Benda Keramat di Universitas Sriwijaya

Bila kita membaca judul post kali ini mungkin mayoritas kita langsung berpikir bahwa judul posting-an di atas berisi tentang benda-benda berbau mistis. Apalagi adminnya yang notabene anak Pendidikan Sejarah, kalian pasti berpikir bahwa posting-an ini merujuk ke hal-hal kuno gitu deh. ya kan??
Kalau anda berpikir demikian berarti anda salah besar, karena benda keramat yang aku maksudkan adalah......
Lanjut yukss...

KARTU PERPUSTAKAAN

taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... KARTU PERPUSTAKAAN
yak cuma selembar kertas berpinil lembut ini. Bagi sebagian kita (mahasiswa) terutama yang merumput (kuliah maksudnya) di Universitas kita tercinta ini, Universitas Sriwijaya, kartu perpustakaan sangat sangat sangaaaaatttlah krusial!! Kayak benda keramat gitu loh!
Nggak berlebihan deh. Selain berfungsi untuk meminjam buku yang ada di perpustakaan, kartu ajaib ini juga merupaka akses untuk masuk ke dunia maya yang gratissssss... hahaha
Yak, semua kita yang kuliah di Universitas ini pasti tau, kalau kartu perpustakaan adalah kartu pass yang bisa digunakan untuk masuk ke Sampurna Corner dan Conoco Philips yang menyediakan akses internet gratis dengan komputer yang lebar-lebar.
Nggak hanya menyediakan akses internet gratis, Sampurna Corner juga bisa jadi tempat yang cozy untuk melepas penat sejenak ketika nggak ada jam kuliah kosong. Ruangan full AC ini juga menyediakan buku bacaan, tabloid, majalah dan novel Harry Potter edisi lengkap. Juga disini disediakan tv dan kita bisa nonton secara gratis tanpa kena marah. Kurang apalagi coba?
Tapiiiiiiiiiiiiiiiiii, jangan terlalu senang. Semua fasilitas itu akan lenyap jika kita tidak punya kartu perpustakaan. Dan aku telah mengalami sendiri dampaknya karena kartu perpusku hilang!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! :'(
Ceritanya, siang ini aku nggak ada jam kuliah. Berhubung matahari sedang semangat-semangatnya bertugas dan ingat modem di kostan yang udah jadi bangkai jadi males mau langsung pulang.
Well, jadi aku sempetin mampir ke Sampurna Corner sebentar. Awalnya sih udah ragu karena kartu perpus punyaku hilang entah kemana, tapi tetap aja masuk dengan P-E-D-E.
Begitu udah masuk, aku lebih memilih pakai laptop sendiri dan mem-play MP3 dan laptop langsung connect to internet.
Mula-mula aman, 5 menit pertama nothing happens-lah. But, I listen, "Kenapa kartu perpusnya cuma satu orangnya segini banyak?" *itu suara penjaga Sampurna" "yang ndak punya kartu ndak boleh masuk!" tambah ibuk penjaga.
Dan mulailah pengunjung yang sadar diri keluar satu-persatu, termasuk juga aku.
and the last pesen aku, jaga bener-bener yaw kartu perpus kalian. Jangan sampai hilang kayak aku. Kalau hilang baru terasa deh betapa berharganya selembar kartu tipis itu :D


NB: just wanna say thanks buat Nyimas Fenny Risva anak FKIP Fisika 2011 untuk pinjeman kartunya dan difoto buat dipajang di blog aku muehehehe :D