrat.                                                                                     
Guy de Lusigan berada dibarisan Conrad sebagai raja Jerusalem sedangkan Richard lebih mendukung Guy dibanding Conrad. Conrad dibunuh oleh Hashshashin diduga karena keterlibatan Richard dan Guy. Guy diberikan kompesansi atas pencabutan mahkotanya oleh Conrad dulu, denagn diberi kekuasaan di Siprus pada tahun 1192 M. Pada tahun 1174 M, keberhasilan Guy di Jerusalem tidak dapat dipisahkan denagn dukungan sosial dan politik raja Jerusalem, Baldwin IV. Ketika Baldwin IV menyerah pada penyakitnya tahun 1185 M, Baldwin V diangkat menjadi raja sayangnya, ia sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia 1 tahun kemudian pada 1186 M. Akhirnya Guy de Lusignan dinobatkan sebagai raja Jerusalem walaupun ada konflik dari oposisi.                                                                                        
Tahun 1187 M, Guy de Lusignan mencoba mengepung Shalahudin al-Ayyubi di Tiberias, namun ia malah dikepung dan kekurangan air. Akibatnya, Guy de Lsignan, Godfrey, Raynald dan Humphrey ditahan oleh Shalahudin al-Ayyubi. Guy de Lusignan dipenjarakan di Dmaskus. Sybilla menulis srat kepada Shalahudin al-Ayyubi agar suaminya dibebaskan. Shalahudin pun membebaskan Guy tahun 1188 M, kemudian diizinkan kembali pada istrinya. Guy dan Sybilla mencari perlindungan di Tirus. Tetapi conrad menolak mereka, akhirnya mereka berkemah di luar tembok kota selama berbulan-bulan. Sybilla akhirnya meninggal karena penyakit epidemi pada musim panas tahun 1190 M bersama anak bungsu perempuan mereka. Kmatian istrinya berakibat buruk pada Guy. Banyaknya pemberontakkan sehingga Guy kehilangan otoritas sebagai raja Jerusalem.                              
Guy de Lusignan meninggal pada tahun 1194 M, dimakamkan di Gereja Templar di Nicosia. Ditimur, Guy dikenal sebagai raja bijaksan yang cinta damai, di barat, ia dihujat karena telah menyerahkan Jerusalem di tangan Muslim. Sehingga ia diibaratkan tokoh lemah, pengecut dan penakut.                                 

            8. Baldwin IV; Raja bertopeng yang paling angkuh                                            
            Adiknya adalah ratu Sybilla of Jerusalem sedangkan keponakannya ialah Bldwin V, Raja Jerusalem yang kelak menggantikannya. Baldwin IV menghabiskan masa mudanay di kerajaan ayahnya (Jerusalem) dan meiliki sedikit kontak dengan ibunya. Bldwin IV didik oleh sejarawan bernama William of Tirus, seseorang yang kemudian menjadi uskup agung Tirus. William menemukan penyakit pada Baldwin IV. Setelah eberapa tahun, nyatalah penyakit itu adalah kusta dan lepra. Baldwin IV harus memakai topeng untuk menutupi wajahnya dan baju ebesarannya menutup seluruh tubunhya.                                           
Ayahnya meninggal pada 1174 M sehingga ia simahkotai sebagai raj pada usia 13 tahun sebagai penderita kusta, Baldwin IV tidak diharapkan untuk memerintah, maka diharapkan kakanya, putri Sybilla dan adiknya, putri Isabella, mengambil posisinya. Posisi Raymond III sebagai raja sementara berhenti pada ulang tahun penobatan Baldwin IV sebagai raja muda. Baldwin IV langsung memepersiapkan pasukan ke Damaskus dan menyerang benteng di sekitar lembah Beqaa, tanpa meratifikasi perjanjian antara Raymond III dengan Shalahudin. Baldwin IV merencanakan serangan terhadap basis kekuatan Shalahudin al-Ayyubi di Mesir. Pada bulan Novembar, Baldwin IV dan Raynald of Chatillon mengalahkan shalahudin al-Ayyubi denagn bantuan satria Tempalar pada pertempuran terkenal di Montgisard.                                                                                                                                               Setelah Shalahudin membalas serangan dalam pertempuran Belvoir Castle tahun 1182 M, mata Baldwin IV buta dan tidak bisa berjalan, diangkatlah Guy sebagai gantinya, namun Baldwin IV tidak senag dengan tindakan Gut sebagai pemimpin. Ekspedisi militer tentara salib hari demi hari terus melemah akibat buruknya kondisi Baldwin IV sekaligus melemahnya Baldwin V dan Raymond dalam mengendalikan kerajaan Jerusalem. Baldwin IV meninggal pada 1185 M, beberapa bulan ssetelah kematian ibunya di Acre. Meskipun seringkali menderita kusta, Balwin mampu mempertahankan dirinya sebagai raja lebih lama daripada yang diharapkan.                                                                                                                                                          
9. Richard the Lion Heart; Panglima terbesar Pasukan salib
                                                                                                                                                Richard lahir pada 8 September 1157 M di Beaumont Palace, sebagai anak dari raja Henry II of England dan Matilda.pada tahun 1169 M, raja Henry II membagi wilayah kerajaan untuk ketga putranya. Henry III akan menjadi raja Inggris dan memiliki kendali atas Anjou, Maine, dan Normandia. Godfrey atas  Brittany dan Richard ats Aquitaine dan Poitiers. Srjak tahun 1180 M hingga 1183 M, terjadi ketegangan antara Henry II dan Richard. Pasalnya, Richard disur jormat pada Henry III sebagai raja muda akhirnya pada tahun 1183 M, ayahnya menginvasi  aquitane terhadap Henry III dan Godfrey namun, Richard dan pasukannnya mampu menahan serangan mereka, konflik berhenti ketika pada juni 1183 M, Henry III meninggal. Pada 6 Juli 1189 M, Henry II meningga dunia dan Richard pun ditahbiskan sbagai raja Inggris pada 20 Juli 1189 M.                                                                  
Usaha Richard yang pertama ialah membasmi pemeluk yahudi Inggris atau memaksa mereka dibabtis sebagai pemeluk kristen. Setelah berhasil mengusir orang yahudi dari daratan Inggris, Richard berkonsentrasi pada perang salib. Richard mulai membuat tentara salib baru yang ia himpun di tanah Eropa, ia rela menghabiskan warisan ayahnya, menjual tanah jajahan dan membebaskan [ara tawanan untuk ikut pernag bersamanya. Akhirnya, Richar berhasil membenuk tentara salib yang tediri atas 4000 tentara bersnjata, 4000 tentara pejalan kaki dan sekitar 100 armada kapal. Tahun 1190 M, Richard dan philip II bersama angkatan perangnya berangkat menuju Jerusalem.                                                                                                   
Pada oktober, bangsa messina memberontak dan menuntut pasukan Richard-Philip pergi. Maka Messina diserang dan ditaklukan oleh Richard pada 4 oktober 1190 M. Pada april 1191 M, Richard dengan armada perangnya meninggalkan Messina untuk meneruskan perjalanannya. Pada 1 Juni Richard berhasil menaklukan seluruh pulau Siprus, Siprus menjadi benteng besar bagi umat kristen hingga pertempuran Lepanto tabun 1971 M. Ia juga menyerang acre pada 8 Juni 1191 M mengetahui berita ini, Shalahudin al-Ayyubi marah dan mengerahkan pasukannya sehingga perang besar terjadi di Acre dimenangkan oleh  Richard. 7 September 1911 M terjadi pernga lagi denagn Shalahudin si arsuf. Peperangan dimenangkan oleh Richard sehingga Ascalon dikuasainya.                                                   
Condrad of Montferrrat yang hendak ditahbiskan sbagai raj ajerusalem meninggal dunia ditangan Hashshashin pada 28 April 1192 M, sehingga Jresalem diambil alih oleh tentara muslim. Richar membuatt perjanjain damai denagn Shalahudain al-Ayyubi, namun halahudin menolak dan bergerak merobohkan benteng Ascalon. Richard menyerang Mesir, namun gagal akhirnya ia meminta perjanjian damai kepada Shalahudin al-Ayyubi denagn ketentuan harus menyerahkan Ascalon. Perjanjiannya adalah gencatan senjata 3 tahun dan meminta akses kehadiran umat kristen ke Jerusalem guna beribadah.

9.       Frederick II
            Frederik lahir di Jesi dekat Ancons, Italia. Ia anak dari kaisar Henry VI dan putri Constance. Ayahnya meninggal, lalu ia dinobatkan sebagai kaisar ibunyalah yang menggantikan posisi suaminya sebagai ratu Sisilia. Frederick II adalah panglima perang tentara salib pada perang salib VI ia merupakan pelindung ilmu pengetahuan dan seni, selain berperang ke Jerusalem, diam-diam ia berusaha mentransfer ilmu pengetahuan muslimin ke Eropa. Pada peride perang salib ia hanya mengrimkan pasukan ke Mesir dibawah komando Lois I, raja Bavaria. Ia terus menunda keberangkatannya ke Jerusalem. Karena desakkan, akhirnya Frederick II memulai ekspedisi perang salib tahun 1228 M. Ia  mengambil jalur tanpa pertumpahan darah diantara kedua belah pihak dan mengambil negosiasi. Ini merupakan strateginya untuk mendapatkan kembali kerajaan Jerussalem. Buktinya, pada 18 Maret 1229 M, Frederick II mengambil alih Jreusalem tanpa pertumphan darah dan Frederick II pun menobatkan diri sebagai raja Jerusalem yang baru.                                                  
Namun ada kendala dalam penobatnya sebagai raja oleh paus. Akhirnya Frederick II menyerang vatikan Roma dan memporakporandakan wilayah kepausan, pihak kepausan pun menyerang balik Frederick II. Sitasi ini berlanjut hingga 1243 M. Frederick II meninggal dunia oleh penyakitnya pada 13 Desember 1250 M di Castel Fiorentino Puglia. Frederick II bersikap keras terhadap kaum kristen sementara ia sangat mendukung dunia sosial muslimin. Kenyelenehannya inilah yang membuat Frederick II dikenang oleh kaum muslimin, dikutuk oleh kaum kristen.

10.  Paus Innocent III; pendendam dan pengucil dari Roma
            Innocent III disebut sebagai salah satu paus yang paling kuat dan berpegaruh dalam sjarah kepausan karena mempunyai kekuasaan kontrol yag kuat terhadap negara kristen di Eropa. Salah satu kebijakan Innocent III ialah menyerukan kepada tentara kristen untuk memulai pernag salib IV mempergunakan kekuasaanya yang laur biasa untuk mengendaliakan dan memanggil tentara bangsa-bangsa Eropa kristen seperti kaum Frank dan Inggris.                                           
            Innocent III memutuskan untuk tidak hanya merebut kota Jeruslae, tetapi juga Syria, Israel, Yordania, dan Plestina dari kekuasaan kaum  muslim. Hal ini merupaka reaksi atas kemengangan tentara muslim dibawah pimpinan Shalahudin al-Ayyubi. Raja, feodal dan bangsawan yang tidakmau tunduk kepadanya dibunuh diam-diam atau dengan penuh konsfiratif dikucilkan. Juga peprnagan internal antara akum kristen Eropa dan kaum Konstantinopel yang memang merupakan musuh bebuyutan antara gereja barat dan timur.
Setelah berangkat ke Jerusalem, tentara perang salib itu langsung menyeranf pemimpin Venesia, Zadar pada tahun 1202 M, agar mereka dapat mempergunakan armada lautnya menuju konstanttinopel. Tentara salib juga menyerang konstantinopel serta mengambil perlangkapan armada kapal, senjata dan angkatan perang kontantinopel. Innocent III merasa sedih apalagi mendengar berita penyeranagn terhadap Byzantium. 15 November 1215 M, innocent III membuka pertemuan Dewan Lateran IV, pertmuan tersebut menghasilakn 70 kebijakan antara lain mendorong rakyat untuk mendirikan lembaga pendidikan dan menetapkan kedudukan rohaniawan lebi tinggi drai kaum awam. Tahun 1217 M, tentara salib yang baru sudah terbenuk dengan mapan , namaun innocent III tiba-tiba meninggal dunia pada 16 Juli 1216 M di Perugia.                 
                                   
11.  Edward I; si Alim dari Inggris, penyulut perang salib jild terakhir
Tahun 1265 M, edward I berperang melawan Simont de Montfort yag memberontak terhaap kerajaan Inggris. Edward I mengalahkan nya 2 tahun kemdian. Ketika inggris menjadi tenang, Edward I ikut ekspedisi perang salib ke Jerusalem. Dalam perjalannyan, tahun 1272 ayahnya meninggal dunis lalu ia pulang ke inggris dan 19 Agustus 1274 M, ia dimahkotai sebagai raja Inggris. Edward I mengadakan ekspedisi ke Jerusalem untuk menunaikan niatnya dalam sebuah upacara sakral pada 24 Juni 1268 M, dengan saudaranya, Edmund dan sepupunya, Henry Almain.                                                                            
Dalam hal ini, mereka menyulut perang salib IX. Selain mereka, terlibat pula Earl of Gloucester, bekas musuh Edward I. Halangan terbesar adalah persoalan dana, raja prancis membantu namun todak juga cukup, Edward menungu hasil pajak rakyatnya. Tentara salib dimaksudkan membantu meringankan kubu kristen yang terkepung di Acre, tapr raja Louis IX mengalihkan ke Tunisia. Namun rencana itu gagal, sebuag epidemi meyerang nyawa Loius IX. Kematian Louis IX memaksa Charles meninggalkan sisilia ke prancis untuk dinaikkan tahta sebagia raja prancis.                                                                                               
Semanjak tahun 1244 M sampai saat itu, kerajaan tersebut masih dikuasai oleh kaum muslim. Adapun pusat kekuatan kerajaan kristen pindah ke Acre. Tentara mulim Mamluk yang dipimpin oleh Baybar setalah menaklukkan Jerusalaem kemudian mengancam Acre. Meskipun pasukan Edward I banyak di banding tentara Baybar, namun mengalahkannya adalah peluang kecil. Akhirnya Edward I meminta bantuan Mongol, sayangnya baikserangna mongol ke aleppo maupun Edward ke Qaqun, kembali gagal. 24 septembermeninggalkan Acre menuju sisilia, ia mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Ia sanagt terpukul dan sedih. Edward I dinobatkan sebagai raja Inggris menggantikan posisi ayahnya.           
Di Inggris, Edward I dihadapkan pada sejumlah kegentingan internal kerajaan Inggris mengenai banyak hal, terutama revolusi administrasi dan hukum, sehingga konsentrasinay terhadap tentara salib sedikit tersita. Ketrkenalan Edward I sebagai salah satu tokoh perrang salib ang dikenag bukanlah karena prestasi dalam menaklukan banyak wilayah kekuasaan tentara muslim, tetapi ia tokoh yang menyulut terjadinya perang salib IX setelah vakum selamm beberapa tahun.

12.  Vlad Dracula III; kesatria saliing paling ‘haus darah’
Sosok dracula tidak bisa dilepaskan dari periode akhir perang salib. Ia dilahirkan ketika terjadi pepernagn antara kerajaan Turki Ustmani denagn kerajaan Hongaria. Dala babakan perang salib, Dracula salah satu panglima tentara salib yang sadis dan ‘haus darah’. Dalam peran inilah, dracula banyak melakukan pembantaian terhadap umat islam. Diperkirakan jumlah korban mencapai 300 ribu umat islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang sangat biadab, yaitu diakar hidup-hidup, diaku kepalanya, dan disula.                
Dracula dilahirkan di Sighisoara, Transylvania pada tahun 1431 M. Ayahnya adalah Vlad Dracula II, raja Wallachia sedangkan ibunya ialah putri Cheajna of Moldovia. Ia memiliki saudara kandung, yaitu Vlad Calugarul dan Radu cel Frumos serta sudara tiri, Mircea. Pada tahun 1436 M, Vlad II digulingkan dari tahtanya oleh pihak oposisinya, tetapi ia dibantu oleh Sultan Murad II dari Ustmani dengan syarat membayar upeti dan mengirimkan kedua putranya sebagai sandera. Di penjara Ustmani, dracula sering dicambuk dan dipukul keran keras kepala. Radu, akhirnya masuk islam dan menjadi anak angkat sultan Murad II. Oleh Mehmed II, anak Murad II, radu ditugaskan memreintah Janissary. Vlad II lebih menyayangi Mircea dan Vlad Calugarul ayahnya juga yang menjalin hubungan baik dengan ustmani.                         
Pihak oposisi yang dipiin raja Hongaria, John Hunyadi, membunuh Vlad II di Balteni Mircea dikubur hidup-hidup. Mencegah jatuhnya kerajaan, Utsmani menyerang Wallachia, dan menempatkan Vlad III sebagi raja. Tak lama kemudian Hunyadi menyerang Wallachia          sehingga Dracula melarikan diri dan meminta perlindungan dengan pamannya, Bogdan II. Oktober 1451 M, Bogdan II dibunuh dan Dracula melarikan diri ke Hongaria. Setelah mengetahui bahwa Dracula membenci Mehmed II, Hunyadi lalu mengangkat Mehmed II sebagai penasihatnya. Setalah menaklukkan konstantinopel, mehmed II menpung ibu koya Hongaria sementara itu, hunyadi meninggal dunia di Serbia, pada saat yang sama Dracula merebut kembali Wallachia dan menjadi raja.
1459 M, paus Pius II menyerukan perang salib melawan ustmani pada kongres mantua antutisme terhadp perang salib hanya Dracula saja. Saat itu pula Mehmed II meminta upeti 10.000 dukatdan 500 pasukan perang untuk ustmani kerana keterlambatan Dracula menyerahkan Wallachia. Namun, ia menolak dan membunuh utusannya denagn cara dipaku kepalanya. Mehmed II marah dan berangkat meryerang Wallachia. Pada misim dingin tahun 1462 M, daracula menghancurkan seluruh wilayah Bulgaria. Denagn cara menyamar sebagai penyusup dan menghancurkan kamp ustmani di sana.
Menanggapi hal itu, Mehmed II memberangkatkan sekitar 60.000 tentara dan 30000 laskar untuk menyerang Wallachia.denagn hanya 40,000 tentra, dracula tidak dapat menghenikan tentara ustmani sehingga mereka menduduki Trgoviste. Pada tahun 1462 M, Mehmed II memerintahkan kepada Radu, kakak Dracula untuk menyerangnya, namun dracula dapat menahannya dan membunuhsekitar 4000 pasukan Radu. Hingga 88 september tahun itu juga, dracula memperoleh tiga kemenangan. Tetapi, peperanagan terus berkecamuk hingga dana perang habis. Ia meminta bantuan kepada Hongaria namun ia dipenjarakan. Secara bertahap, ia mempengaruhi matthias dracula hndak menaklukkan kembali Wallachia, dengn bantuan Wallachia. Ia dan pasukannya menyeberangi Danube ketika di Wallachia terjadi peperangan hebat antara tentara Daracula melawan tentara Mehmed II. Mehmed II mencari cara untuk membunuh Dracula. Mehmed II memperalat budak Dracula untuk mengajak Dracula keluar istana setelah keluar istana, ia disergapp tentara Ustmani. Pada desember 1476 M, Mehmed II memenggal kepala dracula di tepi ddanau Snagov. Kemudian kepalanya di bawa ke istambul dan tubuhnya dikuburkan di gereja snagov tanpa kepala.

1 komentar:

Zuhria Miftahul Azizah mengatakan...

Terima kasih edukasinya, Mbak Hestiara

Posting Komentar

Minggu, 29 Juli 2012

Buku Tokoh-tokoh Perang Salib Paling Fenomenal Oleh Muhammad Ali Fakih

Diposting oleh Unknown di 06.48

TOKOH-TOKOH
PERANG SALIB PALING FENOMENAL

Mengkaji Perang Salib Secara Mendalam
Perang salib di organisasikan oleh Eropa Kristen terhadap kekuatan kaum muslimin di Timur Dekat untuk mengambil alih kontrol atas Kota Suci Jerussalem. Perang ini berlangsung sekitar 2 abad lebih, yaitu sejak tahun 1906 M ketika perang pertama diserukan oleh pihak Eropa Kristen hingga tahun 

Lanjut yak...
1291 M saat tentara Salib di Timur dipaksa keluar dari Acre-Suriah yang merupakan terakhir mereka. Menurut Hafizh Dasuki, ada tiga faktor penyebab terjadinya Perang Salib yaitu : pertama, Faktor Agama. Kedua, Faktor Politik. Ketiga, FaktorEkonomi-Sosial. Christopher Tyerman membagi Perang Salib ke dalam 9 periode.
Pertama, sejak tahun 1905 M sampai 1099 M. Sepanjang periode ini berhasil membangun 4 kerajaan, yakni Kerajaan Jerusalem, Kerajaan Antiokhia, Kerajaan Edessa dan Kerajaan Tripoli.
Kedua, sejak tahun 1147 M sampai 1149 M. Pada periode ini, kemenangan ada di pihak umat muslim.
Ketiga, sejak tahun 1187 M sampai 1192 M. Selama periode ini, Shalahuddin menjadi tokoh yang tidak hanya dihormati oleh umat Islam, tetapi juga umat Kristen, karena terkenal kebijaksanaannya.
Keempat, sejak tahun 1202 M hingga 1204 M. Pada periode ini Paus Innocent III bermaksud mengusir Ayyubiyah Mesir.
Kelima, sejak tahun 1217 M sampai 1221 M. Sejak tahun 1221 M, pihak muslim dan Kristen menyetujui perjanjian damai selama 8 tahun. Tentara Salib melanggar janji. Akhirnya, mereka melakukan perlawanan kembali.
Keenam, sejak tahun 1228 M sampai 1229 M. Kristen menguasai sebagian besar Jerusalem, sedangkan orang muslim diberi kekuasaan terhadap Masjid Al-Aqsha.
Ketujuh, sejak tahun 1248 M sampai 1254 M. Pada tahun 1243 M, kaum Templar Kristen melanggar perjanjian perdamaian dan berkonflik dengan Mesir. Tetapi, mereka menelan kekalahan, dan tentara muslim pun tetap tak terkalahan.
Kedelapan, sejak tahun 1270 M hingga 1271 M. Tentara Salib kali ini hendak menaklukan Tunisia. Tetapi, hanya 2 bulan berselang, Lois IX meninggal dunia.
Kesembilan, sejak tahun 1271 M sampai 1272 M. Dengan jatuhnya Antiokhia (pada tahun 1268 M), orang-orang Kristen dibantai oleh tentara Muslim sehingga pemerintahan Kristen di Levant habis kisahnya. Pada tahun 1400-an, Turki Utsmani yang di pimpin oleh Mehmed II tidak hanya menjajah sejumlah kerajaan di Eropa, Asia, dan Afrika, tetapi juga berhasil membersihkan sisa-sisa tentara salib di Timur Tengah.

BAGIAN 2
TOKOH-TOKOH PALING TERKENAL DARI PIHAK ISLAM
1.      Abu Ali Mansur Tariqul Hakim (sang penghancur Tanah Suci Jerusalem)
Abu Ali Mansur Tariqul Hakim atau Al-Hakim (985-1021 M) adalah khalifah keenam Fatimiyah dan termasuk salah satu dari 16 imam Ismaili. Ia dikatakan sebagai tokoh yang paling harus bertanggung jawab terhadap terjadinya Perang Salib. Al-Hakim menyerukan penghancuran sistematis terhadap Tanah Suci Jerusalem pada tahun 1009 M. sebelum ayahnya meninggal, ayahnya berpesan supaya orang yang menggantikan kedudukannya adalah Al-Hakim. Setelah ayahnya dikuburkan, Al-Hakim disumpah oleh Barjawan, guru pribadinya, pada 14 oktober tahun itu pula, sebagai Khalifah Fatimiyah ke-16 dengan julukan al-Amr Al-Hakim Billah. Setelah Al-Hakim dewasa, ia menjadi orang yang fanatic terhadap sekte Ismailiah. Ia banyak menaklukan wilayah di Asia kecil dan Afrika Utara sambil menyebarkan pengaruh Ismailiah. Al-Hakim membangun gerakam bernama Druze. Dalam gerakan itu, Al-Hakim menamakan dirinya sebagai “Manifestasi Allah” dan “Penguasa dunia yang hanya bisa dikomando oleh Allah”. Pernyataan sejumlah sarjana Sunni dan Syi’ah yang mengakuinya sebagai keturunan Ali bin Abi Thalib  agar ia masuk dalam jajaran 16 Imam Ismaili. Ia memerintahkan kepada pasukannya untuk menghancurkan Jerusalem yang merupakan pusat tempat ibadah umat Yahudi dan Kristen. Tindakan inilah yang membuat Konsili Kepausan Roma menyerukan perang terhadap umat Muslim, yang akhirnya menjadi perang terbesar sepanjang masa, yakni Perang Salib. Tetapi, di sisi lain, Al-Hakim merupakan salah satu Khalifah yang sangat mendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan dengan mendirikan pusat keilmuan yang diberi nama Darul Ilmi (Rumah Pengetahuan).
Pada tahun 1004 M, Al-Hakim memutuskan bahwa orang Kristen tidak boleh lagi merayakan Paskah. Pada tahun 1005 M, Al Hakim memerintahkan kepada umat Kristen dan Yahudi untuk menggunakan pakaian turban (baju khas bangsa arab) hitam. Selain itu, wanita nonmuslim harus memakai sepatu dengan warna yang berbeda : yang satu berwarna merah, sedangkan yang lainnya berwarna hitam. Kebijakan ini berlaku hingga tahun 1014 M. Pada tahun 1007-1012 M, Sikap Al-Hakim berubah 180o. ia lebih memberikan banyak toleransi kepada umat muslim dari golongan Sunni dan Syi’ah, sedangkan umat nonmuslim dimusuhi. Puncaknya, pada 18 oktober 1009 M, Al-Hakim memerintahkan penghancuran terhadap Makam Suci dan bangunan terkait di Jerusalem. Banyak umat Kristen dan Yahudi yang dipaksa memeluk agama Islam. Kemudian, pada tahun 1042 M, Kaisar Byzantium Konstantinus IX melakukan Rekonstruksi Makam Suci atas izin penerus Al-Hakim.
Petrus Hermit, mengadu kepada Paus Urbanus II bahwa jemaatnya ketika hendak berziarah ke Jerusalem dicegat, dan banyak dari jemaatnya yang dibantai dengan sadis. Urbanus langsung membentuk Dewan, dari sanalah terjadi Perang Salib yang memakan jutaan lebih nyawa dari kedua belah pihak itu, baik pihak Kristen maupun Islam. Pada tahun 1012-1021 M, Al-Hakim mengizinkan umat Kristen dan Yahudi yang masuk Islam kembali kepada agamanya dan membangun rumah ibadahnya. Ironisnya, gerakan Ad-Darazi yang dibentuknya dinyatakannya sebagai agama baru, dan Al-Hakim menganggap diri sebagai Nabinya yang menerima wahyi Ilahi. Akhirnya Al-Hakim banyak dituduh Murtad darahnya dan dinyatakan halal. Pada 13 Februari 1021 M, saat usianya 36 tahun, Al-Hakim dikabarkan ke Bukit Al-Muqattam, diluar Kairo dan ia pun tidak pernah kembali. Hingga pada suatu hari, keledai dan baju yang dipakai oleh Al-Hakim ditemukan berlumuran darah. Mayatnya pun hilang. Hingga kini, tidak diketahui letak makamnya, saat itu pula, kedudukan Al-Hakim sebagai Khalifah Dinasti Fatimiyah digantikan ileh putranya yang bernama Ali Az-Zahir.

2.      Kilij Arsalan (Penghadang Gempuran Tentara Salib Periode Awal)
Kilij Arsalan adalah Sultan Seljuk di wilayah Rum sejak tahun 1092 M sampai kematiannya pada tahun 1107 M. Ia memerintah Rum saat terjadinya Perang Salib I sehingga wilayah kekuasaannya menjadi salah satu sasaran dari berbagai serangan kaum Salib Frank. Pada tahun 1101 M, Kilij Arsalan mendirikan kembali Kesultanan Rum setelah kematian Malik Syah I dari Kekhalifahan Seljuk di Turki. Kilij Arsalan berusaha meneruskan perjuangan ayahnya untuk mengusir dan membasmi tentara Salib yang semakin beringas. Selanjtnya, Kilij Arsalan mengambil alih ibu kota Nicea sembari menggantikan Ghazni Al-Amin, Gubernur Nicea yang ditunjuk oleh Sultan Malik Syah pada tahun 1093 M. Suku-suku mulai berpencar-pencar, seperti suku Danishmends, Mangujukids, Saltuqids, Chaka, Tengribirmish, Artuqids dan Akhlat-Syah. Kilij Arsalan, meskipun pernah menjadi tawanan politik Sultan Malik Syah, merasa miris pula. Ia tidak tega bila akhirnya Seljuk Turki dihancurkan oleh Byzantium, musuh bebuyutan terdekatnya. Kilij Arsalan menikahi putri pimpinan suku Chaka sebagai sebuah upaya bersekutu dengannya untuk melawan Byzantium. Pada tahun 1094 M, Kilij Arsalan menerima surat dari Alexius yang menerangkan bahwa Chaka akan berpindah haluan politik dan bergabung dengan Byzantium. Kilij Arsalan mengundang ayah mertuanya disebuah pesta dan jamuan makan ditenda militernya. Lalu, Kilij Arsalan membunuh ayah mertuanya tersebut saat ia mabuk.
Tentara Salib dipimpin oleh Uskup Prancis yang bernama Petrus Hermit dan Walter, yang tiba di Nicea pada tahun 1096 M. Tentara Salib berjumlah sekitar 400.000 membunuh rakyat-rakyat sipil. Kilij Arsalan marah besar. Sehingga, hampir seluruh tentara salib terbunuh, sekitar 30.000 tentara salib dijadikan budak, da nada pula yang dijual. Pada Mei 1097 M, saat peperangannya dengan tentara Ghazi Malik di Danishmends, Kilij Arsalan mendapatkan kabar bahwa tentara salib mengepung Nicea. Kilij Arsalan dikepung oleh tentara salib dan dikalahkan. Akhirnya Nicea diserahkan oleh Kilij Arsalan ke Byzantium. Pada pertengahan tahun 1097 M, Konstantinopel memaksa Byzantium untuk memberikan Nicea kembali ke Seljuk tanpa tebusan. Pada 29 Juni 1097 M, gabungan tentara Danishmend dan Rum mengepung tentara salib di dekat Dorylaeum. Pemanah Kilj Arsalan tidak mampu menembus garis pertahanan tentara salib. Pada 1 juli, Kilij Arsalan menginstruksikan kepada tentaranya untuk menghancurkan lahan pertanian dan pasokan air disepanjang rute kota Dorylaeum. Hal ini dilakukan dalam rangka melumpuhkan pasokan Logistik tentara salib. Sehingga, karenanya ia dapat memukul mundur tentara salib. Kilij Arsalan menyerang tentara salib.
Pada tahun 1101 M, Kilij Arsalan berhasil mengalahkan tentara salib yang lain di Heraclea Cybistra, yang hendak membantu peperangan tentara salib di Syria. Hal ini merupakan kemenangan terpenting bagi Turki. Setelah kemenangan tersebut, Kilij Arsalan memindahkan ibu kota Turki ke Konya. Di sana pula, Kilij Arsalan mengalahkan kekuatan tentara salib yang dipimpin oleh William II of Nevers yang berusaha menyerangnya. Pada tahun 1104 M, Kilij Arsalan berperang kembali dengan Danishmends, serta menuntut tebusan kepada Bohemond. Setelah periode Perang salib I, Kilij Arsalan menaklukkan Harran dan Diyarbakr yang memang merupakan daerah bidikannya. Pada tahun 1107 M, Kilij Arsalan juga menaklukkan Mosul. Pada pertempuran di dekat sungai Khabur. Kilij Arsalan ditawan kemudian ia dibunuh oleh tentara Mehmed I.

3.      Imaduddin Zanky (Penakluk Negara Salib)
Imaduddin Zanky (yang di Barat terkenal dengan nama Zengi) adalah panglima perang muslim yang mengagumkan, yang upayanya diarahkan untuk memerangi kaum Frank, Ekspansionis awal yang menamakan diri sebagai tentara salib. Imaduddin Zanky berhasil menaklukkan Negara pertama dari Negara-negara tentara salib bagi Islam, ketika ia merebut Edessa (Raha) pada tahun 1144 M, yang merupakan Negara pertama kaum salib. Pada prasasti di Aleppo yang bertuliskan Muharram 537 H/Agustus 1142 M, Imaduddin Zanky dijuluki sebagai penakluk orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, pemimpin pra pejuang jihad, penolong para pasukan, dan pelindung wilayah-eilayah muslim. Imaduddin Zanky adalah putra Kasim Ad-Daulah Aqsankar, ketika Kasim meninggal secara mengenaskan di tangan Tutuch, saudara Malik Syah, karena iri atas kesuksesannya meredam kekacauan politik di Halab pada tahun 1092 M, akhirnya posisinya digantikan oleh Imaduddin Zanky. Kemudian ia terkenal setelah menaklukkan Al-Mustarsyid (Khalifah Abbasiyah) pada tahun 1126 M. Imaduddin Zanky menduduki beberapa posisi strategis. Pertama, menjadi syahnakiyyah (wakil sultan) di Damaskus, yang bertugas mengawasi gerak-gerik kekhalifahan Abbasiyah yang telah bertekuk lutut. Kedua, menjadi attabek (kesultanan wilayah) pada tahun 1127 M di Mousul. Ketiga, mewakili Sultan Mahmud meredam pemberontakan di Halab Bani Artaq dan Bani Saljuk setelah Izzuddin Mas’ud al-Bursuqi wafat. Keempat, mematahkan serbuan gabungan tentara salib dari Raha, Suruj, dan Piraios yang ingin menguasai wilayah Carrhae.
Josselin (Raja Raha) dan Bohemond II (Raja Anthiokia) yang sudah lama berniat menaklukkan dan menguasai Halab membatalkan niat dan rencana mereka. Hal tersebut membuat Imaduddin Zanky semakin laluasa menjalankan beberapa rencananya. Pertama, menikahi Hanun, putri Ridwan bin Tutuch, mantan  Raja Halab, untuk menguatkan posisinya di wilayah Syria Utara. Kedua, mempengaruhi dan mengajak bergabung Halab, serta tiga orang pimpinan kaum muslimin yang menguasai berbagai wilayah strategis untuk bersatu padu dalam menghadapi tentara salib, yakni Buri bin Tughtukin yang menguasai wilayah Damaskus, Hamah dan Hauran, Shamshamuddin Khair Khan bin Qoraja yang menguasai wilayah Homs dan Sultan bin Munqidz, penguasa wilayah Syizar. Sekitar 20.000 prajurit yang berasal dari berbagai pasukan kerajaan Islam berkumpul di Diyar Bakar, kemudian berunding untuk mengadakan penyerbuan terhadap Imaduddin Zanky. Untungnya, kekuatan pasukan Imaduddin Zanky lebih kuat sehingga semua penentangnya dapat ia tumpas, dan akhirnya ia dapat mengkukuhkan diri sebagai penguasa sekaligus pemersatu kaum muslimin di wilayah Asia Kecil dan kawasan Syria Utara. Sepeninggalnya Sultan Mahmud tahta Saljuk, jatuh ketangan Bakar Daud, putra Sultan Mahmud. Sedangkan Imaduddin Zanky tampaknya tidak suka terhadap Bakar Daud sehingga akhirnya ia  berkoloni dengan berbagai kekuatan intern Saljuk lainnya untuk menggempur Saljuk Syah.
Imaduddin Zanky berusaha menyerang dua Eksponen kerajaan Islam, namun ia gagal lagi, sehingga ia harus melarikan diri ke Mosur. Pada saat itu pula, Bakar Daud menyerang balik Imaduddin Zanky dan berhasil menguasai daerah kekuasaan Imaduddin Zanky di wilayah Irak dan Syria. Ketika peta kekuasaan Imaduddin Zanky melemah, tentara salib menguasai Halab, ini terjadi pada tahun 1132 M. Imaduddin Zanky tidak surut semangat. Ia berusaha bangkit kembali. Harapannya untuk menyatukan kekuatan kaum muslimin dalam menghadapi tentara salib muncul kembali ketika Imaduddin Zanky bersama dengan sultan Mas’ud berhasil menaklukkan dan menguasai tanta kekhalifahan Abbasiyah al-Murtarsyid Billah di Baghdad. Selanjutnya, Imaduddin Zanky kembali membuat berbagai gebrakan terhadap tentara salib, yang membuatnya bisa menguasai wilayah Ats-Tsarib, Zardana, Tal Aghda, Ma’aratun Nukman, dan Kfr Thab. Bahkan, wilayah Syizar, Homs dan Qansarin yang dulu merupakan pusat pergerakan tentara salib pun mampu dikuasai oleh Imaduddin Zanky.
Pada tahun 137 M ia harus berhadapan dengan gabungan tentara tempur salib di Benteng Barin. Sekitar 2.000 tentara salib, termasuk pimpinan pasukannya, Bohemond II, berhasil ditawan oleh kaum muslimin. Imaduddin Zanky akhirnya dapat mempersatukan Eksponen kekuatan di sepanjang Daratan Mosul, Halab, Baghdad dan Asia Kecil. Kemudian, Volk, Kaisar Jerusalem dan pelindung utama tentara salib, melancarkan siasat buruknya dengan mengadakan pendekatan ke berbagai pihak kaum muslimin, yakni Damaskus dan Bani Fatimiyah. Ketika Volk dan tentara salib melemah karena ditinggalkan oleh pihak Byzantium. Imaduddin Zanky dan pasukannya bersiap-siap merebut kembali wilayah kekuasaan Islam yang telah diduduki oleh tentara salib, termasuk Raha. Pada 28 November 1144, Raha ditaklukkan oleh kaum muslimin, sedangkan tahtanya diserahkan kepada Imaduddin Zanky. Penduduk Raha yang rata-rata Nasrani awalnya tidak mau dipimpin oleh Imaduddin Zanky. Tetapi, Imaduddin Zanky menanggapinya dengan cara diplomasi sekaligus pendekatan yang halus dan manusiawi, serta menjanjikan akan memimpin Raha secara adil dan bijaksana.imaduddin Zanky menunjukkan bukti toleransi yang tinggi dengan membiarkan atau tidak mengusik berbagai kegiatan keagamaan mereka di gereja. Akhirnya, alih-alih tidak suka, rakyat Raha bertambah hormat dan simpati terhadap pemerintahannya. Imaduddin Zanky menaklukkan satu demi satu wilayah kekuasaan Islam yang diduduki oleh tentara salib, seperti Suruj yang direbutnya pada januari 1145. Tetapi kekuasaan ini tidak bertahan lama. Tentara salib segera berusaha merebut dan menguasai kembali wilayah-wilayah yang telah ditaklukkan oleh Imaduddin Zanky. Mereka melakukan jalur diplomatis dan politis dengan Damaskus dan Bani Artaq. Imaduddin Zanky menuju Ja’bar untuk menaklukkan dan merebut benteng pertahanan tentara salib yang terletak di Eufrat. Namun, ternyata garis hidupnya menentukan hasil yang lain. Sebab, pada pertengahan Rabi’ul Awal 541 H/September 1146 M, Imaduddin Zanky menemukan ajalnya di ujung pedang seorang tentara salib  yang kabarnya sebagai mantan budak bernama Byrnaqas.

4.      Nuruddin Mahmud (Propagandis Semangat Perang Umat Muslim)
Nuruddin Mahmud adalah putra kedua imaduddin Zanky. Ia sebagai panglima Islam ketika pecah Perang Salib II pada tahun 1148 M, serta pengambil alih Raha (Edessa) dan Aleppo dari pihak tentara salib. Tahun 1149 M, berhasil memukul mundur kaum Frank. Atas pencapaiannya tersebut, Nuruddin Mahmud disebut sebagai tokoh pemimpin kaum muslimin terbesar kedua setelah Shalahuddin al-Ayyubi dalam sejarah Perang Salib. Selama kepemimpinannya, Nuruddin Mahmud menuai banyak kesuksesan dalam menaklukkan tentara salib, yang dianggap sebagai fase kebangkitan kaum muslimin kedua setelah periode kepemimpinan Imaduddin Zanky. Nuruddin Mahmud secara perlahan dapat menyatukan Mesir dan Syria, serta menaklukkan kaum salib Frank yang dikomandoi oleh Kaisar Jerman (Conrad III), Raja Prancis (Lois VII) dari Anthiokia, dan Roha (Edessa). Seusai dinasti Fatimiyah di Mesir dikuasainya, Nuruddin Mahmud meletakkan fondasi penyatuan kaum muslimin dan menegaskan kembali Legitimasi satu-satunya Khalifah Abbasiyah yang bemadzhab Sunni. Perang Salib II di nilai sebagai titik balik bangkitnya kaum muslimin dari kekalahan. Semangat jihad pertama kali didengungkan pada masa-masa ini. Itu semua berkat peran besar Nuruddin Mahmud. Dalam ambisinya menyatukan kaum muslimin, Nuruddin Mahmud terpaksa melakukannya dengan cara memerangi dan menguasai kekuatan-kekuatan penting kaum Islam Sunni di Syria dan Syi’ah Ismailiyah sekaligus fraksi-fraksi lain di Mesir untuk menyadarkan mereka bahwa musuh utama kaum muslimin adalah kaum salib Frank.
Kaum muslimin berhasil memukul mundur tentara Frank dengan koloni abadi salib, yakni Byzantium, dari Aleppo dan Raha. Akhirnya, setelah bertahun-tahun Aleppo dan Raha dikuasai oleh tentara salib, semuanya itu jatuh kembali ketangan kaum muslimin. Pada akhir oktober 1147 M, Josselin dan Baudouin (dua panglima salib) berhasil menduduki sejumlah pos penting di Raha, sehingga tinggal satu benteng terakhir yang masih harus ditaklukkannya supaya sempurna Raha dikuasai oleh tentara salib, yakni benteng wilayah kuasa Nuruddin Mahmud. Meskipun dengan kekuatan yang tak sebanding dengan besarnya kekuatan tentara salib, Nuruddin Mahmud berusaha mempertahankannya agar tidak jatuh ketangan lawan. Hal yang menarik dari Nuruddin Mahmud adalah ia sebagai pemimpin perang yang bijaksana. Meskipun memusuhi tentara salib, ia tetap berusaha semaksimal mungkin mengambil jalur perjanjian damai dengan mereka. Misalnya, dengan Byzantium pada tahun 1159 M dan kaum Frank yang menguasai Jerusalem pada tahun 1161 M. Tentara Nuruddin Mahmud tidak hanya terdiri atas tentara istana dan seluruh Eksponen rakyat Damaskus, Syria, dan Mesir, tetapi juga para ulama Fiqh, Sufi, Imam, penghafal al-Qur’an, Khatib, dan Hakim. Titik balik  kehidupan Nuruddin Mahmud terjadi ketika ia ditimpa penyakit serius pada oktober 1159 M sekaligus kekalahannya melawan kaum Frank pada tahun 1163 M dalam pertempuran di Al-Buqay’ah. Penyakit dan kekalahan ini menimbulkan pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan pribadi dan kebijakan Nuruddin Mahmud. Pada masa kepemimpinan Nuruddin Mahmud, kemajuan di bidang keilmuan, Ritualitas Islam, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya berkembang pesat di Syria, Damaskus serta Mesir. Semuanya itu dibuktikan dengan banyaknya monument, benteng, menara, madrasah, masjid, biara sufi, rumah sakit, rumah penampungan anak yatim, gedung-gedung dan inskripsi-inskripsi penting atas nama Nuruddin Mahmud di daerah-daerah tersebut.

5.      Asaduddin Shirkuh (Panglima Perang Muslim Terbesar)
Asaduddin Shirkuh adalah seorang jenderal yang gagah berani. Ia merupakan Komandan Angkatan Perang Syria yang telah memukul mundur tentara salib, baik di Syria maupun Mesir. Sekitar tahun 1130 M ketika Shaddadid digulingkan, Sa’di memindahkan keluarganya ke Baghdad, kemudian Tikrit, yang disana ia diangkat sebagai Gubernur Tikrit. Ayyub menggantikan ayahnya sebagai Gubernur Tikrit ketika Sa’di meninggal dunia. Asaduddin Shirkuh menjabat sebagai panglima perang. Pada suatu kali, ia bersitegang dengan seorang Kristen secara sangat a lot sehingga ia membunuhnya. Lalu, karena dianggap sebagai pengacau perdamaian dengan kaum salib, ia dan saudara-sudaranya (termasuk Ayyub) diasingkan. Itu terjadi pada tahun 1138 M. Konon, keponakan Asaduddin Shirkuh yang bernama Yusuf (kemudian dikenal sebagai Shalahuddin) lahir pada waktu malam ketika mereka sedang dalam perjalanan. Asaduddin Shirkuh, keluarga, dan saudara-saudaranya meminta suaka ke Dinasti Zengi (Zanky) di Mosul. Zanky menerima mereka dengan baik dan penuh suka cita. Setelah beberapa lama diketahui bahwa Asaduddin Shirkuh memiliki kecakapan militer yang bagus, kemudian Nuruddin Mahmud, putra Zanky, menariknya sebagai tentara anggota. Asaduddin Shirkuh dipercayai memerintah kota Homs sebagai Negara bahan Mosul. Sementara itu, Ayyub diserahi tanggung jawab sebagai Gubernur Baalbek dan Damaskus atas Rekomendasi Nuruddin Mahmud pada tahun 1154 M. Asaduddin Shirkuh dan pasukannya berhasil membekuk pasukan Shawar-Amalric I, serta menyerang daerah-daerah kekuasaan tentara salib di Timur Dekat. Bahkan, ia hampir memenangkan dan menguasai Kerajaan Antiokhia (salah satu Kerajaan Salib terbesar).
Peperangan ini berakhir dengan perjanjian damai pada Agustus 1167 M, yang isinya adalah sebagai berikut :
1.      Pertukatan tawanan perang
2.      Asaduddin Shirkuh dan Shalahuddin al –Ayyubi harus kembali ke Syria
3.      Amauric I harus kembali ke  Jerusalem
4.      Kota Alexandria diserahkan kembali kepda Shawar
Pada tahun 1167 M, tentara salib yang dipimpin oleh Amauric I melanggar perjanjian damai tersebut, yaitu ia menyerang Mesir dan bermaksud  menguasainya. Amalric I bersekutu dengan kekaisaran Byzantium. Mengetahui hal itu, Shawar beralih aliansi, yaitu memusuhi Amalric I dan bergabung dengan Asaduddin Shirkuh yang memang mengetahui gelagat ini lebih awal akhirnya menerima Shawar dengan senang hati. Asaduddin Shirkuh adalah sebuah nam dari Kurdi-Persia yang secara harfiyah berarti “Singa (dari) gunung”. Sedangkan gelar kehormatan, yaitu Asad Ad-Din bermakna “Singa Iman”. Orang-orang salib (dan barat pada umumnya) memanggilnya Siraconus.

6.      Hasan Al-Sabbah (sang Pembunuh Bayaran)
Hasan Al-Sabbah (1050-1124) ialah seorang ulama Persia, dai Islam, dan seorang pengikut Fanatik Madzhab Ismailiyah Nizari. Ia memiliki banyak pengikut, dan basis kekuatannya terletak di pegunungan Alborz, Iran Utara. Tempat itu bernama Alamut, ia adalah pendiri dan tokoh sentral kelompok Hassasin atau Assasin , sebuah kelompok yang menurut Barat sebagai kelompok teroris pertama di dunia. Hassasin adalah cabang dari Islam Syi’ah Ismailiyah, yang daerah kekuasaannya mencakup Irak, Iran, Syria dan Lebanon. Mereka mengirim orang-orangnya untuk membunuh pemimpin penting Sunni yang dianggapnya kaum kafir perebut tahta. Hassasin banyak membunuh pemimpin  utama tentara salib dalam periode  Perang Salib III, serta para raja di Kerajaan Salib di Asia Kecil. Hassasin berarti pengikut Hassan Al-Sabbah. Pada usia 17 tahun, Hasan Al-Sabbah bersumpah setia kepada Al-Muntansir. Sebagai Da’i, ia amat terkenal dan banyak orang mengaguminya. Saat itu, banyak umat Kristen yang msuk Islam, dan banyak pula orang Sunni yang menjadi Syi’ah. Karena menjadi Nomaden atas buruan para musuhnya, ia dan para pengikutnya pun menyerang Alamut pada tahun 1088 M untuk dijadikan sebagai basis kekuatannya. Kaum Hussasin menjadi semakin kuat. Rencana pembunuhan terhadap ulama, imam, dan khalifah Sunni pun dilancarkan. Tidak hanya itu, mereka juga merencanakan pembunuhan terhadap para pembesar tentara salib sekaligus Raja Salib di wilayah Asia Kecil yang telah dikuasainya.
Adapun para pemimpin dari pihak Islam yang telah dibunuh dan dibantai adalah sebagai berikut :
1.      Nizam al-Mulk pada tahun 1092 M. ia adalah wazir Dinasti Abbasiyah yang paling terkenal
2.      AL-AFDHAL Shahanshah pada tahun 1122 M. Ia ialah wazir Dinasti Fatimiyah yang telah memenjarakan pembunuhan terhadap Nizar
3.      Ibnu al-Khashshab, pada tahun 1125 M. Ia adalah Sultan Aleppo
4.      Al-Bursuqi pada tahun 1126 M. Ia ialah Sultan Mosul
            Para pemimpin tentara salib dan raja di Negara-negara salib Asia Kecil yang telah dibunuh adalah sebagai berikut :
1.      Conrad de Montferrat pada tahun 1192 M. Ia adalah Raja Jerusalem pada periode perang salib III
2.      Raymond II pada tahun 1152 M. Ia adalah Raja Tripoli dan termasuk salah satu panglima perang salib yang terkenal
3.      Pangeran Edward I of England pada tahun 1271 M. Ia adalah Raja Inggris sekaligus Raja Jerusalem
Kaum Hussasin menjadi lemah. Akhirnya, tahun demi tahun, Hassasin  menghilang ditelan sejarah. Sementara itu, jauh sebelum penaklukkan Alamut oleh Hulagu, yakni pada tahun 1124 M, Hasan al-Sabbah meninggal dunia di Alamut.

7.      Shalahuddin al-Ayyubi (Tokoh Terbesar Kesatria Muslim Sepanjang Sejarah Perang Salib)
Diantara tokoh perang salib di pihak Islam yang paling terkenal ialah Shalahuddin al-Ayyubi. Ia sebagai pendiri Dinasti Ayyubiyah di Mesir yang memiliki wilayah kekuasaan meliputi Syria, Yaman, Irak, Hijaz, dan Diyar Bakr. Shalahuddin al-Ayyubi tidak hanya terkenal dan dihormati di dunia Timur, tetapi juga di Barat. Itu dikarenakan kepemimpinan, kekuatan militer, sifatnya yang kesatria, bijaksana, dan pengampun saat ia berperang melawan tentara salib. Selain sebagai Sultan dan Panglima Perang, Shalahuddina al-Ayyubi juga sebagai seorang ulama dan Sufi. Ia banyak men-syarah-i kitab hadits Abu Dawud dan melaksanakan ritual kesufian. Pada masa remaja, Shalahuddin al-Ayyubi belajar Agama Islam 10 tahun di Damaskus, sejak usia belasan tahun, ia selalu bersama ayahnya diberbagai medan pertempuran melawan tentara salib dan menumpas para pemberontak terhadap sultan Nuruddin Mahmud. Shalahuddin al-Ayyubi merevitalisasi perekonomian dan politik Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, serta menggalakan pendidikan dengan meresmikan dan menjadikan Universitas Al-Azhar sebagai pusat pendidikan Ahlussunnah wal Jamaah. Shalahuddin al-Ayyubi menyatukan Syria dengan Mesir, kemudian membangun Dinasti Al-Ayyubiyah dengan dirinya sendiri sebagai sultannya yang pertama. Tidak lam kemudian , ia dapat menggabungkan negeri An-Nubah, Sudan, Yaman, Maroko, Mousul, dan Hijaz kedalam kekuasaannya yang besar. Shalahuddin al-Ayyubi menghukum mati Count Rainald de Chatillon yang keji dan kejam terhadap orang-orang islam. Namun, ia membiarkan Guy de Lusignan pergi Karena ia tidak melakukan kekejaman yang serupa. Sekali lagi, terlihatlah arti keadilan yang sebenarmya.

8.      Al-Malik al-Adil Syaifudin; Komandan Perang Ayyubiyah yang tanpa Komporomi
Al-Malik al-Adil Syaifudin (1145-1218M) atau yang sering dipanggil Al-Adil I bernama lengkap Al-Malik al-adil Syaifudin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama Syaifudin  inilah, tentara salib memberi julukan Saphadin. Al-Adil I adalah putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara bungsu dari Shalahuddin al-Ayyubi. Ia memerintah Dinasti Ayyubiyah sejak 1200 M- kematiannya 1218M.
            Setelah kematian Shalahuddin al-Ayyubi, Dinasti Ayyubiyah menghadapi pemberontakan Izzudin di Mosul. Al-Adillah yang dapat mengatasi pemberontakan ini. Ia juga menentukan orang yang berhak menjadi khalifah Ayyubiyah ketika terjadi perselisihan di antar anak Shalahuddin al-Ayyubi, yaitu Al-Azizdan Al-Afdhal, dan ia memilih Al-Aziz.
            Setelah kematian Al-Aziz, Al-Afdhal mencoba mengambil alih jabatan, tapi Al-Malik al-Adil Syaifudin menganggap ia tidak pantas menjadi khalifah. Akhirnya terjadi peperangan di antara paman dan keponakan itu dan dimenangkan Al-Malik al-Adil Syaifuddin, dan akhirnya ia diangkat menjadi Khalifah Ayyubiyah yang berpusat di Damaskus.
            Al-Malik al-Adil Syaifuddin dilahirkan pada Juni 1145M di Damaskus. Pertama kali menjabat sebagai perwira perang ketika ia dan Shalahuddin al-Ayyubi diajak oleh pamannya, Syirkuh, untuk  mrngabdi pada Nuruddin Zanky dalam perang di Mesir tahun 1168-1169M.
            Saat kematian Nuruddin Mahmud tahun 1174M, Al-Malik al-adil Syaifuddin mendukung saudaranya, Shalahuddin al-Ayyubi, menjadi pemimpin Mesir, ia menjadi Sultan Syiria. Disana ia berperang tentara salib sampai 8 tahun,sejak 1175-1183M.
            Tahun 1176M, tentara salib menyerang kota Kairo secara brutal. Al-Malik al-Adil marah besar dan balik menyerang mereka habis-habisan. Perang terjadi selama berhari-hari dan banyak memakan korban di kedua belak pihak dengan kemenangan di kubu Al-Malik al-Adil Syaifuddin dan berhasil menawan 3.000 tentara salib yang 3.000 tawanan ini langsung digantung di pohon.
            Al-Malik al-Adil Syaifuddin menjabat sebagai Gubernur Aleppo sejak tahun 1183M-1186M. dia memegang jabatan selama 3 tahun sebab harus kembali ke Mesir untuk memepertahankannya dari serangan pembalasan tentara salib selama Perang Salib III (1186-1192M).
            Al-Malik al-Adil Syaifuddin diangkat oleh Shalahuddin al-Ayyubi menjadi Gubernur Mesir Utara selama hanya 1tahun (1192-1193M) untuk menekan pemberontakan Izzudin dari Mosul.
            Sepeninggal Al-Aziz dan pasca terjadi pertikaian antara paman dan ponakan ini, Al-Afdhal berencana membunuh Al-Adil sehingga terjadi pertempuran besar antara keduanya di Bilbeis 1200M dengan kemenangan di pihak Al-Adil. Setelah itu Al-Adil memproklamirkan diri sebagai Khalifah Ayyubiyah dengan daerah kekuasaan yang sangat luas melebihi wilayah Mesir dan Syiria, selama hamper 2 dekade, 1200-1218M. pada awal pemerintahannya ia mengadakan hubungan dan perdagangan dengan kerajaan tentara salib serta mengubah nama kota Ahlat menjadi Ahlatshahs tahun1207M.
            Niat baiknya berhubungan dengan tentara salib banyak dikhianati. Awalnya ia sabar, tapi ada kabara bahwa Gereja Roma menyerukan Perang Salib periode V ia siap menerima tantangan.
            Takdir memeang tidak mengizinkannya utnuk perang lagi, setelah mempersiapkan bala tentaranya, ia jatuh sakit hingga ajal menjemput pada 1218M.  kemudian perjuangan dilanjutkan anaknya, Malik al-Kamil.

9. Al-Malik al-Kamil Muhammad Dipuja sekaligus Dicaci
            Al-Malik al-Kamil Nasrudin Abu al-Mali Muhammad (1180-1238M). Khalifah Dinasti Ayyubiyah generasi ketiga yang lahir sebagai keturunan suku Kurdi dengan daerah kekuasaan di Mesir.
            Al-Kamil dipuja sekaligus dicaci oleh umat muslim masa itu. Ia dipuji karena berhasil mengalahkan tentara salib sebanyak dua kali dan dicaci karena menyerahkan kembali kota Jerusalem kepada tentara salib.
            Usaha pertamanya sebagai khalifah adalah pada tahun 1218M, ketika ia dan pasukan berusaha “membersihkan” wilayah Mesir dari tentara salib, dan memduduki kota itu pada tahun berikutnya. Serangan tentara salib ke Mesir berhasil dipatahkan oleh pasukan  Al-Kamil berkat dukungan penting dari Republik aritim Italia.
            Kekusaan itu tidak berlangsung lama, sebab Al-Kamil segera dating untuk membebaskan tanah Mesir. Hal ini ditandai dengan peperangan panjang berkisar 2 tahun (129-1221M) yang dimenangkan kaum muslim.
            Tahun 1912, Al-Kamil hamper kehilangan tahtanya karena konspirasi yang dilakukan oleh kaum Kristen Koptik. Setelah mempertimbangkanya dengan matang ia memilih meninggalkan Mesir ke Yaman. Akhirnya konspirasi kaum Kristen Koptik berhasil dipadamkan oleh saudaranya Al-Mu’azzam, dan Al-Kamil kembali mendapatkan tahtanya.
            Sikap Al-Kamil lebih terbuka dengan tentara salib daripada pendahulunya yang menyebabkan marah para saudara, pemimpin kaum muslimin serta rakyat Mesir. Tapi watak Al-Kamil keras tidak dapat dibengkokkan oleh apapun.
            Al-Kamil banyak membuat tawaran damai dan semuanya ditolak pemimpin tentara salib atas doktrin dari wakil kepausan Eropa. Berkali-kali ia menawarkan untuk mengembalikan Jerusalem ke tangan tentara salib dan membangun kembali dindingnya (yang dirobohkan kembali oleh adiknya).
            Dalam pemerintahannya, Al-Kamil menandatangani beberapa perjanjian dagang dengan Negara Eropa dan membangun kemitraan erat dengan kaum Kristen. Usaha ini dilakukan untuk menjadikan fondasi ekonomi Dinasti Ayyubiyah kuat dan tidak mudah rapuh. Ia mengembanakan irigasi, pertanian, dan pendidikan di ranah Mesir. Bahkan ia beniat untuk mempelajari agama Kristin(meskipun ditentang oleh penguasa muslim), sehingga Gereja Koptik mengakuinya sebagai raja yang paling murah hati sepanjang sejarah Dinasti Ayyubiyah.
            Setelah kenaikan tahtanya, St. Francis berdiskusi masalah keagamaanya dan menghasilkan keputusan membuatnya terkooptasi. Beberapa kali ia mengajak untuk merubah sistem kesultanan dengan sistem pemerintahan modern yang diajarkan oleh St. Francis yang ditujukan untuk memeudahkan merongrong kekuasaanIslam pastinya. Namun tidak berhasil.
            Awal 1219M, rakyat mesir mengalami kelaparan saat Nil gagal banjir. Tahun 1221 M, ia menawarkan perjanjian damai yg kembali ditolak. Tentara salib menyerang Mesir lagi, tetapi sudah diantisipasi Al-Kamil sehingga kemenangan di tangan muslim dan tentara salib menyerah. Dan menerima perjanjian gencatan senjata selama 8 tahun dan berakhirlah perang salib V.

10. Al-Malik al-Zhahir Baybar; Penangkis Ancaman Salib dab Mongol
            Baybar adalah Khalifah Dinasti Mamluk di Mesir generasi ke-4. Berhasil mengakhiri perang salib di Syiria serta menyatukan Mesir dan Syiria menjadi satu Negara kuat. Bayabr dikenal sebagai orang yang garang di medan perang yang juga lihai berdiplomasi. Ia lahir di Crimea Kipchak Turki tahun 1260M. menurut pengakuaanya ia pernah dijual sebagai budak di Syiria dan dibeli pangeran Turki. Tapi karena ada katarak dia dijual ke seorang perwira Mamluk lalu dikirim ke Mesir utnuk menjadi pengawal Dinasti Ayyubiyah, yakni As-Shalih.
            Tahun 1250 M, diangkat sebagai komandan angkatan perang
1.                  Paus Urbanus II; Penyulut Terjadinya Perang Salib I
Paus Urbanus II atau Urbanus II adalah Paus yang kuat sekaligus politikus yang peka menghadapi keadaan yang menguntungkan. Namun, bukan karena itu semua yang mebuat namanya begitu besar dan dikenang hingga kini, tetapi lantaran peristiwa yang terjadi pada 27 November 1095.  Saat itu ia meprakarsai dan menggerakkan suatu persidangan dewan gereja yang besar di prancis.
Dalam waktu hanya berselang beberapa bulan setelah pidato urbanus II, perang Salib I pun terjadi. Perang tersebut diikuti dengan serangkaian perang perang suci lanjutan yang lama hingga 200 tahun lamanya.
Dalam pidato tersebut, Urbanus II menyatakan bahwa siapa saja (kaum Kristen) yang berangkat ke Jerusalem demi menyelamatkan “kuburan tuhan Yesus”, ia akan mendapatkan penebusan dosa dan masuk surga, dengan gagasan tersebut banyak yang menggap sebagai gagasan pertama yang menimbulkan perang salib yang terjadi sepanjang abad. Yel – yel yang di populerkan oleh Urbanus II, yang akhirnya menjadi selogan perang salib ialah “ dues lo volt” (perang kehendak tuhan).
Karna didorong dengan semangat perang berates – ratus bahkan beribu – ribu orang umat Kristen dari seluruh plosok negeri eropa berduyun – dyuyun datang ke vatikan, roma, untuk meminta restu paus sekaligus mengikuti prosesi pengambilan sumpah dan pemberangkatan.
2. Petrus Hermit; Penyebabar Isu dan Penyulut Api Salib
Petris hermit ( yang meninggal dunia pada 8 Juli 1131 M) adalah seorang imam Kristen dari Amies, yang termasuk dalah satu tokoh penting dalam sejarah perang Salib I. sejarah pribadi dan keluarganya tidak banyak diketahui orang.
Adapun yang diketahui bahwa jauh sebelum perang salib terjadi, yakni sebelum tahun 1096 M, ia dan jemaatnya mencoba berziarah ke Jerusalem. Tetapi, pengakuan kepada urbanus II, ia dicegas oleh tentara muslis Seljuk sebelem sampai ke Jerusalem, serta banyak jemaatnya yang dibunuh dan disiksa .
Pengakuan yang belum tentu dan belum teruji kebenarannya inilah yang membangkitkan kemarahan umat Kristen eropa terhadap umat muslim timur dekat, terutama khalifah Seljuk.
Peru diketahui bahwa perang salib yang sesungguhnya (antara tentara islam – Kristen)  tidak terjadi serta – merta. Perang elite itu diawali oleh perang sipil, yakni perang antara tentara perang salib rakyat yang dipimpin oleh Petrus Hermit dengan orang – orang sipil turki.
Petrus Hermit pula yang disebut sebagai penggerak pertama terjadinya perang salib rakyat. Kelak, tentara yang dibawanya untuk menghadapi muslim Seljuk adalah rakyat jelata yang terdiri atas para budak, orang miskin, penjahat, dan pencuri.
2.                  Bohemond I; The New Buamundus Gigas
Bohemond I lahir pada tahun 1058 M di san Marco rgentano, Calabria, normandia. Ia adalah putra dari keluarga bangsawan normandia.  Ayahnya bernama norman robet Guiscard, raja Apulia dan Calabria, sedangkan ibunya ialah alberada dari buonalbergo.
Bohemond I (1058-1111 M) adalah pangeran Taranto dan raja antiokhia. Ia merupakan pemimpin perang salib I. pada perang salib itu, kaum Frank (sebutan bagi tentara salib Kristen) belum memiliki pemimpin militer secara langsung, dan hanya tentara nonprofessional yang diisi oleh berbagai elemen masyarakat eropa yang menjadi relawan perang atas provokasi dari pihak gereja, terutama oleh pemimpinnya, Urbanus II.
Bohenmond I mendampingi ayahnya dalam serangan besar ke kekaisaran Byzantium pada  rentang waktu  1085 M, serta memerintahkan tentara normandia selama absennya Guiscard dalam perang karena adanya sebuah urusan kerajaan selama 2 tahun.
Ketika bohemond I memerintah antiokhia, tentara salib lainnya pindah  ke selatan hingga direbutnya  jarusalem oleh pihak salib dari dinasti Seljuk. Ini prestasi terbesar kedua bagi bohemand I dalam perang salib.
3.                  Alexius I Comnenus; Si Licik dari Byzantium
Alexius I (1056-1118 M) adalah kaisar Byzantium priode 1081 – 1118 M. pengangkatan sebagai kaisar ditandai oleh gempuran dua kerajaan besar, yakni dinasti Seljuk turki di asia kecil dan normandia di Balkan barat. Tetapi ia dapat bertahan menghadapi dua tekanan tersebut.
Alexius I merupakan salah satu tokoh utama pemicu pecahnya perang salib, yakni ketika sudah tidak punya cara lagi untuk menghadapi rongrongan tentara Seljuk, ia pergi ke kepuasan barat dan menghasut meraka.
Pada tahun 1094 M, muncul lagi serangan terhadap Byzantium. Kali ini dari cumans, yang menyerang kekaisaran di Balkan, tetapi serangan itupun dapat di gagalkan oleh Alexius I.
Tentara salib mendirikan kerajaan antiokhia dengan rajanya bohenmond I. lantaran marah karna itu,  alexsius I langsung menyerang antiokhia. Tentara bohemond I kalah dalam peperangan ini.
4.                  Robert II of Flander; Komandan Pusat Tentara Salib Pertama
Robert II (1054 – 1111 M) memimpin flander (suatu wilayah di kerajaan perancis kuno) sejak tahun 1093 M hingga kemtiannya. Ia dikenal sebagai Robert Jerusalem atau Robert crusader setelah menjadi salhsatu tokoh Kristen yang memimpin perang salib I.
Robert II disambut oleh kaisar Byzantium, alexius. Tetapi sangat disayangkan bahwa alexius I  menuntut mereka mengambil janjibahwa setiap jajahan kelak diberikan kepada Byzantium.
Setelah itu Robert II keluar dari kota Jerusalem untuk menghadapi tentara fatimiyah dibawah pimpinan shahanshah al afdal yang datang untuk merebut kembali Jerusalem.

6. Godfrey de Bouillon; Raja Pertama Negara Salib Jerusalem                       
Godfrey de Bouillon adalah putra kedua pangeran Boulgne Eustace Iidan putri ida of Lorraine, yang lahir pada tahun 1060 M di Boulgne sur Mer. Sebagai anak kedua, ia harus mengalah pada kakaknya, Eustace, untuk warisan harta dan kekuasaan di Bouillon. Namun pamannya, Godfrey the Hunchback, yang meninggal dunia tanpa anak, lalu mewariskan harta dan kekuasaannya kepadanya. Lorraine Lower sebuah kerajaan kecil.                                     Pada tahun 1095 M, Urbanus II menyerukan perang salib untuk membebaskan Jerusalem dari tentara muslim Seljuk, serta membantu kekaisaran Bynzantium yang dibombardir tentara Seljuk. Tanpa pikir panjang, Godfrey menjual senagian besar tanah kekuasaanya kepada Uskup de Liege dan Uskup Verdun. Karen aumurnya lebih tua, Raymond dipilih menjadi pemimpin dari beberapa barisan tentara perang salib I. Sementara itu, Godfrey beserta dua saudaranya menjadi rombongan tersendiri dari sejumlah rombongan memilih jalur yang berbeda-beda dan terpisah hingga sampai di Jerusalem.rombongsn Godfrey berangkat pada Agustusb1096 M dengan 40.000 pasukan. Mereka tiba di konstantinopel dan diterima baik oleh Kaisar Alexius I.                                                         Tentara salib dan Alexius I Comneus memiliki tujuan berbeda.Alexius menginginkan untuk merebut kembali wilayah yang telah diambil dinasti Seljuk, sedangkan tentara salib membebaskan Jerusalem dari kaum muslimin dan mengembalikan kekuasaan kristen di sana. Kemenangan besar pertama mereka denagn dibantu Byzantium berhasil menaklukkan kota Nicea, dekat wilayayang dikuasai dinsti Seljuk. Godfrey memainkan peranan penting dalam pertempuran hingga akhirnya Jerusalem dapat direbut tentara salib tahun 1099. Setelah lemengan ini, tentara salib membagi tugas uskup le Puy tewas di Antiokhia, Bohemond I dan Baldwin memutuskan tinggal di sana. Sebagian prajurit kembali ke selatan Jerusalem, sedangkan Raymond de Toulouse tentara paling kuat ke Tancred dan Godfrey bergabung bersamanya. Tentara salib dihadang tentara Seljuk ketika berada di selatan Palestina. Agustus 1098 M, terdengar kabar bahwa tentara Fatimiyah telah mengambil Jerusalem dari kaum Frank Kristen. Namun, Godfrey dapat merebut kembali Jerusalem. Tentara salib tiba di kota pada Juni 1099 M, Godfrey dan beberapa ksatria adalah pihak yang pertama kali menduduki benteng dan memasuki kota Jerusalem. Setelah kemenangan besar itu, seluruh elemen kaum Frank sepakat untuk membentuk suatu kerajaan Jerusalem agar kota suci itu dapat dijaga dengan baik. Maka, 22 Juli dewan dibentuk di gereja Makm suci dan yang ditunjuk sebagai raja ialah Raymod de Toulouse, namun ia menolak. Akhirnya posisi itu jatuh pada Godfrey yang sebelumnya mengajukan syarat untuk menerima posisi itu.                                                                                                                                                                                                                           Godfrey juga harus menghadapi pihak oposisi Dagobert Pisa, Patriark Jerusalem yang bersekutu denagn tancred of Betlehem. Karena ketidakfokusannya, Ascalon tidak bisa ditaklukkan dan tetap menjadi otoritas Dinasti Fatimiyah. Hingga tahun 1100 M, Godfrey tidak dapat memperluas wilayah kekuasaannya, hanya sedikit wilayah saja. Ia meninggal dunia tahun 1100 M ada banyak pendapat mengenai kematiannya ini, meskipun demikian semua sejarawan sepakat bahwa ia meninggal karena sakit berkepanjangan.

            7. Guy de Lusignan; si Bijak yang paling dihujat                                                 
            Setelah tiba ditanah suci tahun 1170 M, Guy de Lusignan berupaya mencegah insiden politik di kerajaan salib Jerusalem yang kala itu dipimpin oleh Baldwin IV. Dalam beberapa tahun, Baldwin sakit parah dan terus memburuk. Gut de Lusignan pun diangkat menjadi gubernur Jerusalem dan dianugerahi mahkota oleh putri Jerusalem tahun 1186 M. Pertempurannya dengan Shalahudin al-Ayyubi, akhirnya ia ditangkap dan Jerusalem jatuh di tangan Sshalahudin al –Ayyubi. Setelah satu tahun di penjara Damaskus, ia dibebaskan oleh shalahudin al-Ayyubi, tetapi ia menolak masuk ke Tirus, salah satu benteng terakhir tentara salib oleh Condrad of Montferrat.                                                                                     
Guy de Lusigan berada dibarisan Conrad sebagai raja Jerusalem sedangkan Richard lebih mendukung Guy dibanding Conrad. Conrad dibunuh oleh Hashshashin diduga karena keterlibatan Richard dan Guy. Guy diberikan kompesansi atas pencabutan mahkotanya oleh Conrad dulu, denagn diberi kekuasaan di Siprus pada tahun 1192 M. Pada tahun 1174 M, keberhasilan Guy di Jerusalem tidak dapat dipisahkan denagn dukungan sosial dan politik raja Jerusalem, Baldwin IV. Ketika Baldwin IV menyerah pada penyakitnya tahun 1185 M, Baldwin V diangkat menjadi raja sayangnya, ia sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia 1 tahun kemudian pada 1186 M. Akhirnya Guy de Lusignan dinobatkan sebagai raja Jerusalem walaupun ada konflik dari oposisi.                                                                                        
Tahun 1187 M, Guy de Lusignan mencoba mengepung Shalahudin al-Ayyubi di Tiberias, namun ia malah dikepung dan kekurangan air. Akibatnya, Guy de Lsignan, Godfrey, Raynald dan Humphrey ditahan oleh Shalahudin al-Ayyubi. Guy de Lusignan dipenjarakan di Dmaskus. Sybilla menulis srat kepada Shalahudin al-Ayyubi agar suaminya dibebaskan. Shalahudin pun membebaskan Guy tahun 1188 M, kemudian diizinkan kembali pada istrinya. Guy dan Sybilla mencari perlindungan di Tirus. Tetapi conrad menolak mereka, akhirnya mereka berkemah di luar tembok kota selama berbulan-bulan. Sybilla akhirnya meninggal karena penyakit epidemi pada musim panas tahun 1190 M bersama anak bungsu perempuan mereka. Kmatian istrinya berakibat buruk pada Guy. Banyaknya pemberontakkan sehingga Guy kehilangan otoritas sebagai raja Jerusalem.                              
Guy de Lusignan meninggal pada tahun 1194 M, dimakamkan di Gereja Templar di Nicosia. Ditimur, Guy dikenal sebagai raja bijaksan yang cinta damai, di barat, ia dihujat karena telah menyerahkan Jerusalem di tangan Muslim. Sehingga ia diibaratkan tokoh lemah, pengecut dan penakut.                                 

            8. Baldwin IV; Raja bertopeng yang paling angkuh                                            
            Adiknya adalah ratu Sybilla of Jerusalem sedangkan keponakannya ialah Bldwin V, Raja Jerusalem yang kelak menggantikannya. Baldwin IV menghabiskan masa mudanay di kerajaan ayahnya (Jerusalem) dan meiliki sedikit kontak dengan ibunya. Bldwin IV didik oleh sejarawan bernama William of Tirus, seseorang yang kemudian menjadi uskup agung Tirus. William menemukan penyakit pada Baldwin IV. Setelah eberapa tahun, nyatalah penyakit itu adalah kusta dan lepra. Baldwin IV harus memakai topeng untuk menutupi wajahnya dan baju ebesarannya menutup seluruh tubunhya.                                           
Ayahnya meninggal pada 1174 M sehingga ia simahkotai sebagai raj pada usia 13 tahun sebagai penderita kusta, Baldwin IV tidak diharapkan untuk memerintah, maka diharapkan kakanya, putri Sybilla dan adiknya, putri Isabella, mengambil posisinya. Posisi Raymond III sebagai raja sementara berhenti pada ulang tahun penobatan Baldwin IV sebagai raja muda. Baldwin IV langsung memepersiapkan pasukan ke Damaskus dan menyerang benteng di sekitar lembah Beqaa, tanpa meratifikasi perjanjian antara Raymond III dengan Shalahudin. Baldwin IV merencanakan serangan terhadap basis kekuatan Shalahudin al-Ayyubi di Mesir. Pada bulan Novembar, Baldwin IV dan Raynald of Chatillon mengalahkan shalahudin al-Ayyubi denagn bantuan satria Tempalar pada pertempuran terkenal di Montgisard.                                                                                                                                               Setelah Shalahudin membalas serangan dalam pertempuran Belvoir Castle tahun 1182 M, mata Baldwin IV buta dan tidak bisa berjalan, diangkatlah Guy sebagai gantinya, namun Baldwin IV tidak senag dengan tindakan Gut sebagai pemimpin. Ekspedisi militer tentara salib hari demi hari terus melemah akibat buruknya kondisi Baldwin IV sekaligus melemahnya Baldwin V dan Raymond dalam mengendalikan kerajaan Jerusalem. Baldwin IV meninggal pada 1185 M, beberapa bulan ssetelah kematian ibunya di Acre. Meskipun seringkali menderita kusta, Balwin mampu mempertahankan dirinya sebagai raja lebih lama daripada yang diharapkan.                                                                                                                                                          
9. Richard the Lion Heart; Panglima terbesar Pasukan salib
                                                                                                                                                Richard lahir pada 8 September 1157 M di Beaumont Palace, sebagai anak dari raja Henry II of England dan Matilda.pada tahun 1169 M, raja Henry II membagi wilayah kerajaan untuk ketga putranya. Henry III akan menjadi raja Inggris dan memiliki kendali atas Anjou, Maine, dan Normandia. Godfrey atas  Brittany dan Richard ats Aquitaine dan Poitiers. Srjak tahun 1180 M hingga 1183 M, terjadi ketegangan antara Henry II dan Richard. Pasalnya, Richard disur jormat pada Henry III sebagai raja muda akhirnya pada tahun 1183 M, ayahnya menginvasi  aquitane terhadap Henry III dan Godfrey namun, Richard dan pasukannnya mampu menahan serangan mereka, konflik berhenti ketika pada juni 1183 M, Henry III meninggal. Pada 6 Juli 1189 M, Henry II meningga dunia dan Richard pun ditahbiskan sbagai raja Inggris pada 20 Juli 1189 M.                                                                  
Usaha Richard yang pertama ialah membasmi pemeluk yahudi Inggris atau memaksa mereka dibabtis sebagai pemeluk kristen. Setelah berhasil mengusir orang yahudi dari daratan Inggris, Richard berkonsentrasi pada perang salib. Richard mulai membuat tentara salib baru yang ia himpun di tanah Eropa, ia rela menghabiskan warisan ayahnya, menjual tanah jajahan dan membebaskan [ara tawanan untuk ikut pernag bersamanya. Akhirnya, Richar berhasil membenuk tentara salib yang tediri atas 4000 tentara bersnjata, 4000 tentara pejalan kaki dan sekitar 100 armada kapal. Tahun 1190 M, Richard dan philip II bersama angkatan perangnya berangkat menuju Jerusalem.                                                                                                   
Pada oktober, bangsa messina memberontak dan menuntut pasukan Richard-Philip pergi. Maka Messina diserang dan ditaklukan oleh Richard pada 4 oktober 1190 M. Pada april 1191 M, Richard dengan armada perangnya meninggalkan Messina untuk meneruskan perjalanannya. Pada 1 Juni Richard berhasil menaklukan seluruh pulau Siprus, Siprus menjadi benteng besar bagi umat kristen hingga pertempuran Lepanto tabun 1971 M. Ia juga menyerang acre pada 8 Juni 1191 M mengetahui berita ini, Shalahudin al-Ayyubi marah dan mengerahkan pasukannya sehingga perang besar terjadi di Acre dimenangkan oleh  Richard. 7 September 1911 M terjadi pernga lagi denagn Shalahudin si arsuf. Peperangan dimenangkan oleh Richard sehingga Ascalon dikuasainya.                                                   
Condrad of Montferrrat yang hendak ditahbiskan sbagai raj ajerusalem meninggal dunia ditangan Hashshashin pada 28 April 1192 M, sehingga Jresalem diambil alih oleh tentara muslim. Richar membuatt perjanjain damai denagn Shalahudain al-Ayyubi, namun halahudin menolak dan bergerak merobohkan benteng Ascalon. Richard menyerang Mesir, namun gagal akhirnya ia meminta perjanjian damai kepada Shalahudin al-Ayyubi denagn ketentuan harus menyerahkan Ascalon. Perjanjiannya adalah gencatan senjata 3 tahun dan meminta akses kehadiran umat kristen ke Jerusalem guna beribadah.

9.       Frederick II
            Frederik lahir di Jesi dekat Ancons, Italia. Ia anak dari kaisar Henry VI dan putri Constance. Ayahnya meninggal, lalu ia dinobatkan sebagai kaisar ibunyalah yang menggantikan posisi suaminya sebagai ratu Sisilia. Frederick II adalah panglima perang tentara salib pada perang salib VI ia merupakan pelindung ilmu pengetahuan dan seni, selain berperang ke Jerusalem, diam-diam ia berusaha mentransfer ilmu pengetahuan muslimin ke Eropa. Pada peride perang salib ia hanya mengrimkan pasukan ke Mesir dibawah komando Lois I, raja Bavaria. Ia terus menunda keberangkatannya ke Jerusalem. Karena desakkan, akhirnya Frederick II memulai ekspedisi perang salib tahun 1228 M. Ia  mengambil jalur tanpa pertumpahan darah diantara kedua belah pihak dan mengambil negosiasi. Ini merupakan strateginya untuk mendapatkan kembali kerajaan Jerussalem. Buktinya, pada 18 Maret 1229 M, Frederick II mengambil alih Jreusalem tanpa pertumphan darah dan Frederick II pun menobatkan diri sebagai raja Jerusalem yang baru.                                                  
Namun ada kendala dalam penobatnya sebagai raja oleh paus. Akhirnya Frederick II menyerang vatikan Roma dan memporakporandakan wilayah kepausan, pihak kepausan pun menyerang balik Frederick II. Sitasi ini berlanjut hingga 1243 M. Frederick II meninggal dunia oleh penyakitnya pada 13 Desember 1250 M di Castel Fiorentino Puglia. Frederick II bersikap keras terhadap kaum kristen sementara ia sangat mendukung dunia sosial muslimin. Kenyelenehannya inilah yang membuat Frederick II dikenang oleh kaum muslimin, dikutuk oleh kaum kristen.

10.  Paus Innocent III; pendendam dan pengucil dari Roma
            Innocent III disebut sebagai salah satu paus yang paling kuat dan berpegaruh dalam sjarah kepausan karena mempunyai kekuasaan kontrol yag kuat terhadap negara kristen di Eropa. Salah satu kebijakan Innocent III ialah menyerukan kepada tentara kristen untuk memulai pernag salib IV mempergunakan kekuasaanya yang laur biasa untuk mengendaliakan dan memanggil tentara bangsa-bangsa Eropa kristen seperti kaum Frank dan Inggris.                                           
            Innocent III memutuskan untuk tidak hanya merebut kota Jeruslae, tetapi juga Syria, Israel, Yordania, dan Plestina dari kekuasaan kaum  muslim. Hal ini merupaka reaksi atas kemengangan tentara muslim dibawah pimpinan Shalahudin al-Ayyubi. Raja, feodal dan bangsawan yang tidakmau tunduk kepadanya dibunuh diam-diam atau dengan penuh konsfiratif dikucilkan. Juga peprnagan internal antara akum kristen Eropa dan kaum Konstantinopel yang memang merupakan musuh bebuyutan antara gereja barat dan timur.
Setelah berangkat ke Jerusalem, tentara perang salib itu langsung menyeranf pemimpin Venesia, Zadar pada tahun 1202 M, agar mereka dapat mempergunakan armada lautnya menuju konstanttinopel. Tentara salib juga menyerang konstantinopel serta mengambil perlangkapan armada kapal, senjata dan angkatan perang kontantinopel. Innocent III merasa sedih apalagi mendengar berita penyeranagn terhadap Byzantium. 15 November 1215 M, innocent III membuka pertemuan Dewan Lateran IV, pertmuan tersebut menghasilakn 70 kebijakan antara lain mendorong rakyat untuk mendirikan lembaga pendidikan dan menetapkan kedudukan rohaniawan lebi tinggi drai kaum awam. Tahun 1217 M, tentara salib yang baru sudah terbenuk dengan mapan , namaun innocent III tiba-tiba meninggal dunia pada 16 Juli 1216 M di Perugia.                 
                                   
11.  Edward I; si Alim dari Inggris, penyulut perang salib jild terakhir
Tahun 1265 M, edward I berperang melawan Simont de Montfort yag memberontak terhaap kerajaan Inggris. Edward I mengalahkan nya 2 tahun kemdian. Ketika inggris menjadi tenang, Edward I ikut ekspedisi perang salib ke Jerusalem. Dalam perjalannyan, tahun 1272 ayahnya meninggal dunis lalu ia pulang ke inggris dan 19 Agustus 1274 M, ia dimahkotai sebagai raja Inggris. Edward I mengadakan ekspedisi ke Jerusalem untuk menunaikan niatnya dalam sebuah upacara sakral pada 24 Juni 1268 M, dengan saudaranya, Edmund dan sepupunya, Henry Almain.                                                                            
Dalam hal ini, mereka menyulut perang salib IX. Selain mereka, terlibat pula Earl of Gloucester, bekas musuh Edward I. Halangan terbesar adalah persoalan dana, raja prancis membantu namun todak juga cukup, Edward menungu hasil pajak rakyatnya. Tentara salib dimaksudkan membantu meringankan kubu kristen yang terkepung di Acre, tapr raja Louis IX mengalihkan ke Tunisia. Namun rencana itu gagal, sebuag epidemi meyerang nyawa Loius IX. Kematian Louis IX memaksa Charles meninggalkan sisilia ke prancis untuk dinaikkan tahta sebagia raja prancis.                                                                                               
Semanjak tahun 1244 M sampai saat itu, kerajaan tersebut masih dikuasai oleh kaum muslim. Adapun pusat kekuatan kerajaan kristen pindah ke Acre. Tentara mulim Mamluk yang dipimpin oleh Baybar setalah menaklukkan Jerusalaem kemudian mengancam Acre. Meskipun pasukan Edward I banyak di banding tentara Baybar, namun mengalahkannya adalah peluang kecil. Akhirnya Edward I meminta bantuan Mongol, sayangnya baikserangna mongol ke aleppo maupun Edward ke Qaqun, kembali gagal. 24 septembermeninggalkan Acre menuju sisilia, ia mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Ia sanagt terpukul dan sedih. Edward I dinobatkan sebagai raja Inggris menggantikan posisi ayahnya.           
Di Inggris, Edward I dihadapkan pada sejumlah kegentingan internal kerajaan Inggris mengenai banyak hal, terutama revolusi administrasi dan hukum, sehingga konsentrasinay terhadap tentara salib sedikit tersita. Ketrkenalan Edward I sebagai salah satu tokoh perrang salib ang dikenag bukanlah karena prestasi dalam menaklukan banyak wilayah kekuasaan tentara muslim, tetapi ia tokoh yang menyulut terjadinya perang salib IX setelah vakum selamm beberapa tahun.

12.  Vlad Dracula III; kesatria saliing paling ‘haus darah’
Sosok dracula tidak bisa dilepaskan dari periode akhir perang salib. Ia dilahirkan ketika terjadi pepernagn antara kerajaan Turki Ustmani denagn kerajaan Hongaria. Dala babakan perang salib, Dracula salah satu panglima tentara salib yang sadis dan ‘haus darah’. Dalam peran inilah, dracula banyak melakukan pembantaian terhadap umat islam. Diperkirakan jumlah korban mencapai 300 ribu umat islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang sangat biadab, yaitu diakar hidup-hidup, diaku kepalanya, dan disula.                
Dracula dilahirkan di Sighisoara, Transylvania pada tahun 1431 M. Ayahnya adalah Vlad Dracula II, raja Wallachia sedangkan ibunya ialah putri Cheajna of Moldovia. Ia memiliki saudara kandung, yaitu Vlad Calugarul dan Radu cel Frumos serta sudara tiri, Mircea. Pada tahun 1436 M, Vlad II digulingkan dari tahtanya oleh pihak oposisinya, tetapi ia dibantu oleh Sultan Murad II dari Ustmani dengan syarat membayar upeti dan mengirimkan kedua putranya sebagai sandera. Di penjara Ustmani, dracula sering dicambuk dan dipukul keran keras kepala. Radu, akhirnya masuk islam dan menjadi anak angkat sultan Murad II. Oleh Mehmed II, anak Murad II, radu ditugaskan memreintah Janissary. Vlad II lebih menyayangi Mircea dan Vlad Calugarul ayahnya juga yang menjalin hubungan baik dengan ustmani.                         
Pihak oposisi yang dipiin raja Hongaria, John Hunyadi, membunuh Vlad II di Balteni Mircea dikubur hidup-hidup. Mencegah jatuhnya kerajaan, Utsmani menyerang Wallachia, dan menempatkan Vlad III sebagi raja. Tak lama kemudian Hunyadi menyerang Wallachia          sehingga Dracula melarikan diri dan meminta perlindungan dengan pamannya, Bogdan II. Oktober 1451 M, Bogdan II dibunuh dan Dracula melarikan diri ke Hongaria. Setelah mengetahui bahwa Dracula membenci Mehmed II, Hunyadi lalu mengangkat Mehmed II sebagai penasihatnya. Setalah menaklukkan konstantinopel, mehmed II menpung ibu koya Hongaria sementara itu, hunyadi meninggal dunia di Serbia, pada saat yang sama Dracula merebut kembali Wallachia dan menjadi raja.
1459 M, paus Pius II menyerukan perang salib melawan ustmani pada kongres mantua antutisme terhadp perang salib hanya Dracula saja. Saat itu pula Mehmed II meminta upeti 10.000 dukatdan 500 pasukan perang untuk ustmani kerana keterlambatan Dracula menyerahkan Wallachia. Namun, ia menolak dan membunuh utusannya denagn cara dipaku kepalanya. Mehmed II marah dan berangkat meryerang Wallachia. Pada misim dingin tahun 1462 M, daracula menghancurkan seluruh wilayah Bulgaria. Denagn cara menyamar sebagai penyusup dan menghancurkan kamp ustmani di sana.
Menanggapi hal itu, Mehmed II memberangkatkan sekitar 60.000 tentara dan 30000 laskar untuk menyerang Wallachia.denagn hanya 40,000 tentra, dracula tidak dapat menghenikan tentara ustmani sehingga mereka menduduki Trgoviste. Pada tahun 1462 M, Mehmed II memerintahkan kepada Radu, kakak Dracula untuk menyerangnya, namun dracula dapat menahannya dan membunuhsekitar 4000 pasukan Radu. Hingga 88 september tahun itu juga, dracula memperoleh tiga kemenangan. Tetapi, peperanagan terus berkecamuk hingga dana perang habis. Ia meminta bantuan kepada Hongaria namun ia dipenjarakan. Secara bertahap, ia mempengaruhi matthias dracula hndak menaklukkan kembali Wallachia, dengn bantuan Wallachia. Ia dan pasukannya menyeberangi Danube ketika di Wallachia terjadi peperangan hebat antara tentara Daracula melawan tentara Mehmed II. Mehmed II mencari cara untuk membunuh Dracula. Mehmed II memperalat budak Dracula untuk mengajak Dracula keluar istana setelah keluar istana, ia disergapp tentara Ustmani. Pada desember 1476 M, Mehmed II memenggal kepala dracula di tepi ddanau Snagov. Kemudian kepalanya di bawa ke istambul dan tubuhnya dikuburkan di gereja snagov tanpa kepala.

1 komentar on "Buku Tokoh-tokoh Perang Salib Paling Fenomenal Oleh Muhammad Ali Fakih"

Zuhria Miftahul Azizah on 11 Desember 2017 pukul 01.26 mengatakan...

Terima kasih edukasinya, Mbak Hestiara

Posting Komentar

 

Little World Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea